Koninklijk Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij

perusahaan asal Hindia Belanda

Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM, bahasa Indonesia: Maskapai Penerbangan Hindia-Belanda Kerajaan) ialah maskapai penerbangan Hindia Belanda.

Koninklijk Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij
Didirikan16 Juli 1928
Mulai beroperasi1 November 1928
Berhenti beroperasi1 Agustus 1947
PenghubungBandara Tjililitan
Kota fokusBandung, Semarang, Medan, Surabaya, Palembang, Banjarmasin
Kantor pusatAmsterdam
Tokoh utamaH. Nieuwenhuis
TH.J. De Bruyn

Perusahaan ini dibentuk pada 16 Juli 1928 sebagai perusahaan independen dan menawarkan layanan terjadwal di seluruh Hindia Belanda, dan ke bagian lain Asia Tenggara juga seperti ke Sydney (lewat Darwin, Cloncurry dan Charleville).

Penerbangan sipil di Hindia Belanda

sunting

Pada awal abad ke 20, setelah diawali dengan penerbangan-penerbangan perintis pertama serta semakin berkembangnya teknologi penerbangan, mendorong sejumlah tokoh penting terutama yang berasal dari kalangan pengusaha besar di Hindia Belanda untuk berpartisipasi dalam kegiatan penerbangan udara sipil yang menunjang kegiatannya.

Salah seorang diantaranya adalah MF Onnen yang mengajukan suatu konsesi mendirikan perusahaan penerbangan sipil kepada pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1908 yang diulangi kembali pada tahun 1919 namun ditolak dengan alasan pemerintah belum percaya akan manfaatnya terutama menyangkut masalah ekonomi perusahaan. Terutama sekali adalah bagaimana dan darimana modal yang diperlukan.

 
Pembukaan jalur udara pertama KNILM dari bandar udara Cililitan (kini Halim Perdanakusuma) di Batavia, menuju Bandung dan Semarang, tahun 1928

Kemudian pada tanggal 25 April 1927, E. Enthoven, komisaris dari perusahaan Deli Maatschappij, atas prakarsanya sendiri menemui menteri urusan jajahan pemerintah Kerajaan Belanda, DR.JC. Koningsberger, menanyakan sampai di mana dan bagaimana pihak swasta terlibat dalam pembangunan di Hindia Belanda termasuk mendirikan perusahaan penerbangan komersial disana.

Selain itu, usaha E. Enthoven didukung kepanitiaan yang beranggotakan Jendral (purn) CJ Snijders, Ir A Wurfban, EA Pan, Kuile dan D.A.Delprat beserta Dr C.J.L Van Aalst, Presiden NHM (Nederland Handel Maatsshaappij) yang membentuk kepanitiaan persiapan yang dinamakan "Panitian Van Aalst" yang kemudian berhasil menghimpun dana sebesar 5 juta Gulden (F 5.0000.0000) dari 32 perusahaan dan pengusaha besar antara lain Admin Kant, Unitas, BAT, Petroleum, MiJ, Birnies espl mij, Cult. Mijder Vorsten Landen, Deli-Batavia Mij, Van Heek & Co, Kon. Paketvaart, MiJ, kon. Weefg.Fbr V/H CT Strork & Co, NHK, Stomv. Mij Nederland, Ver Klatenshe Lult. MiJ, Senembah MiJ dan lain-lain.

Setelah menyusuh berbagai hal yang diperlukan sebagai dasar-dasar dan landasan perusahaan serta perjanjian-perjanjian kerja-sewa selesai disusun bersama pada akhir 1927. Pada tanggal 24 Oktober 1928 tercapai kesepakatan dan penandatanganan persetujuan kerjasama antara pemerintahan Hindia Belanda dengan sebuah perusahaan yang sebelumnya berdiri di Amsterdam, Amesterdam Nederlansch Indische Luchtvaart Maatshapij (NILM) pada tanggal 16 Juli 1928. Untuk mencegah terjadinya kerancuan dengan perusahaan asuransi Nillmij yang sudah beroperasi lebih dahulu, maka predikat Koninklije (Kerajaan) disandang sejak 15 Oktober 1928.

Sebelum beroperasinya KNILM, usaha perintisan penerbangan untuk sipil dilakukan oleh para penerbang militer Hindia Belanda dengan penerbangan ujicoba dengan mengangkut penumpang atau barang. Waktu itu penumpang penerbangan Batavia-Soerabaja (Surabaya) pulang pergi dengan pesawat militer dikenakan biaya sebesar 230 gulden (F 230) di mana salah seorang penumpangnya adalah HGJ Termarsch, inspektur dari Stoomvaart Maatschapij Nederland yang terbang Batavia-Soerabaja pada tanggal 18 September dan kembali pada tanggal 21 September 1927.

Armada pesawat pertama KNILM

sunting

Untuk keperluan operasional KNILM, maka dikirimkan 4 pesawat terbang jenis Fokker, Fokker VII dengan tiga mesin Siddley-Link bertenaga masing-masing 230 tenaga kuda, yang mampu mencapai kecepatan jelajah sekitar 167 km/jam. Keempat pesawat tersebut beregistrasi HN-AFA, HN-AFB, HN-AFC dan HN-AFD. Selanjutnya, tanda registrasi penerbangan sipil Hindia Belanda menggunakan tanda PK yang dilanjutkan hingga kini oleh pemerintah Indonesia sejak kemerdekaannya.

Pesawat ini diawaki dua orang penerbang dengan kapasitas maksimum 80 kg. Tangki bahan bakar 50 kg dan minyak pelumas 40 kg, kapasitas angkut 8 orang dengan bagasi 300 kg. Berat kosong adalah 2.900 kg dan berat keseluruhannya adalah 4.500 kg.

Pelepasan keberangkatan empat pesawat Fokker VII tersebut disaksikan ribuan masyarakat Amsterdam pada tanggal 13 September 1928 dari Bandara Schipol menuju Batavia (Jakarta). Pesawat pertama HN-AFA diawaki pilot GA. Koppen dibantu pilot J. Moll dan ko-pilot Van Heselen, sedangkan HN-AFD oleh pilot J Schott dan ko-pilot Waltman.

Jalur penerbangan yang ditempuh melalui Amsterdam-Nuerenberg-Budapest-Sofia-Istanbul (Konstantinopel)-Aleppo-Baghdad-Bushire-Bandar Abbas-Karachi-Nazirabad-Allahabad-Calcuta (Kolkata)-Rangoon (Yangoon)-Bangkok-Sengora-Medan-Palembang-Batavia. Pesawat HN-AFA dan HN-AFB tanpa banyak kesulitan mendarat di bandara Tjililitan (Sekarang Bandara Halim Perdanakusuma). Sementara pesawat HN-AFC akibat jeleknya landasan pacu di Cavonpore mengalami kerusakan, dan setelah diperbaiki secukupnya melanjutkan penerbangan sampai ke Calcutta. Dari Calcutta, pesawat ini diangkut menggunakan kapal laut menuju Batavia. Tidak ada keterangan mengenai penerbangan pesawat HN-AFD.

Peresmian operasi penerbangan KNILM

sunting

Peresmian operasi penerbangan KNILM dilaksanakan pada tanggal 1 November 1928 dilaksanakan dengan upacara khusus yang disaksikan oleh penduduk Batavia di Bandara Tjililitan[1].

Peresmian dilakukan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda JHR AMR MR ACD De Graef dengan menyingkirkan ganjalan roda sebelah kiri pesawat udara PK-AFB yang merupakan prasasti bertuliskan " OP 1 November 1928 opende zijne excellente gouverneur-general jfr. MR ACD De Graef Deiste Luchtdiensten del KNILM in Nederlandsch-Indie". Usai upacara, pesawat-pesawat tersebut langsung mengudara untuk melakukan penerbangan komersial pertama Batavia-Bandoeng (Bandung) dan Batavia-Semarang pulang-pergi.

Para pimpinan KNILM saat itu adalah H. Nieuwenhuis sebagai kepala dan perwakilan KNILM di Hindia Belanda, TH.J. De Bruyn (Direktur utama Inter Insulair Bedrjf/IIB dan Direktur utama pertama Garuda Indonesia pada masa transisi IIB ke GIA pada awal 1950) sebagai kepala administrasi keuangan, Behege sebagai kepala dinas teknik dan Meal De Jong sebagai handelszaken (Kepala Bagian Niaga).

Daerah operasi dan masa akhir operasional KNILM

sunting

KNILM melaksanakan penerbangan operasional berjadwal di seluruh wilayah Hindia Belanda dan ke bagian lain Asia Tenggara juga seperti ke Sydney (lewat Darwin, Cloncurry dan Charleville).

Dengan pecahnya Perang Pasifik, dan serangan Jepang ke Hindia Belanda, kapal terbang yang tersisa dalam armada KNILM dievakuasi ke Australia di mana semuanya diperoleh militer AS. Termasuk Douglas DC-5, yang mana hanya 5 yang digunakan untuk penerbangan sipil.

Setelah perang, perusahaan ini terus beroperasi namun dilikuidasi sejak 1 Agustus 1947.

Referensi

sunting
  1. ^ Hevi Abu Fauzan. "45 Menit Bandung-Batavia, di Masa Kolonial". www.sejarahbandung.id.