Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Mochammad Sanoesi (15 Februari 1935 – 26 Desember 2008)[1] adalah Kepala Staf Kepolisian Republik Indonesia sejak 7 Juni 1986 hingga 19 Februari 1991.

Mochammad Sanoesi
Kepala Staf Angkatan Kepolisian Republik Indonesia Ke-10
Masa jabatan
7 Juni 1986 – 19 Februari 1991
PresidenSoeharto
Sebelum
Pengganti
Kunarto
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1935-02-15)15 Februari 1935
Bogor
Meninggal26 Desember 2008(2008-12-26) (umur 73)
Jakarta
KebangsaanIndonesia
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang Kepolisian Republik Indonesia
Masa dinas1957—1991
Pangkat Jenderal Polisi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Lulusan PTIK Angkatan VII ini kemudian dilantik menjadi Komisaris Polisi II. Selanjutnya, dia belajar di International Police Academy, Amerika Serikat (1969). Dia pun mengikuti pendidikan karier lainnya di Polri dan ABRI, seperti Seskopol (1970) dan Sesko ABRI-Gabungan (1976). Namun, karier Sanoesi dalam dinas kepolisian dimulai sejak menjabat sebagai Komandan Resort Kepolisian 1051/Madiun (1963-1968). Lalu menjabat Kastaf Komdin 104/Kediri (1968-1972) dan Paban III/Litbang, Komandan Pusat Kesenjataan Administrasi dan Kastaf Kobangdiklat Polri (1972-1981).

Karier

sunting

Sewaktu Sanoesi menjabat Kadis Litbang Polri (1981-1982), peran Iptek makin menjadi pengasah profesionalisme Polri. Misalnya, waktu itu, Sanoesi mengajak sejumlah pakar berbagai disiplin ilmu dari Universitas Indonesia untuk merumuskan deskripsi tentang masyarakat dari dimensi Kamtibmas. Pendidikan dan Iptek itu pula yang menjadi modal dan pengalaman berharga dalam mendinamisasikan tanggung jawabnya selaku Kapolda Kalimantan Selatan dan Tengah (1982-1984). Di Kalimantan itu pun dia menjalin dialog komunikatif dengan para tokoh masyarakat, terutama tokoh agama, dalam memelihara Kamtibmas. Dia kemudian diangkat menjadi Asisten Kepala Staf Umum ABRI Bidang Kamtibmas (Askamtibmas Kasum ABRI) pada 1984-1985, lalu menjadi Kapolda Jawa Tengah (1985).

Ketika menjabat Askamtibmas Kasum ABRI, Sanoesi diperintahkan menyusun Strategi Pembinaan Kamtibmas jangka sedang (1984-1988). Naskah inilah yang kelak menjadi embrio dari penggelaran Strategi Opdin (Optimasi dan Dinamisasi) sewaktu Sanoesi menjabat Kapolri. Strategi Opdin ini juga dimaksudkan sebagai benang merah kelanjutan dari kedua Strategi Kapolri sebelumnya, yaitu "Pola Dasar Pembenahan Polri" oleh Kapolri Jenderal Pol DR Awaloedin Djamin MPA, dan "Rencana Konsolidasi dan Fungsionalisasi (Rekonfu)" oleh Kapolri Jenderal Pol Anton Soedjarwo.

Semua itu didasarkan pada kesadarannya bahwa proses pembangunan Polri dan citranya dalam masyarakat bukanlah merupakan proses yang ditempuh secara terpenggal-penggal, melainkan merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan dan konsisten.

Penghargaan

sunting

Atas segenap pengabdiannya, antara lain beliau menerima;[2]

 
     
     
     
     
     
Baris ke-1 Bintang Dharma
Baris ke-2 Bintang Bhayangkara Utama (28 April 1987)[3] Bintang Yudha Dharma Nararya Bintang Bhayangkara Pratama
Baris ke-3 Bintang Bhayangkara Nararya Satyalancana Jana Utama (Ulangan I) Satyalancana Karya Bhakti (Ulangan I)
Baris ke-4 Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun Satyalancana Pancawarsa Satyalancana G.O.M V
Baris ke-5 Satyalancana Dwidya Sistha Satyalancana Penegak Satyalancana Seroja
Baris ke-6 Panglima Setia Mahkota (P.S.M.) - Malaysia (1988)[4] Commander of the National Order of the Legion of Honour - Prancis Knight Grand Cross of the Most Noble Order of the Crown of Thailand - Thailand (1988)[5]

Meninggal Dunia

sunting

Beliau wafat di Jakarta pada tanggal 26 Desember 2008 dalam usia 73 tahun dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Keluarga di Cimanggu Amil, Kota Bogor, Jawa Barat.

Referensi

sunting
Jabatan kepolisian
Didahului oleh:
Anton Soedjarwo
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
1986–1991
Diteruskan oleh:
Kunarto
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Bernard Paul Makadada
Duta Besar Indonesia untuk Myanmar
1993–1996
Diteruskan oleh:
Poerwanto Lenggono