Paduraksa (padu, tepi dan rakṣa, pelindung) adalah bangunan berbentuk gapura yang memiliki atap penutup,[1] yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di Jawa dan Bali. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus.[2] Bangunan ini biasa dijumpai pada gerbang masuk bangunan-bangunan lama di Jawa dan Bali, seperti kompleks keraton, makam keramat, serta pura dan puri, meskipun pada masa sekarang ada pula rumah yang juga menggunakan gapura semacam ini.

Candi Bajangratu di kompleks Trowulan adalah suatu paduraksa.

Struktur bangunan

sunting

Pada dasarnya paduraksa adalah sebuah pintu gerbang, akan tetapi secara disiplin gaya bangunannya mengikuti gaya bangunan candi. Yaitu terdiri atas tiga bagian; kaki atau landasan tempat tangga, tubuh bangunan tempat gawang pintu, dan atap bersusun yang dilengakapi kemuncak atau mastaka. Paduraksa dilengkapi dengan lawang (lubang gawang pintu) dan daun pintu. Gawang pintu (kusen) serta daun pintu ini biasanya dibuat dari bahan kayu berukir.

Sejarah

sunting

Bangunan paduraksa ini juga kadang disebut "kori agung", sesungguhnya merupakan adaptasi dari bangunan gopuram (gapura) dalam arsitektur Hindu-Buddha di Nusantara. Gerbang beratap pada masa awal ditemukan pada beberapa kompleks percandian di Jawa tengah dari abad ke-8 dan ke-9, yaitu kompleks candi Prambanan, Plaosan, serta gapura kompleks Ratu Boko. Pada masa kemudian di Jawa Timur, terutama pada era Majapahit, atap gapura paduraksa kian langsing dan tinggi menjulang. Contoh gapura paduraksa gaya Majapahit adalah Candi Bajangratu. Adanya gapura paduraksa menandakan bahwa kompleks bangunan yang memiliki gerbang seperti ini adalah bangunan penting, seperti tempat suci, atau istana.

Aturan tata letak

sunting

Pada aturan zona tata letak pura atau puri (istana) Bali, baik candi bentar (gerbang terbelah) ataupun paduraksa merupakan satu kesatuan rancang arsitektur. Candi bentar merupakan gerbang untuk lingkungan terluar yang membatasi kawasan luar pura dengan nista mandala (jaba pisan), zona terluar kompleks pura. Gerbang (kori) ageng sebagai gerbang di lingkungan dalam pura menggunakan paduraksa untuk membatasi zona madya mandala (jaba tengah) dengan utama mandala (jero) sebagai kawasan tersuci pura di Bali. Hal ini juga berlaku untuk kompleks tempat tinggal.

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia)Arti Kata Paduraksa(diunduh 27 Desember 2012)
  2. ^ (Indonesia)Paduraksa(diuduh 28 Desember 2012)

Lihat pula

sunting