Organisme multiseluler

organisme yang terdiri atas dua sel atau lebih

Multiselular atau Multiseluler adalah suatu istilah biologi untuk organisme yang mempunyai banyak sel yang isinya cukup kontras dengan organisme uniselular yang pada umumnya hanya mempunyai satu sel. Organisme jenis ini biasanya dapat dilihat dengan mata telanjang (kecuali untuk beberapa organisme yang lebih spesifik). Contoh dari organisme multiselular adalah hewan dan tumbuhan.[1] [2]

Sejarah evolusi

sunting

Kita tahu, dari struktur sel mereka, bahwa multiseluleritas telah berevolusi secara independen berkali-kali dalam sejarah Bumi, misalnya pada tumbuhan dan hewan.[3] Bentuk kehidupan paling awal dalam catatan fosil adalah sianobakteri dari era Arkaikum pada 3,5 miliar tahun yang lalu. Mereka tumbuh sebagai sel tunggal namun hidup berkoloni sebagai stromatolit.

Fosil multiseluler pertama telah ditemukan dalam batuan Paleoproterozoikum berusia 2,1 miliar tahun dari Gabon di Afrika.[4][5] Ini adalah sel eukariotik yang hidup berkoloni. Fosil-fosil tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang, dan karenanya jauh lebih besar daripada bakteri. Para penulis berpendapat bahwa salah satu keuntungan dari multiseluleritas adalah ukurannya yang lebih besar, dan bahwa tingkat oksigen yang memadai diperlukan untuk mendukung kehidupan semacam ini.

Konsekuensi dari multiseluleritas

sunting

Untuk bereproduksi, organisme multiseluler harus memecahkan masalah regenerasi seluruh organisme dari sel germinal (yaitu sel sperma dan sel telur), sebuah masalah yang dipelajari dalam biologi perkembangan.

Organisme multiseluler, terutama hewan yang berumur panjang, juga menghadapi tantangan kanker, yang terjadi ketika sel gagal mengatur pertumbuhannya dalam program perkembangan normal.

Keunggulan

sunting

Multiseluleritas memungkinkan suatu organisme untuk melampaui batas ukuran yang biasanya diberlakukan oleh difusi: sel tunggal dengan ukuran yang meningkat memiliki rasio permukaan-ke-volume yang menurun dan mengalami kesulitan untuk menyerap nutrisi yang cukup dan mengangkutnya ke seluruh sel. Oleh karena itu, organisme multiseluler memiliki keunggulan kompetitif dari peningkatan ukuran tanpa batasan. Mereka dapat memiliki masa hidup yang lebih lama karena mereka dapat terus hidup ketika sel-sel individu mati. Multiseluleritas juga memungkinkan peningkatan kompleksitas dengan memungkinkan diferensiasi jenis sel dalam satu organisme.

Namun, apakah semua ini dapat dilihat sebagai keuntungan masih bisa diperdebatkan: Sebagian besar organisme hidup bersel tunggal, dan bahkan dalam hal biomassa, organisme bersel tunggal jauh lebih sukses daripada hewan, meskipun tidak dengan tumbuhan.[6] Alih-alih melihat ciri-ciri seperti umur yang lebih panjang dan ukuran yang lebih besar sebagai sebuah keuntungan, banyak ahli biologi yang melihat hal tersebut hanya sebagai contoh keanekaragaman, dengan konsekuensi yang menyertainya.

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia)Makluk Hidup mana yang termasuk kedalam Organisme Multiseluler dan Organisme Uniseluler
  2. ^ (Indonesia)Susunan dan Jumlah Sel
  3. ^ Bonner J.T. 1998. The origins of multicellularity. Integr. Biol. 1, 27–36
  4. ^ Donoghue P.C.J. and Antcliffe J.B. 2010. Origins of multicellularity. Nature 466, p41.
  5. ^ El Ababi A. et al 2010. Large colonial organisms with coordinated growth in oxygenated environments 2.1 Gyr ago. Nature 466, 100–104.
  6. ^ Bar-On, Yinon M.; Phillips, Rob; Milo, Ron (2018-06-19). "The biomass distribution on Earth". PNAS. 115 (25): 6506–6511. Bibcode:2018PNAS..115.6506B. doi:10.1073/pnas.1711842115 . PMC 6016768 . PMID 29784790. 

Lihat juga

sunting