Obi (sabuk)
Obi (帯 ) adalah sabuk pinggang dari kain yang dipakai sewaktu mengenakan kimono atau keikogi.
Obi untuk kimono umumnya dibuat dari kain sutra. Kimono pria dikenakan bersama obi dari kain kaku yang sempit, atau kain lentur yang panjang. Kimono wanita dikenakan bersama obi berhiaskan corak tenun atau bordir. Obi dililitkan seperti halnya memakai setagen.
Jenis
suntingObi wanita
suntingMenurut ukuran lebar kain, secara garis besar, paling tidak terdapat tiga jenis obi. Masing-masing obi hanya cocok dipakai bersama jenis kimono tertentu.
- Fukuro obi (lebar 31 cm, panjang 4,2 m) untuk kimono formal (tomesode, furisode, iromuji, tsukesage), dari kain bercorak yang mewah hasil tenunan.
- Nagoya obi (lebar 16 cm dan 31 cm, panjang 3,65 m) untuk komon dan tsumugi, dari kain bercorak di dua tempat (depan dan belakang) hasil pencelupan atau tenun.
- Hanhaba obi (lebar 15,2 cm, panjang 3,65 m) untuk yukata dan tsumugi, dari kain warna bercorak sepanjang kain hasil tenunan atau tanpa corak.
Obi pria
sunting- Kaku obi (lebar 10 cm, panjang 4 m) untuk kimono formal.
- Heko obi dari kain lentur dan tipis untuk kimono pakaian santai di rumah, diikat di belakang seperti ikatan kupu-kupu, juga sewaktu anak laki-laki dan perempuan mengenakan yukata.
Model ikatan
suntingAda banyak sekali model ikatan obi, tetapi jenis obi tertentu hanya sesuai untuk model ikatan tertentu.
Obi wanita
sunting- Fukuro obi
- Nijūdaiko (versi ikatan taiko yang terdiri dari dua lapis), untuk semua umur
- Fukura suzume untuk furisode
- Bunko untuk wanita muda
- Nagoya obi
- Taiko untuk semua umur
- Hanhaba obi
- Bunko untuk yukata
- Kai no kuchi (mulut kerang) untuk kimono santai (yukata)
Obi pria
sunting- Kai no kuchi
- Shokunin
- Katabasami
Perlengkapan
suntingObi dikenakan bersama obiage dan obijime.
- Obi-age, kain berwarna yang dililitkan di bawah obi supaya obi tidak melorot.
- Obi-jime, tali kecil yang diikat di atas obi supaya letak obi tidak berubah, atau membantu ikatan obi.
Referensi
sunting- 着付けと帯結び (Kitsuke to obi musubi). Tokyo: Sekai Bunkasha. 1996. hlm. 14–17. ISBN 4-418-9613-3 Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan).