Legiun Pakualaman adalah korps angkatan bersenjata Kadipaten Pakualaman yang dibentuk pada tahun 1813, yaitu pada zaman Paku Alam I bertahta.[1] Pasukan ini awalnya dibentuk selain sebagai lambang kebanggaan dari kadipaten yang baru terbentuk itu, tetapi juga sebagai pasukan cadangan bagi pemerintah kolonial Inggris, dan juga Belanda.[1][2]

Paku Alam IV (1841-1878), dalam seragam militer sebagai pemimpin tituler Legiun Pakualaman

Legiun ini dilatih dengan dengan berbagai taktik perang, persenjataan, dan perpangkatan gaya Eropa. Pelatihannya diberikan oleh para instruktur Eropa, serta anggota pasukan mendapatkan uang saku pula dari pemerintah kolonial.[1] Anggota pasukan direkut dari orang-orang pribumi penduduk kadipaten, dengan komandan legiun adalah bangsawan Pakualaman yang diberikan pangkat Majoor atau Kolonel.[1] Para Adipati Paku Alam yang bertahta, otomatis mendapatkan pangkat tituler Kolonel atau Letnan Kolonel.[1]

Pada awal pembentukan dan selama masa pemerintahan kolonial Inggris, pasukan Legiun Pakualaman berjumlah 100 orang pasukan berkuda ringan (dragonder).[1] Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, pasukan Legiun ini berubah menjadi 50 orang pasukan berkuda dan 100 orang pasukan infanteri.[1] Jumlah pasukan terbesar terjadi pada masa Paku Alam IV bertahta, yang pada tahun 1870 mengembangkannya menjadi satu kompi pasukan kavaleri dan setengah batalyon pasukan infanteri.[1]

Legiun Pakualaman juga berpartisipasi dalam Perang Aceh, tetapi kurang memenuhi harapan Belanda.[3] Legiun ini dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1892, yaitu pada zaman Paku Alam V bertahta, yang berdasarkan Gouvernement Besluit 19 Agustus 1891, No. 12.[1] Para anggota Legiun yang muda dan sehat mendapat tawaran bergabung dengan Tentara Hindia Belanda, sementara yang tidak diterima bergabung lalu ditawari menjadi abdi dalem punakawan pura.[1]

Setelah 48 tahun berlalu, pada tahun 1940 dibentuklah Legiun Pakualaman kedua,[4] yang berfungsi sebagai pasukan Pura Pakualaman, tetapi dibubarkan kembali pada 1942 seiring jatuhnya Hindia Belanda kepada pemerintah kolonial Jepang.[5]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j Mahfudhoh, Annisaul (2016). "Dinamika Legiun Pakualaman Pada Masa Paku Alam V Tahun 1872-1892". e-journal. Universitas Negeri Yogyakarta. 
  2. ^ Tunggadewa, Timur Sri Muhammad (2009). "Legiun Pakualaman Yogyakarta 1813-1892". 
  3. ^ Poerwokoesoemo, Soedarisman (K.P.H.) (1985). Kadipaten Pakualaman. Gadjah Mada University Press. hlm. 236. 
  4. ^ "Pakualaman Arms". www.hubert-herald.nl. Diakses tanggal 2017-08-23. 
  5. ^ Suhatno (1983). Frof. [i.e. Prof.] Dr. R. Sutejo: hasil karya dan pengabdiannya. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.