LOT Penerbangan 5055
LOT Polish Airlines Penerbangan 5055 adalah sebuah pesawat Ilyushin Il-62M milik maskapai penerbangan Polandia, LOT, yang jatuh di Hutan Kabaty di luar kota Warsawa. Pesawat ini dinamai Tadeusz Kościuszko, seorang pejuang Polandia pada abad ke-18. (2 pesawat Il-62 LOT memakai nama ini, yang satu, adalah Il-62 yang dibeli tahun 1971, beregistrasi SP-LAB, yang kedua, yang merupakan pesawat naas tersebut, adalah Il-62M yang dibeli tahun 1984.). Kecelakaan ini merupakan kecelakaan pesawat terburuk tahun 1987 dan kecelakaan pesawat terburuk di Polandia.
Ringkasan insiden | |
---|---|
Tanggal | 9 Mei 1987 |
Ringkasan | Kegagalan mesin , kebakaran dalam penerbangan, kehilangan kontrol |
Lokasi | Warsawa, Polandia |
Penumpang | 172 |
Awak | 11 |
Cedera | 0 |
Tewas | 183 (seluruhnya) |
Selamat | 0 |
Jenis pesawat | Ilyushin Il-62M |
Operator | LOT Polish Airlines |
Registrasi | SP-LBG |
Asal | Bandar Udara Frédéric Chopin Warsawa, Poland (WAW/EPWA) |
Tujuan | Bandar Udara Internasional John F. Kennedy, New York (JFK/KJFK) |
Latar belakang penyebab kecelakaan
suntingSetelah jatuhnya pesawat Il-62 SP-LAA (LOT Penerbangan 007), LOT Polish Airlines menggantikannya dengan versi Il-62 yang lebih modern dan lebih berkemampuan, Il-62M. Salah satu kelebihannya adalah mesin baru (Soloviev D-30 menggantikan Kuznetsov NK-8), tetapi kedua mesin ini memiliki titik kritis yang sama - turbin tekanan rendah dan desain mesin yang hampir sama.
Menurut komisi khusus bentukan pemerintah Polandia, kecelakaan ini disebabkan rusaknya shaft (poros mesin) akibat kegagalan bantalan poros (roller bearing) yang terlepas dan mengakibatkan mesin (tepatnya pada mesin nomor 2; kiri dalam) memanas akibat gesekan yang besar, yang akhirnya meledak dan merusak kontrol pesawat seluruhnya, terutama di elevator, kebakaran dalam ruang kargo (tidak terdeteksi akibat rusaknya alarm asap di pesawat tersebut), serta kegagalan elektrikal pesawat yang disebabkan kerusakan elevator.
Bantalan poros yang rusak tersebut sebenarnya memiliki 26 rol putar, namun dalam mesin itu hanya ada 13 rol, setengah dari jumlah yang seharusnya. Ini disebabkan terlambatnya suplai rol-rol tersebut dari pabrik pembuatnya, tetapi karena kontrak pembelian harus segera dipenuhi, maka bantalan yang sebenarnya belum selesai itu tetap dibuat dan mesin (beserta pesawat) pun tetap dibangun. Jumlah rol yang tidak sesuai spesifikasi ini mengurangi kemampuan putar. Untuk menyiasatinya, rol-rol tersebut ditambahkan 3 lubang untuk pelumasan - langkah ini melanggar rekomendasi teknik pabrik pembuat. Namun, ini menyebabkan setelah beberapa ribu jam operasi, bantalan ini dapat berubah menjadi bantalan geser, yang sangat mudah memanas akibat gesekan. Panas tinggi inilah yang merusak mesin secara keseluruhan.
Kecelakaan dan kru
suntingPenerbangan 5055 berangkat dari Bandara Okecie, Warsawa (sekarang Bandar Udara Frederic Chopin) pukul 10:18 pagi waktu setempat dengan tujuan New York dan akan menjelajahi ketinggian 31,000 kaki dan arah ke VOR Grudziadz di ketinggian 26,000 kaki.
Penerbangan ini dipimpin oleh Kapten Zygmunt Pawlaczyk,berusia 59 tahun, dengan 19745 jam terbang (5542 jam dengan Ilyushin-62), dan kapten sejak 11 Mei 1978. Kopilotnya adalah Leopold Karcher, Mekanik udaranya adalah Wojciech Kłossek, operator radio adalah Leszek Bogdan dan Ryszard Chmielewski berada di kokpit sebagai instruktur mekanik udara dan bertugas mengamati kinerja Wojciech Kłossek sebagai mekanik udara. Ia sebenarnya dijadwalkan bertugas dalam Penerbangan 007 7 tahun sebelumnya namun ia bertukar giliran dengan koleganya.
Kepala pramugarinya adalah Maria Berger-Sanderska, Hanna Chęcińska (yang duduk di kursi dekat mesin — ketika mesin meledak dan dekompresi terjadi, ia tak sadarkan diri akibat dekompresi dan terbakar atau tersedot keluar pesawat, jenazahnya tidak pernah ditemukan), Małgorzata Ostrowska, Beata Płonka dan Jolanta Potyra.
Setelah lepas landas, pesawat ini diperintahkan oleh ATC untuk naik ke ketinggian 6000 kaki secepat mungkin karena rute yang dilalui dekat dengan rute latihan militer Angkatan Udara Polandia saat itu. Mereka pun melakukan daya dorong maksimum untuk naik. Namun, 9 menit setelah itu, bantalan yang rusak tersebut memanas dan mengakibatkan mesin nomor 2 meledak, merusak bantalan poros, poros mesin serta turbin mesin. Potongan yang terlepas merusak bagian elevator (kecuali trim vertikal) mesin nomor 1 (kiri luar) serta bagian badan, yang mengakibatkan dekompresi (seperti dalam Penerbangan 007 7 tahun lalu). Salah satu bagian (yang terbakar) merusak salah satu ruang kargo dan mengakibatkan kebakaran.
Menyadari pesawat dalam keadaan gawat, kru mencoba mendarat darurat, mula-mula di Gdansk namun tidak memungkinkan akibat ketiadaan waktu membuang bahan bakar. Percobaan membuang bahan bakar dilakukan, tetapi gagal karena kerusakan elektrikal mengakibatkan sistem pembuangan tidak berfungsi. Kru pun mencoba mendarat di bandara militer di Modlin, meskipun tidak memiliki peralatan darurat seperti Warsawa namun cukup untuk didarati Ilyushin Il-62, tetapi dibatalkan dan kru terus terbang ke Warsawa (beberapa sumber menyatakan ATC Modlin tidak mengizinkan pesawat ini mendarat di bandara tersebut karena peraturan setempat melarang pesawat sipil mendarat di bandara militer). Namun sumber lain menyatakan bahwa akibat rusaknya kabel listrik, sistem alarm kebakaran praktis tidak bekerja. Pukul 10:53 waktu setempat, ruang kargo yang terbakar (ditambah dengan uap bahan bakar yang masuk ke ruang kargo akibat bocornya tanki yang disebabkan hantaman potongan turbin) meledak.
Kru mencoba mendarat di Warsawa dari arah selatan (karena angin kuat) dan berbelok, manuver ini merusak kontrol pesawat seluruhnya (trim vertikal akhirnya rusak dan terbakar oleh api yang menyebar). Ketika pesawat melewati kota Piaseczno, pesawat menukik tajam dengan sayap berbelok ke kiri 11 derajat, dan jatuh ke hutan, 5700 kilometer dari bandara Warsawa dan hancur berkeping-keping dalam kobaran api.
Dari perekam suara kokpit, kata-kata terakhir sebelum jatuhnya pesawat ini (pukul 11:12:13) adalah "Dobranoc! Do widzenia! Cześć, giniemy!" (Bahasa Indonesia: Selamat tinggal, Kami akan mati!). Seluruh 172 penumpang (temasuk 1 balita; 17 penumpang berasal dari Amerika Serikat) tewas.
Pasca kecelakaan
suntingPemerintah memberlakukan berkabung nasional selama 2 hari setelah kejadian ini. Pemimpin-pemimpin dunia menyatakan dukacita mendalam atas kejadian ini (termasuk Paus Yohanes Paulus II, yang sebenarnya juga orang Polandia). Laporan investigasi pun dikirim ke Uni Soviet pasca kejadian ini. Isinya adalah perbaikan ruang kargo (menjadi tidak mudah terbakar), sistem kontrol, mesin, dan sistem alarm asap. Setelah Revolusi Polandia tahun 1989, LOT Polish Airlines menjual semua Il-62nya dan menggunakan Boeing 767 untuk rute transatlantik mereka.