Legiun Romawi

Unit militer utama dalam angkatan bersenjata Kekaisaran Romawi
(Dialihkan dari Legiun romawi)

Legiun Romawi (Latin: legio, jamak legiones) adalah unit militer utama dalam angkatan bersenjata Kekaisaran Romawi. Legiun terdiri dari infanteri berat yang dilengkapi dengan senjata dan perisai, yang didukung oleh pasukan berkuda dan unit tambahan lainnya. Selama lebih dari seribu tahun, dari masa Republik Romawi hingga akhir Kekaisaran Romawi, legiun memainkan peran penting dalam ekspansi dan pertahanan wilayah Romawi.[1]

Legiun Romawi

Sejarah Legiun Romawi

sunting
  1. Periode Kerajaan Romawi (753–509 SM): Selama masa Kerajaan Romawi, tentara Romawi masih dalam tahap perkembangan dan legiun belum terorganisir sepenuhnya seperti yang dikenal di kemudian hari. Pada periode ini, legiun lebih bersifat milisi kota yang dipimpin oleh raja Romawi. Tugas utama mereka adalah mempertahankan Roma dari serangan luar.
  2. Periode Republik Romawi (509–27 SM): Pada masa Republik Romawi, legiun berkembang menjadi unit yang lebih formal dan profesional. Setiap legiun terdiri dari sekitar 4.000 hingga 6.000 prajurit infanteri dan dilengkapi dengan sejumlah kecil pasukan berkuda. Struktur legiun mulai mengadopsi organisasi yang lebih baik dengan pembagian menjadi cohortes (kohort), centuriae (centuria), dan manipuli (manipulus). Prajurit legiun selama periode ini adalah warga negara Romawi yang diwajibkan untuk bertugas dalam waktu tertentu.
  3. Periode Kekaisaran Romawi (27 SM–476 M): Pada masa Kekaisaran Romawi, legiun berkembang menjadi pasukan yang lebih profesional dan permanen. Setiap legiun memiliki standar dan lambang sendiri yang mencerminkan identitas mereka. Pada masa Kaisar Augustus, jumlah legiun distabilkan pada sekitar 28 legiun yang tersebar di seluruh kekaisaran. Legiun bertugas tidak hanya dalam pertempuran tetapi juga dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan tembok pertahanan.

Struktur Legiun Romawi

sunting
  1. Ukuran dan Komposisi: Legiun biasanya terdiri dari sekitar 5.000–6.000 prajurit infanteri berat. Struktur internalnya terdiri dari 10 kohort, yang masing-masing dibagi lagi menjadi 6 centuria. Setiap centuria dipimpin oleh seorang centurion, yang merupakan perwira paling penting di dalam legiun setelah komandan legiun. Selain infanteri, setiap legiun memiliki pasukan pendukung, termasuk unit kaveleri (ala) dan unit ringan yang dikenal sebagai velites.
  2. Komando dan Panglima: Komando tertinggi legiun berada di tangan seorang legatus, yang biasanya merupakan orang yang dipilih oleh Kaisar Romawi. Di bawahnya, ada tribuni yang bertanggung jawab atas administrasi dan pelatihan legiun. Centurion adalah tulang punggung dari legiun, yang memimpin pasukan di garis depan pertempuran dan bertanggung jawab atas disiplin di dalam pasukan.

Pelatihan dan Disiplin

sunting

Pelatihan prajurit legiun sangat intensif dan mencakup berbagai teknik pertempuran, latihan fisik, dan pelatihan membangun perkemahan militer. Disiplin sangat ditekankan dalam legiun, dengan hukuman berat bagi prajurit yang gagal dalam tugas mereka atau melanggar aturan. Salah satu bentuk hukuman paling terkenal adalah decimatio, di mana satu dari sepuluh prajurit dipilih untuk dieksekusi sebagai bentuk hukuman kolektif bagi unit yang dianggap gagal.

Senjata dan Peralatan

sunting

Prajurit legiun biasanya dipersenjatai dengan gladius (pedang pendek), pilum (tombak), dan dilengkapi dengan scutum (perisai besar). Mereka juga memakai lorica segmentata (baju zirah berlapis) dan helm besi. Selain itu, setiap prajurit membawa peralatan untuk membangun perkemahan, seperti cangkul, pasak tenda, dan alat-alat lainnya. Perlengkapan standar ini memungkinkan prajurit legiun untuk beroperasi secara mandiri dalam waktu lama di lapangan.

Taktik dan Formasi

sunting

Legiun Romawi terkenal karena fleksibilitas dan formasi pertempurannya yang efektif. Salah satu formasi paling terkenal adalah formasi testudo (kura-kura), di mana prajurit legiun membentuk barisan perisai yang saling melindungi dari serangan musuh, terutama serangan panah. Selain itu, legiun juga menggunakan formasi baris yang memungkinkan pergantian prajurit di garis depan selama pertempuran, menjaga stamina dan efisiensi tempur.

Peran Legiun dalam Ekspansi Romawi

sunting

Legiun Romawi memainkan peran kunci dalam penaklukan dan ekspansi Kekaisaran Romawi. Mereka tidak hanya bertempur di Eropa, tetapi juga di Afrika Utara dan Asia Barat. Kemenangan di bawah komando para jenderal seperti Julius Caesar di Galia, Scipio Africanus di Kartago, dan Trajan di Dacia membantu memperluas wilayah Romawi ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Akhir dari Legiun Romawi

sunting

Seiring berjalannya waktu, terutama pada masa akhir Kekaisaran Romawi Barat, legiun mulai mengalami kemunduran. Perekrutan semakin bergantung pada tentara bayaran non-Romawi, dan profesionalisme pasukan menurun. Serangkaian invasi oleh suku-suku barbar dan krisis internal di Kekaisaran mempercepat keruntuhan legiun sebagai kekuatan tempur yang dominan. Pada abad ke-5 M, legiun Romawi secara efektif tidak lagi ada, meskipun bayangan dari struktur mereka tetap hidup dalam militer Bizantium.

Referensi

sunting
  1. ^ "Legion | History, Structure & Significance | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). 2024-08-16. Diakses tanggal 2024-08-24. 
  • Goldsworthy, Adrian (2003). The Complete Roman Army. Thames & Hudson.
  • Keppie, Lawrence (1998). The Making of the Roman Army: From Republic to Empire. Barnes & Noble.
  • Webster, Graham (1998). The Roman Imperial Army. University of Oklahoma Press.

Pranala luar

sunting