Keuskupan Agung Samarinda
Keuskupan Agung Samarinda adalah salah satu keuskupan Gereja Katolik di Indonesia, serta menjadi keuskupan metropolit untuk provinsi gerejawi yang juga dalam kesatuan dengan Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Palangka Raya, dan Keuskupan Tanjung Selor.[2] Keuskupan ini mencakup hampir seluruh wilayah geografis Kalimantan Timur (kecuali Kabupaten Berau), termasuk wilayah Ibu Kota Negara Nusantara yang akan sah menjadi ibu kota baru Indonesia pada tahun 2024.
Keuskupan Agung Samarinda Archidioecesis Samarindaensis | |
---|---|
Katolik | |
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Wilayah | • Kalimantan Timur (kecuali Kabupaten Berau) • Ibu Kota Nusantara |
Samarinda | |
Sufragan | |
Kevikepan |
|
Kantor pusat | Jl. DI Panjaitan No. 59A, Kel. Gunung Lingai, Kec. Sungai Pinang, Kota Samarinda 75119 |
Koordinat | 0°30′03″S 117°08′34″E / 0.500872°S 117.142737°E |
Statistik | |
Luas | 104.886 km2 (40.497 sq mi)[1] |
Populasi - Total - Katolik | (per 2020) 3.807.000 146.500 (3,8%) |
Paroki | 26 |
Imam | 64 (39 Imam Diosesan) |
Informasi | |
Denominasi | Gereja Katolik |
Gereja sui iuris | Gereja Latin |
Ritus | Ritus Roma |
Pendirian | 21 Februari 1955 |
Katedral | Santa Maria Penolong Abadi, Samarinda |
Pelindung | Bunda Maria Penolong Abadi |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Kepemimpinan kini | |
Paus | Fransiskus |
Uskup agung | Yustinus Harjosusanto, M.S.F. |
Vikaris jenderal | R.D. Moses Komela Avan |
Sekretaris jenderal | R.D. Wilfriadus Samdrigiawijaya |
Ekonom | R.P. Agustinus Gunawan, M.S.F. |
Peta | |
Pada tahun 2020, keuskupan ini terdiri dari 26 paroki dengan jumlah umat sekitar 146 ribu jiwa dengan persentase 3,8% terhadap seluruh penduduk, yang dilayani oleh 64 imam.
Sejarah
suntingPada tahun 1907, tiga imam Kapusin tiba di hulu Sungai Mahakam setelah menempuh perjalanan menembus jantung Kalimantan dari arah Barat melalui hulu Sungai Kapuas. Mereka menetap di kampung Laham, mempelajari budaya setempat dan membuka sekolah Katolik pada tahun 1911. Pembaptisan orang suku Dayak pertama dilakukan pada tahun 1913.
Karena ordo Kapusin kekurangan tenaga imam, sementara misi di Kalimantan Barat juga berjalan lancar, sehingga pada tahun 1926 tiga orang dari Misionaris Keluarga Kudus tiba di Laham dari Belanda. Pada tahun 1928 pusat misi dipindahkan ke hilir, yaitu ke Tering. Selanjutnya beberapa stasi dibuka, baik di hulu Sungai Mahakam seperti di Long Pahangai dan Tiong Ohang pada tahun 1936 dan Barong Tongkok tahun 1937 maupun di daerah-daerah pesisir dan hilir Sungai Mahakam seperti di Balikpapan tahun 1930, Pulau Tarakan tahun 1934 dan Samarinda tahun 1933. Karena perkembangan ini, maka pada tahun 1938 Prefektur Apostolik Bandjarmasin dibentuk, dipisahkan dari Vikariat Apostolik Borneo Belanda di Pontianak. Tahun 1949 status Prefektur Apostolik ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik.
Pada tanggal 21 Februari 1955 wilayah Kalimantan Timur dipisahkan dengan membentuk Vikariat Apostolik Samarinda dan statusnya ditingkatkan menjadi keuskupan penuh pada tanggal 3 Januari 1961. Pada tanggal 9 Januari 2002 wilayah keuskupan dikurangi dengan dibentuknya Keuskupan Tanjung Selor, sedangkan sejak tanggal 29 Januari 2003 status Keuskupan Samarinda yang tadinya merupakan keuskupan sufragan dari Keuskupan Agung Pontianak ditingkatkan menjadi provinsi gerejani baru, yaitu "Keuskupan Agung Samarinda" dengan 3 keuskupan sufragan.
Karya pendidikan dirintis oleh Suster-suster Misi dan Adorasi dari S. Familia atau MASF yang membuka sekolah di Balikpapan pada tahun 1948 dan kemudian rumah sakit di Tering pada tahun 1949. Seminari menengah juga dibuka di Samarinda pada tahun 1961 yaitu Seminari St. Yohanes Don Bosco yang merupakan kelanjutan dari Seminari St.Yosep di Sanga-sanga yang pernah dibuka pada tahun 1954 sampai tahun 1959.
Wisma uskup baru
suntingMengingat lokasi wisma uskup yang sebelumnya berada di komplek Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda akan terkena dampak pelebaran Jalan Pasundan di samping rumah sakit pada masa mendatang maka dilaukan pemindahan Wisma Uskup dan seluruh kegiatan Keuskupan Agung Samarinda ke lokasi yang baru di Jalan DI Panjaitan.
Beberapa peristiwa terkait pemindahan dan pembangunan diantaranya:
- Peresmian Sentral Gereja Katolik oleh Gubernur Kaltim yang diwakili oleh Wakil Gubernur pada 6 Desember 2005
- Peninjauan lokasi melibatkan beberapa unsur terkait di lahan perluasan Sentral Gereja Katolik 10 Juli 2006 meliputi dari pihak DPRD Kaltim, pemprov Kaltim, perencana, pembangun, dll.
- Pemberkatan dan peletakan batu pertama pembangunan Wisma Uskup (Catholic Centre) pada 1 April 2007 serta paparan rancangan bangunan oleh IAI Kalimantan Timur
- Pemancangan pertama pondasi pembangunan Wisma Uskup (Catholic Centre) pada 1 Juni 2008
- Misa pertama bertempat di Wisma Uskup yang sedang dalam proses penyelesaian pembangunan sekaligus pengenalan pada umat 27 Juni 2009
- Peresmian Gedung Catholic Centre dan pemberkatan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Leopoldo Girelli.[3][4] Dan diikuti pula peresmian oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouq Ishak pada 20 September 2010.[5]
Garis waktu
sunting- Didirikan sebagai Vikariat Apostolik Samarinda pada tanggal 21 Februari 1955, memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Bandjarmasin
- Ditingkatkan menjadi Keuskupan Samarinda pada tanggal 3 Januari 1961
- Ditingkatkan menjadi Keuskupan Agung Samarinda pada tanggal 29 Januari 2003
Waligereja
suntingOrdinaris
sunting- Vikaris Apostolik Samarinda
- Jacques Henri Romeijn, M.S.F. (10 Juli 1955 s.d. 3 Januari 1961, naik tingkat)
- Uskup Samarinda
- Jacques Henri Romeijn, M.S.F. (3 Januari 1961 s.d. 11 Februari 1975, mengundurkan diri)
- Michael Cornelis C. Coomans, M.S.F. (30 November 1987 s.d. 6 Mei 1992, wafat)
- Florentinus Sului Hajang Hau, M.S.F. (5 April 1993 s.d. 29 Januari 2003, naik tingkat)
- Uskup Agung Samarinda
- Florentinus Sului Hajang Hau, M.S.F. (29 Januari 2003 s.d. 18 Juli 2013, wafat)
- Yustinus Harjosusanto, M.S.F.[6] (sejak 16 Februari 2015)
Prelat tituler
sunting- Administrator Diosesan Keuskupan Agung Samarinda
- R.D. Yohanes Ola Keda (18 Juli 2013 s.d. 16 Februari 2015, jabatan selesai)
Paroki
suntingKevikepan Mahakam Ilir
sunting- Kota Samarinda
- Paroki Katedral Samarinda – Santa Maria Penolong Abadi
- Paroki Temindung – Santo Lukas
- Paroki Mangkupalas – Hati Kudus Yesus
- Kota Bontang
- Paroki Bontang - Santo Yosef
- Kabupaten Kutai Timur
- Paroki Sangatta - Santa Theresia
Kevikepan Pantai
sunting- Kota Balikpapan
- Paroki Dahor – Santo Petrus dan Paulus
- Paroki Prapatan – Santa Theresia
- Paroki Sepinggan – Santo Klemens I
- Kabupaten Penajam Paser Utara
- Kabupaten Paser
- Paroki Tanah Grogot (Paser) – Alleluia
Kevikepan Mahakam Tengah
sunting- Kabupaten Kutai Kartanegara
- Paroki Tenggarong
- Paroki Ritan Baru (Sungai Belayan) - Gembala Baik
- Kabupaten Kutai Timur
- Paroki Kaubun – Santo Paulus
- Paroki Nehas Liah Bing – Santa Maria Ratu Damai
- Paroki Long Bentuk – Santo Paulus
Kevikepan Mahakam Ulu
sunting- Kabupaten Mahakam Ulu
- Paroki Laham – Hati Kudus Yesus
- Paroki Long Hubung – Santa Maria
- Paroki Long Pahangai – Santo Yoseph
- Paroki Tiong Ohang – Santo Paulus
- Paroki Ujoh Bilang – Santo Petrus
Kevikepan Sendawar
sunting- Kabupaten Kutai Barat
- Paroki Tanjung Isuy – Santo Arnoldus Janssen
- Paroki Lambing – Santo Paulus
- Paroki Barong Tongkok – Kristus Raja
- Paroki Melak – Santo Markus
- Paroki Melapeh – Santo Yohanes Penginjil
- Paroki Tering – Keluarga Suci
Karya
sunting- Karya Pendidikan
- Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Pembangun Rakyat (YP3R)
- Yayasan Setia Budi - Akademi Keperawatan Dirgahayu
- Yayasan Pendidikan Budi Bhakti MASF
- Yayasan Pendidikan Gabriel Manek
- Yayasan Elifa Mitra Setia, Samarinda
- Yayasan Pendidikan Yos Sudarso, Balikpapan
- Seminari St. Yohanes Don Bosco di Samarinda
- Karya Kesehatan
- Rumah Sakit Dirgahayu di Samarinda
Galeri
sunting-
Tarian Hudoq menyambut peresmian Sentral Gereja Katolik Keuskupan Agung Samarinda, 6 Desember 2005
-
Hadirin pada peresmian Sentral Gereja Katolik Keuskupan Agung Samarinda, dihadiri Wakil Gubernur Yurnalis Ngayoh dan Bupati Kutai Timur Awang Faroek Ishak. 6 Desember 2005
-
Peninjauan lahan Keuskupan Agung Samarinda untuk perencanaan dan perancangan Catholic Centre pada masa mendatang bersama Uskup Agung, panitia pembangunan, anggota DPRD Kaltim, dll. 10 Juli 2006
-
Upacara adat Dayak peletakan batu pertama pembangunan Catholic Centre Keuskupan Agung Samarinda. 1 April 2007
-
Pemberkatan secara Katolik oleh Uskup Agung Samarinda untuk peletakan batu pertama pembangunan Catholic Centre Keuskupan Agung Samarinda yang dihadiri wakil gubernur Kaltim bpk Yurnalis Ngayoh. 1 April 2007
-
Paparan rancangan gedung Catholic Centre yang dibantu perancangannya oleh anggota IAI Kaltim, dilakukan pada pemberkatan dan peletakan batu pertama pembangunan 1 April 2007
-
Pemancangan pertama pembangunan Catholic Centre (Wisma Uskup) Keuskupan Agung Samarinda, diberkati oleh Uskup Agung Samarinda Mgr.Florentinus Sului Hajang Hau. Dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Timur Drs. Yurnalis Ngayoh pada 1 Juni 2008
Referensi
sunting- ^ "Archdiocese of Samarinda, Indonesia". GCatholic. Diakses tanggal 2024-01-18.
- ^ "Pembagian provinsi gerejawi di situs kawali.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-19. Diakses tanggal 2012-10-08.
- ^ "Gedung Catholic Centre Diresmikan Senin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-08. Diakses tanggal 2011-03-24.
- ^ "Catholic Centre Samarinda diresmikan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-22. Diakses tanggal 2011-03-24.
- ^ Gubernur Resmikan Gedung Catholic Centre Samarinda[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Paus Fransiskus Tunjuk Mgr Yustinus Harjosusanto Jadi Uskup Agung Samarinda". Tribunnews.com. Tribun Kaltim. 2015-02-17.