Muatan sumbu
Muatan sumbu adalah jumlah tekanan roda dari satu sumbu kendaraan terhadap jalan; Beban tersebut selanjutnya didistribusikan ke fondasi jalan, bila daya dukung jalan tidak mampu menahan muatan sumbu maka jalan akan rusak. Oleh karena itu ditetapkanlah Muatan Sumbu Terberat (MST) yang bisa melalui suatu kelas jalan tertentu.
Muatan sumbu terberat
suntingMuatan sumbu terberat adalah jumlah tekanan maksimum roda terhadap jalan, penetapan muatan sumbu terberat ditujukan untuk mengoptimalkan antara biaya konstruksi dengan effisiensi angkutan. Muatan sumbu terberat untuk masing-masing kelas jalan ditunjukkan dalam daftar berikut:
Kelas jalan | MST |
---|---|
I | Belum ditetapkan 1) |
II | 10 ton |
III | 8 ton |
1) Belum ditetapkan, dibeberapa negara Eropa sudah ditetapkan 13 ton
Muatan Sumbu Terberat ditentukan dengan pertimbangan kelas jalan terendah yang dilalui, kekuatan ban, kekuatan rancangan sumbu dan GVW atau jumlah yang diperbolehkan yang ditetapkan oleh pabrikan. Penghitungan Muatan Sumbu Terberat menggunakan prinsip kesetimbangan momen gaya. Muatan Sumbu Terberat pada kendaraan dengan konfigurasi 1.1 umumnya terletak pada sumbu belakang,sehingga sumbu depan menjadi titik awal momen sehingga dapat diformulasikan menjadi:
- q = jarak dari Sumbu pertama (As roda depan) ke titik berat muatan;
- L = Load atau muatan dalam kg;
- a = jarak wheelbase atau As roda depan sampai dengan As roda belakang;
- S2 = Berat timbangan sumbu kedua(belakang)dalam kg.
Pelanggaran terhadap muatan sumbu
suntingPelanggaran terhadap muatan sumbu dikendalikan melalui jembatan timbang. Penempatan jembatan timbang dilakukan pada lintasan strategis sehingga kelebihan muatan dapat dikendalikan dengan lebih baik. Pelaksanaan pengendalian di jembatan timbang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi.
Tingkat pengrusakan jalan dinyatakan dengan rumus berikut:
di mana:
- TKJ adalah Tingkat kerusakan jalan (kali)
- MST adalah Muatan Sumbu Terberat hasil penimbangan
- MSR adalah Muatan Sumbu Rencana
Lihat pula
sunting