Nebopolassar (/[invalid input: 'icon']ˌnæb[invalid input: 'ɵ']pəˈlæsər/; bahasa Akadia: Nebû-apal-usur; 658 – 605 SM) adalah raja Babilonia yang berperan penting dalam kejatuhan Kerajaan Asyur setelah matinya raja Asyur terakhir yang kuat, Asyurbanipal. Ia dianggap pendiri Kekaisaran Babilonia Baru.[1] Masa pemerintahannya atas Babilon adalah 20 tahun (625 - 605 SM).[2]

Infobox orangNabopolassar

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kematian15 Agustus 605 SM Edit nilai pada Wikidata
King of Babylon (en) Terjemahkan
626 SM – 605 SM Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanpemimpin monarki Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
KeluargaChaldean dynasty (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
AnakNebukadnezar II, Nabu-shuma-lisir (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Perjalanan kekuasaan

sunting

Nabopolassar mulai mengusahakan kemerdekaan Babilonia dari Kerajaan Asyur pada tahun 626 SM. Pengusahaan ini seiring dengan melemahnya kekuasaan Kerajaan Asyur.[3] Babilonia saat itu telah menjadi bawahan Kerajaan Asyur selama 200 tahun. Pemberontakannya dimulai setelah matinya Asyurbanipal yang diperkirana antara tahun 631 dan 627 SM.[butuh rujukan] Setelah Asyurbanipal meninggal, Nabopolassar mengambil alih kekuasaan di Babilonia dan terlepas dari kekuasaan Kerajaan Asyur.[4] Ia memakai gelar Raja Babilonia.

Kehancuran Asyur

sunting

Asyur dilemahkan oleh perselisihan dalam negeri dan pemerintahan yang tidak efektif setelah matinya Asyurbanipal, akhirnya tidak dapat menahan serangan gabungan orang Kasdim dan Madai, yang bersama-sama merebut ibu kota Niniwe pada tahun 612 SM di akhir pengepungan lama kota itu selama "Perang Niniwe". Menurut Tawarikh Babilon, jatuhnya Niniwe terjadi pada tahun ke-14 pemerintahannya.[5] Nabopolassar menguasai Niniwe, sementara tentaranya dan sekutunya menghancurkan sisa-sisa tentara Asyur di Karkemis pada tahun 605 SM.

Perang lain

sunting

Nabopolassar berperang melawan Mesir dari tahun 610 SM sampai matinya. Pada tahun 605 SM, Nabopolassar merebut kota Asyur, Harran, di mana tentara Asyur berpusat setelah mundur dari Niniwe. Kemudian pada tahun yang sama, putranya Nebukadnezar mengalahkan tentara Mesir di bawah pimpinan Firaun Nekho II di Karkhemish, beberapa waktu sebelum Nabopolassar mati.

Kematian

sunting

Setelah tentaranya mengalahkan Asyur dan sekutu Mesirnya, Nebopolassar menyerahkan pemerintahan kepada putra mahkotanya, Nebukadnezar. Beberapa bulan setelah turun tahta pada tahun 605 SM, Nabopolassar mati karena sebab alamiah pada usia 53 tahun. Menurut Tawarikh Yerusalem ia meninggal pada tahun ke-21 pemerintahannya pada tanggal 8 bulan Abu (bulan ke-5 Ab) = 15 Agustus 605 SM.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ D. Brendan Nagle, The Ancient World: A Social and Cultural History, 6th ed., Upper Saddle River, N.J.: Pearson, 58.
  2. ^ Lihat Kanon Ptolemaeus
  3. ^ Longman III, Tremper. Tim Literatur Perkantas Jatim, ed. Hidup Berhasil dalam Dunia yang Toksik: Memahami Kitab Daniel [How to Read Daniel]. Diterjemahkan oleh Tilaar, Stevy. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur. hlm. 32. ISBN 978-623-6453-10-0. 
  4. ^ Monntefiore, Simon Sebag (Januari 2012). Jerusalem [Jerusalem The Biography]. Diterjemahkan oleh Musthofa, Yanto. Jakarta Timur: Pustaka Alvabet. hlm. 38. ISBN 978-602-9193-02-2. 
  5. ^ "Riwayat jatuhnya Niniwe". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-14. Diakses tanggal 2012-07-18. 
  6. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 9-10.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting
Didahului oleh:
Kandalanu
(mungkin Asyurbanipal dari Asyur, atau seorang raja muda)
Raja Babilon
626–605 SM
Diteruskan oleh:
Nebukadnezar II