Masjid Istighfar

masjid di Indonesia

Masjid Istighfar adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Kota Padang, Sumatera Barat. Masjid ini didirikan sekitar tahun 1905 atas prakarsa Syekh Khatib Muhammad Ali, salah seorang ulama yang turut berperan dalam pendirian Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Canduang, Kabupaten Agam. Lokasinya berada di tengah-tengah permukiman warga di salah satu sudut Jalan Parak Gadang, Kelurahan Ganting Parak Gadang, Kecamatan Padang Timur.[1][2]

Masjid Istighfar
Masjid Istighfar
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiJalan Parak Gadang, Kelurahan Ganting Parak Gadang, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Peletakan batu pertama1905
Kubah1

Sebagai salah satu masjid tertua di Kota Padang, konstruksi Masjid Istighfar relatif kuat. Ketika masjid-masjid lain mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang sering terjadi di Padang, masjid ini cenderung aman, walaupun sedikit banyak tetap ada kerusakan di beberapa tempat. Masjid ini dibangun menggunakan material batu-bata, pasir, semen, dan kayu-kayu keras yang didatangkan dari luar Padang. Pembangunannya sendiri dikerjakan bergotong royong oleh masyarakat setempat. Bentuk bangunan yang asli masih tetap dipertahankan sampai sekarang, walaupun pada beberapa bagian ada yang sudah rusak dan mengalami perbaiakan.

Sejarah sunting

Berkas:Masjid Istighfar.gif
Gambar lama Masjid Istighfar

Sekembalinya dari menuntut ilmu agama di Mekkah pada tahun 1905, Syekh Khatib Muhammad Ali mendirikan sebuah masjid yang cukup besar di tepi Batang Arau. Masjid ini dibangun seadanya, menggunakan bahan-bahan kayu, sedikit material pasir dan bebatuan, dengan atap terbuat dari rumbia. Seperti masjid-masjid di Padang lainnya yang didirikan sebelum kemerdekaan, masjid ini pada awal berdirinya masih berupa surau. Pada tahun-tahun berikutnya, atas bantuan tanah dari warga Parak Gadang, masjid yang jauh lebih besar dibangun kembali di tempat yang sama.[1]

Di masjid yang baru, Khatib Muhammad Ali mengajar ilmu agama kepada murid-muridnya, yang kelak menyebar ke berbagai wilayah di Nusantara. Untuk menunjang kegiatan pendidikan keagamaan yang dilakukannya, pada tahun 1923 ia mendirikan Madrasah Irsyadiyah. Pada tahun 1928, Khatib Muhammad Ali bersama sahabat-sahabatnya seperti Sulaiman Ar-Rasuli, Muhammad Jamil Jaho, dan Abdul Wahid Tabek Gadang mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) di Candung, Agam. Organisasi inilah yang kelak ikut berperan mengantar Indonesia menuju kemerdekaan penuh dari penjajahan kolonial.[1]

Rujukan sunting

Catatan kaki
Daftar pustaka