Museum Liangzhu
Museum Liangzhu (Hanzi: 良渚博物院; Pinyin: Liángzhǔ Bówùyuàn) adalah sebuah museum arkeologis yang didedikasikan untuk kebudayaan Liangzhu Neolitikum. Museum ini menyimpan sejumlah koleksi artefak dari kebudayaan arkeologis tersebut. Museum ini terletak di Liangzhu, di pinggiran barat laut Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang, Tiongkok.[1]
Asal-usul nama
suntingKebudayaan ini pertama kali ditemukan di kota kecil bernama Liangzhu, di Hangzhou, Zhejiang pada tahun 1931, dan penemuan-penemuan serupa yang ditemukan di dekat situs itu secara keseluruhan disebut kebudayaan Liangzhu. Kebudayaan Liangzhu juga dikenal sebagai kebudayaan Giok Jade dan berasal dari tahun 3000 SM.[2] Museum ini dibangun di atas situs di mana banyak benda berharga Liangzhu ditemukan melalui penggalian.[1]
Sejarah museum
suntingMuseum ini dirancang oleh arsitek David Chipperfield dan selesai dibangun pada tahun 2007.[2][3] Situs ini sebelumnya merupakan lokasi industri yang terkontaminasi, dan telah ditata menjadi sebuah taman oleh Levin Monsigny Landschaftsarchitekten,[4] dengan perbukitan dan sungai buatan manusia.[5] Proyek ini membutuhkan waktu lima tahun untuk merancang dan membangun, dan dikembangkan bersama dengan ZTUDI, Institut Desain dan Riset Arsitektur di Universitas Teknologi Zhejiang.[4]
Tata letak museum
suntingMuseum ini berlapis batu[5] dengan batu travertin Iran[6] dan dikelilingi pada ketiga sisinya oleh sebuah danau buatan manusia.[5] Museum ini dibangun mengelilingi sebuah desain geometris abstrak,[4] terdiri dari empat blok, semuanya memiliki lebar 18 meter namun dengan tinggi dan panjang yang berbeda.[6] Lima halaman bagian memberi penekanan pada ruang, menghubungkan galeri dan memungkinkan masuknya cahaya matahari.[5] Para pengunjung memasuki gedung melalui sebuah jembatan yang melintasi danau, menggemakan sistem budi daya perairan dan irigasi masyarakat Liangzhu.[5]
Tempat ini menggunakan lebih dari 40.000 meter persegi, termasuk 10.000 meter persegi luas kotor, yang terdiri dari tiga ruangan pameran konvensional dan satu ruangan pameran sementara dan ruangan fungsi lainnya. Sebuah halaman di belakang memberikan akses melintasi jembatan kedua menuju sebuah pulau kecil di mana pameran luar dapat ditampilkan.[5]
Status kebudayaan Liangzhu
suntingKebudayaan Liangzhu merupakan salah satu kebudayaan kuno yang paling penting di daerah tangkapan Yangtze karena pertanian padinya, mengembangkan industri kerajinan tangan, dan pencapaian seni.[7]
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ a b Carol Wiley (20 January 2011). The Road Less Travelled: Foreword by Bill Bryson. Dorling Kindersley Ltd. hlm. 104–. ISBN 978-1-4053-6167-5. Diakses tanggal 19 December 2011.
- ^ a b "Liangzhu Culture Museum, David Chipperfield Architects, Levin Monsigny Landschaftsarchitekten". MIMOA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-05. Diakses tanggal 19 December 2011.
- ^ "Liangzhu Culture Museum by David Chipperfield Architects". Coolboom. 11 September 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-18. Diakses tanggal 19 December 2011.
- ^ a b c "Liangzhu Culture Museum by David Chipperfield Architects opens in Hangzhou, China". DETAIL - Institut für internationale Architektur Dokumentation. 13 November 2008. Diakses tanggal 19 December 2011.
- ^ a b c d e f Rebecca Ward (April 2008). "Liangzhu Culture Museum". BusinessWeek/Architectural Record Awards. The McGraw-Hill Companies, Inc. Diakses tanggal 19 December 2011.
- ^ a b "David Chipperfield Architects completes Ninetree Village and Liangzhu Culture Museum – the practice's first two projects in China". World Architecture News. 3 November 2008. Diakses tanggal 19 December 2011.
- ^ Peter Y. K. Lam (1998). Jades of the Liangzhu Culture: The Dawn of Chinese Civilization. [Hong Kong]: Chinese Univ of Hong Kong Art. ISBN 9627101400.