Paolo Martinelli (rekayasawan)
Paolo Martinelli (lahir 29 September 1952) adalah seorang insinyur mesin asal Italia. Saat ini ia bergabung di bagian mesin Fiat. Sebelumnya ia bergabung di Ferrari, yang juga merupakan anak perusahaan Fiat Group.
Paolo Martinelli | |
---|---|
Pekerjaan | Insinyur |
Tahun aktif | 1978 – … |
Penghargaan
|
Profil
suntingMasa muda
suntingSejak masih SD, Martinelli selalu mengimpikan bahwa ia akan bekerja di Ferrari suatu saat nanti. Kemudian ia masuk ke Universitas Bologna, jurusan teknik mesin, dan lulus pada 1977. Ia lantas melihat iklan lowongan pekerjaan di Ferrari. Dan karena sangat ingin untuk bekerja di Ferrari, ia lantas melamar dan langsung diterima.
Dibawah asuhan dan bimbingan dari Mauro Forghieri, Martinelli memahami seluk beluk dunia kerja di Ferrari. Ia bahkan dianggap sebagai engineer berkelas dunia oleh alm. Enzo Ferrari saat The Old Man masih hidup.
Atas dan bawah
suntingSayangnya Martinelli masih belum bisa menyumbangkan gelar dunia sampai Enzo wafat di 1988. Bahkan ia sempat terancam akan dipecat melalui sebuah revolusi yang dilakukan oleh Luca Montezemolo pada awal 1992.
Kariernya selamat setelah Jean Todt memutuskan untuk mempertahankannya. Ia bahkan menjadi pelopor bagi FIA atas sarannya untuk menggunakan mesin V10 di 1996. Sejak musim 1991 Ferrari telah mengembangkan beragam jenis varian mesin, semuanya dibawah komando Martinelli. Mereka sempat mengembangkan mesin V12, V10, V8, dan V6. Namun akhirnya Martinelli dan stafnya lebih memilih untuk mengembangkan mesin V10, dan FIA pun mengamini, bahwa mulai 1996 semua tim F1 diwajibkan memakai mesin V10.
Kedatangan Michael Schumacher dari Benetton di akhir 1995 semakin memperkuat harapan Martinelli dan semua kru Ferrari bahwa mereka akan mampu untuk meraih gelar juara dunia dimusim-musim mendatang. Dan ia bisa merasakan spirit juara ketika pasukan Schumi (Ross Brawn dan Rory Byrne) diajak masuk ke Ferrari oleh Schumi.
Namun hingga akhir 1999, Ferrari masih gagal mengantarkan pembalapnya menjadi juara dunia, walaupun gelar juara konstruktor (yang pertama sejak 1983) berhasil diraih oleh Ferrari pada tahun 1999, dan Eddie Irvine nyaris menjadi juara dunia di musim tersebut.
Juara dunia
suntingMemasuki musim 2000, mesin buatan Martinelli menjadi salah satu mesin terkuat di F1. Bahkan tim lain seperti Sauber dan Prost pun ikut memakai mesin ini. Dan kerja keras Martinelli terbayar saat Schumi menjadi juara dunia di Jepang 2000.
Musim 2001 mesin racikan Martinelli mulai mendapat saingan dari BMW yang dikomandani oleh Mario Theissen. Namun Ferrari masih lebih unggul dalam hal ketahanan, sekalipun mesin BMW lebih tangguh dalam hal kecepatan.
Musim 2002 sampai 2004 Ferrari mendominasi F1. Tanpa sekalipun kegagalan mesin. Ini membuktikan bahwa mesin Ferrari merupakan mesin yang paling baik dalam hal ketahanan di F1.
Di musim 2005 Ferrari gagal menjadi juara dunia karena factor ban. Dan di musim 2006, tantangan baru bagi Martinelli datang saat regulasi mesin berubah dari V10 ke V8 2400cc. Dan musim 2007 seiring homologasi mesin selama 10 musim, Ferrari akhirnya mampu menjadi juara dunia kembali.
Fiat Group
suntingMelihat bahwa dengan adanya homologasi mesin yang mengharuskan mesin F1 tidak boleh berubah hingga 10 musim kedepan, Martinelli akhirnya memutuskan untuk hengkang dari Ferrari dan memilih untuk pindah ke induk Ferrari yaitu Fiat sebagai direktur mesin road car. Namun ia berjanji akan kembali lagi ke F1 jika regulasi tersebut (yang ia nilai sebagai kemunduran) berubah.
Posisinya di Ferrari kini diisi oleh Gilles Simon, yang merupakan asistennya sejak tahun 1990-an.
Prestasi
sunting- 1983: Juara dunia konstruktor - Ferrari
- 1999: Juara dunia konstruktor - Ferrari
- 2000-04: Juara dunia konstruktor dan pembalap - Ferrari (bersama Michael Schumacher)