Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma

bandar udara di Indonesia

Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma (IATA: HLPICAO: WIHH) adalah bandar udara di Jakarta, Indonesia. Bandar udara ini juga merupakan markas Komando Operasi Angkatan Udara I yang terletak di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Sejak tanggal 10 Januari 2014, bandar udara ini juga digunakan sebagai bandar udara komersial untuk wilayah Jabodetabekpunjur, awalnya untuk mengalihkan penerbangan dari Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, yang dinilai telah penuh sesak.[1]

Pangkalan Udara TNI AU
Halim Perdanakusuma
Lambang Lanud
NegaraIndonesia Indonesia
CabangTNI Angkatan Udara
Tipe unitLanud Tipe A
PeranPangkalan Angkatan Udara
Bagian dariKomando Operasi Udara I
LanudJakarta
PelindungTentara Nasional Indonesia
MotoPrayatna Kerta Gegana
Situs webwww.tni-au.mil.id
Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma

Halim Perdanakusuma International Airport
Informasi
JenisPublik / Militer
PemilikTentara Nasional Indonesia Angkatan Udara
PengelolaPT. Angkasa Transportindo Selaras (ATS)
MelayaniJabodetabekpunjur
LokasiJakarta Timur, Jakarta, Indonesia
Maskapai penghubung
Maskapai utamaSusi Air
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Ketinggian dpl25 mdpl
Koordinat06°15′59″S 106°53′28″E / 6.26639°S 106.89111°E / -6.26639; 106.89111
Situs webhalimperdanakusuma-airport.co.id
Peta
HLP/WIHH di Jakarta
HLP/WIHH
HLP/WIHH
Lokasi berada di Jakarta, Indonesia
HLP/WIHH di Jawa
HLP/WIHH
HLP/WIHH
HLP/WIHH (Jawa)
HLP/WIHH di Indonesia
HLP/WIHH
HLP/WIHH
HLP/WIHH (Indonesia)
HLP/WIHH di Asia Tenggara
HLP/WIHH
HLP/WIHH
HLP/WIHH (Asia Tenggara)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
06/24 3,000 9,843 Aspal
Statistik (2018)
Penumpang7,400,000
Bekas terminal lama lapangan terbang Cililitan sekitar tahun 1915-1925
Lapangan terbang Clilitan pada tahun 1925
Pesawat Fokker F.VII di lapangan terbang Cililitan (1929)

Sejarah

sunting

Pada abad ke-17, daerah Cililitan merupakan sebuah tanah partikelir yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Tanah tersebut dinamakan Tandjoeng Ost. Kemudian sekitar tahun 1924, sebagian tanah perkebunan karet tersebut dijadikan sebuah lapangan terbang pertama di kota Batavia. Lapangan terbang tesebut dinamakan Vliegveld Tjililitan (Lapangan Terbang Tjililitan) dan terletak di wilayah Meester Cornelis. Pada tahun yang sama, lapangan terbang ini menerima kedatangan pesawat dari Amsterdam yang kemudian menjadi penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda. Sebelum mendarat di Cililitan, pesawat Fokker ini memerlukan waktu cukup lama di perjalanan. Karena pernah jatuh dan mengalami kerusakan di Yugoslavia (sekarang Serbia) hingga harus didatangkan suku cadang dari pabriknya di Amsterdam.[2]

Lapangan terbang ini juga turut andil dalam peresmian Bandar Udara Internasional Kemayoran yaitu dengan cara menerbangkan pesawat berjenis Douglas DC-3 menuju Kemayoran yang baru saja diresmikan.[3]

Pada tanggal 20 Juni 1950, Belanda sepenuhnya menyerahkan lapangan terbang ini kepada pemerintah Indonesia. Ketika itu lapangan terbang ini langsung dipegang oleh AURI dan dijadikan pangkalan udara militer. Kemudian bertepatan dengan 17 Agustus 1952, lapangan terbang ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk mengenang almarhum Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya.[4]

Di samping sebagai pangkalan militer, Halim juga digunakan sebagai bandar udara sipil utama di kota Jakarta bersamaan dengan Kemayoran. Pada tahun 1974, bandar udara ini harus berbagi penerbangan internasional dengan Kemayoran karena padatnya jadwal penerbangan di sana. Halim juga sempat ditunjuk menggantikan peranan Kemayoran yang semakin padat. Namun hasilnya justru tertuju kepada pembangunan sebuah bandar udara baru di daerah Cengkareng. Kelak bandar udara tersebut dinamakan Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta. Setelah Kemayoran ditutup, Bandar Udara Halim Perdanakusuma mulai mengurangi jadwal penerbangan sipil untuk berfokus guna kepentingan militer. Namun pada tahun 2013, Halim memberikan 60 slot/jam untuk penerbangan berjadwal domestik maupun internasional. Hal tersebut dikarenakan untuk mengurangi padatnya jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.[5] Pada 26 Januari 2022, Bandara Halim ditutup sementara untuk direvitalisasi selama 3.5 Bulan. Untuk sementara waktu, seluruh penerbangan dari Bandar Udara ini dialihkan ke Soetta. Pada 13 Juli 2022 Bandara Halim di buka hanya untuk militer dan Pesawat TNI AU VVIP karena buat Tamu Negara, Komersial dan juga Cargo belum selesai revitalisasi Gedung Terminalnya. Pada 1 September 2022 Bandara Halim di buka penerbangan komersial pertama yaitu Citilink dan Pesawat jet pribadi sudah kembali ke bandara halim perdanakusuma, pada 6 September 2022 Batik Air sudah kembali ke bandara halim perdanakusuma.

Perubahan Nama Pangkalan

sunting

Bertepatan dengan peringatan HUT ke-7 RI, Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 76/48/Pen.2/KS/52 tanggal 17 Agustus 1952, yang berisi tentang perubahan nama-nama lapangan udara militer terbesar. Nama pangkalan udara yang lama diubah dengan nama para pelopor Angkatan Udara sebagai tanda penghargaan dan penghormatan atas pengorbanan dan jasa-jasa mereka dalam menegakkan kemerdekaan RI umumnya dan AURI khususnya. Tokoh-tokoh yang diabadikan adalah Komodor Muda Udara Anumerta Agustinus Adisutjipto menggantikan nama Pangkalan Udara Maguwo (Yogyakarta), Komodor Muda Udara Anumerta Prof. DR. Abdulrachman Saleh menggantikan nama Pangkalan Udara Bugis (Malang), Komodor Muda Udara Anumerta Halim Perdanakusuma menggantikan nama Pangkalan Udara Tjililitan (Jakarta), dan Opsir Udara I Anumerta Husein Sastranegara menggantikan nama Pangkalan Udara Andir (Bandung).

Maskapai Penerbangan dan Tujuan

sunting

Terminal penumpang

sunting

Berikut adalah destinasi maskapai berjadwal reguler dan charter dari dan menuju Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma

MaskapaiTujuan
Batik Air Denpasar, Malang, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Samarinda, Semarang, Solo, Surabaya, Yogyakarta-Internasional
Citilink Balikpapan, Denpasar, Malang, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Semarang, Silangit, Solo, Surabaya, Yogyakarta–Adisutjipto
Garuda IndonesiaMedan, Padang, Surabaya
Travira AirMatak
Trigana Air ServiceDepati Amir, Pontianak
Suba Air PerdanaKuala Lumpur-Subang
WiraCochin
Susi Air Bandung, Pangandaran
MaskapaiTujuan
Airnesia Royal Cargo Bali, Balikpapan, Banda Aceh, Banjarmasin, Gorontalo, Kendari, Makassar, Manado, Medan, Palangkaraya, Palu, Pangkal Pinang, Penang, Pontianak, Surabaya, Tanjung Pinang, Ternate
Asia Cargo Airlines Balikpapan, Singapura
Cardig Air Balikpapan, Singapura
Tri-MG Airlines Pontianak

Satuan

sunting

Transportasi darat

sunting

Bus kota

sunting

Berikut adalah rute angkutan umum yang melayani Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
Mikrotrans Transjakarta[6] JAK 20 Cawang UKI–Lubang Buaya
JAK 21 PGC Dalam–Dwikora
JAK 75 Bandara Halim Perdanakusuma–Kampung Pulo via Cililitan
Shuttle DAMRI Bandara Halim Perdanakusuma-Botani Square, Bogor
T-Shuttle Bandara Halim Perdanakusuma-Stasiun Halim

Komandan Lanud Halim Perdanakusuma

sunting
  1. Kapten Iskandar (1950–1951)
  2. Kapten Moeharto (1951–1952)
  3. Kapten Jacub (1952–1956)
  4. Kapten Adm Abasuki (1956–1958)
  5. Letkol Noorsain (1958–1961)
  6. Letkol Pnb Bill Sukanto (1961–1963)
  7. Letkol Pnb Susanto (1963–1965)
  8. Kolonel Pnb Wisnu Djajengminardo (1965–1966)⭐⭐⭐
  9. Kolonel Pnb Roesman Noerjadin (1966–1968)⭐⭐
  10. Kolonel Pnb Sukardi (1968–1970)⭐⭐⭐⭐
  11. Kolonel Pnb Slamet Noer Prapto (1970–1973)
  12. Kolonel Pnb Soejitno (1973–1975)
  13. Kolonel Pnb A. Umar Safiudin (1975–1977)
  14. Marsma TNI Siboen Dipoatmodjo (1977–1981)⭐⭐⭐⭐
  15. Marsma TNI Suparman Natawikarta (1981–1983)⭐⭐
  16. Marsma TNI Hardadi M.S. (1983–1986)⭐
  17. Marsma TNI Djauhari (1986–1989)⭐
  18. Marsma TNI Tjokong Tarigan Sibero, S.E., MBA. (1989–1990)⭐⭐
  19. Marsma TNI Sudiarso, S.E. (1990–1991)⭐⭐
  20. Marsma TNI M. Amin Kahar (1991–1992)⭐
  21. Marsma TNI Sutria Tubagus, S.Ip (1992–1994)⭐⭐⭐⭐
  22. Marsma TNI Iskak Kurmanto, S.Ip. (1994–1996)⭐⭐
  23. Marsma TNI Abdullah Syirat, S.E., S.Ip. (1996–1997)⭐⭐
  24. Marsma TNI Mulyanto Djojoadikusumo (1997–1998)⭐⭐
  25. Marsma TNI Teddy Sumarno, S.E. (1998–1999)⭐⭐
  26. Marsma TNI Iwan Sidi, S.Ip. (1999–2001)⭐⭐
  27. Marsma TNI Eko Edi Santoso, S.Ip. (2001–2002)⭐⭐
  28. Marsma TNI Erry Biatmoko (2002–2004)⭐⭐
  29. Marsma TNI Sukirno KS, S.E., M.M. (2004–2005)⭐⭐⭐
  30. Marsma TNI Amirulloh Amin (2005–2007)⭐⭐
  31. Marsma TNI Boy Syahril Qamar, S.E. (2007–2009)⭐⭐⭐
  32. Marsma TNI Bagus Puruhito, S.E., M.M. (2009–2010)⭐⭐⭐
  33. Marsma TNI M. Nurullah, S.Ip., M.M. (2010–2013)⭐⭐
  34. Marsma TNI DR. (Can) Asep Adang Supriyadi, S.E., M.M. (2013–2013)⭐⭐
  35. Marsma TNI Sri Pulung Dwatmatsu, S.E., M.Mgt.Studt. (2013–2015)⭐⭐
  36. Marsma TNI Umar Sugeng Hariyono, S.Ip., S.E., M.M. (2015–2016)⭐⭐
  37. Marsma TNI Sri Mulyo Handoko, S.Ip, M.AP. (2016)⭐⭐
  38. Marsma TNI Fadjar Prasetyo, S.E., MPP. (2016–2018)⭐⭐⭐⭐
  39. Marsma TNI Mohamad Tonny Harjono (2018–2020)⭐⭐⭐⭐️
  40. Marsma TNI Dr. Ir. Purwoko Aji Prabowo, M.M., M.D.S. (2020–2021)⭐⭐
  41. Marsma TNI Bambang Gunarto, S.T., M.M., M.Sc. (2021–2022)⭐⭐
  42. Marsma TNI Adrian P. Damanik (2022–2023)⭐
  43. Marsma TNI Destianto Nugroho Utomo, S.T., M.Han. (2023—2024)⭐
  44. Marsma TNI Muzafar (2024—sekarang)⭐

Catatan kaki

sunting

Pranala luar

sunting