Lasiwen pucuk-pisang

Lasiwen Pucuk-pisang
Lasiwen pucuk-pisang (Myotis muricola)
dari Jabranti, Karangkancana, Kuningan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. muricola
Nama binomial
Myotis muricola
(Gray, 1846)
Subspesies

Lihat teks

Lasiwen pucuk-pisang atau lasiwen biasa (Myotis muricola) adalah sebuah spesies kelelawar anggota suku Vespertilionidae. Kelelawar pemakan serangga ini hidup tersebar luas mulai dari Pakistan bagian utara, Kashmir, India utara, Nepal, Burma, hingga Cina selatan (Yunnan, Sichuan, Fujian), Taiwan, ke selatan: Vietnam, Laos, Thailand, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, dan Ambon), serta Filipina (Luzon, Mindanao). Juga tercatat dari Afganistan dan Tibet selatan.[1] Dalam bahasa Inggris kampret ini dikenal sebagai Whiskered Myotis atau Nepalese Whiskered Myotis.

Lokasi tipe M. muricola adalah Nepal.

Pengenalan

sunting

Kampret bertubuh kecil, dengan panjang lengan bawah antara 30,1–37,0 mm, kaki belakang 5,7–7,2 mm, dan ekor 35,7–43,4 mm. Kaki belakang (termasuk cakar): betis < 1/2.[2]

Tubuh bagian atas (sisi punggung) coklat sampai abu-abu dengan dasar gelap, bagian bawah (sisi perut) putih bungalan melebar dengan ujung abu-abu pucat. Telinga cukup panjang, dengan tragus ramping, melengkung ke depan dan menyempit tumpul. Kaki kecil, membran sayapnya menempel pada pangkal jari kaki. Gigi taring atas jauh lebih panjang daripada geraham depan atas posterior.[3]

Habitat dan ekologi

sunting

M. muricola bersifat nokturnal dan pemakan serangga (insektivora). Kelelawar ini terutama aktif mengejar mangsa pada dua jam setelah gelap dan sebelum fajar, yakni saat-saat aktifnya banyak jenis serangga malam[4]

Di siang hari, kelelawar ini tidur di dalam gulungan daun pisang muda.[3] Akan tetapi di Thailand, lasiwen ini diketahui biasa bertengger dalam gua-gua di hutan primer.[5]

Selanjutnya Lekagul dan McNeely juga menyebutkan bahwa lasiwen pucuk-pisang ini biasanya membentuk koloni besar, hingga ribuan ekor. Induk lasiwen melahirkan seekor anak (jarang dua) setelah hamil selama 50–70 hari. Kelelawar ini berbiak di sepanjang tahun, dengan puncaknya di sekitar bulan April dan Mei (di Malaya). Anak-anak lasiwen pucuk-pisang menjadi dewasa di sekitar usia 1 tahun, dan hidup rata-rata hingga 6-7 tahun; dengan kekecualian hingga 18½ tahun.[5]

Anak jenis

sunting

Ada beberapa anak jenisnya, misalnya:[6]

  • Myotis m. muricola, menyebar di Sumatra, Jawa, Bali, Sipora. Juga di Kalimantan.[3]
  • Myotis m. browni, di Sulawesi dan Filipina.
  • Myotis m. niasensis, di P. Nias.

Catatan taksonomis

sunting

Sebelumnya, M. muricola dianggap sebagai anak jenis dari Myotis mystacinus (misalnya, Lekagul and McNeely 1977). M. muricola kemungkinan merupakan kompleks dari beberapa spesies yang bermiripan.[7]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Corbet, G.B. & J.E. Hill. 1992. The Mammals of The Indomalayan Region: a systematic review. Nat. Hist. Mus. Publ. – Oxford Univ. Press. p. 123
  2. ^ Suyanto, A.. 2001. Kelelawar di Indonesia. Puslitbang Biologi – LIPI. Hal. 77
  3. ^ a b c Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. The Sabah Society, Wildlife Conservation Society dan World Wildlife Fund Malaysia. Hal. 211 dan 214
  4. ^ Richardson, P. 1993. Bats. London: Whittet Books.
  5. ^ a b Lekagul, B, & J.A. McNeely. 1977. Mammals of Thailand. Sahankarnbhat, Bangkok. p. 194
  6. ^ Flannery, T. 1995. Mammals of the South-West Pacific & Moluccan Islands. Reed Book, Chatswood NSW. p.385
  7. ^ Bates, P., G. Csorba, S. Bumrungsri, T. Kingston, C. Francis, G. Rosell-Ambal, B. Tabaranza, L. Heaney, S. Molur & C. Srinivasulu. 2008. Myotis muricola. In: IUCN 2010. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2010.3. Diakses pada 21 September 2010.