Patung Dirgantara

monumen bersejarah di Jakarta
(Dialihkan dari Patung Pancoran)

Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.[1] Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Patung Dirgantara dilihat dari Flyover Pancoran pada tahun 2024.

Ide pertama pembuatan patung adalah dari Presiden Soekarno yang menghendaki agar dibuat sebuah patung mengenai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang berarti menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa

Sejarah

sunting

Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964–1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana.

Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI pada tahun 1965.

 
Patung Dirgantara pada tahun 1971.

Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat.

Proses pemasangan Patung Dirgantara sering ditunggui oleh Bung Karno, sehingga kehadirannya selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. Alat pemasangannya sederhana saja yaitu dengan menggunakan Derek tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton.[2]

Pemasangan patung Dirgantara akhirnya dapat selesai pada akhir tahun 1966. Patung Dirgantara ditempatkan di lokasi ini karena strategis, merupakan pintu gerbang kawasan Jakarta Selatan dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusumah selain itu dekat dengan (dahulu) Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia.

Makna Patung Dirgantara

sunting

Ambisi Presiden Soekarno terhadap kedirgantaraan Indonesia tidak lepas dari pembangunan Patung Dirgantara. Untuk menghormati para veteran penerbangan Indonesia, Soekarno menugaskan Edhi Sunarso, seorang pematung, untuk membuat Patung Dirgantara.[3]

Latar belakang

sunting

Patung itu dibuat seperti makhluk surgawi yang kuat, bertengger di atas struktur melengkung. Berlandaskan integritas, keberanian, dan rasa pengabdian, gambaran ini menunjukkan semangat keberanian masyarakat Indonesia. Pematung ulung Indonesia Edhi Sunarso menciptakan Patung Dirgantara, yang dibangun antara tahun 1964 dan 1966. Edhi mengklaim bahwa patung ini mewakili dorongan penerbangan Indonesia menuju kecanggihan teknologi yang lebih tinggi. Tangan gambar yang menunjuk ke depan lebih menggambarkan hal ini. Patung Dirgantara tampak mengarah ke utara, dan tidak sembarang arah melainkan mengarah langsung ke Bandara Internasional Kemayoran. Bandara Kemayoran yang saat itu menangani rute penerbangan lokal dan internasional menjadi pintu masuk ke Indonesia. Namun Bandara Kemayoran belum dibuka sejak tahun 1985.

Salah satu aspek yang menarik dari monumen ini adalah posisi patung tersebut benar-benar dicontohkan oleh Soekarno, dan desainer Edhi Sunarso muncul di wajah patung tersebut. Selain itu, Soekarno juga selalu mengawasi dan menunggu selama pemasangan Patung Pancoran. Masuk akal jika ketika ditugaskan untuk menjamin perlindungan Presiden, aparat keamanan seringkali merasa terbebani secara berlebihan. PN Hutama Karya, pematung dari keluarga Arca Yogyakarta, menyelesaikan pembangunan patung Pancoran dengan Ir Sutami sebagai arsitek proyeknya.[4]

Fasilitas di Sekitar Monumen Patung Dirgantara

sunting

Tidak ada infrastruktur yang mendukung tugu peringatan tersebut, sehingga hanya berupa monumen. Meskipun demikian, ada banyak fasilitas di sekitar bangunan bersejarah ini karena merupakan salah satunya. Fasilitas ini cukup lengkap. Misalnya, tersedia toilet lengkap dengan toiletnya. lalu ada sejumlah fasilitas pusat ritel yang cukup besar dan indah. Salah satu contohnya yang paling terkenal adalah Kalibata Mall. Patung Pancoran berjarak sekitar dua kilometer dari mall ini. Banyak toko yang menjual segala sesuatu mulai dari aksesoris trendi hingga kebutuhan sehari-hari terletak di dalamnya.[5]

Catatan Kaki

sunting
  1. ^ "Dirgantara, Monumen". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2020-02-12. 
  2. ^ Noval (22 Juli 2012). "Patung Dirgantara Pancoran". Nasir Rental. Diakses tanggal 24 Mei 2024. 
  3. ^ Media, Kompas Cyber (2021-08-15). "Patung Dirgantara, Visi Bung Karno di Tengah Hiruk Pikuk Pancoran Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-10-14. 
  4. ^ "Sejarah Patung Pancoran, Ambisi Presiden Soekarno Majukan Dunia Dirgantara Indonesia". SINDOnews Metro. Diakses tanggal 2023-10-14. 
  5. ^ Zaki (2022-07-25). "Sejarah & Lokasi Monumen Patung Dirgantara (Patung Pancoran)". Salsa Wisata. Diakses tanggal 2023-10-14. 

Pranala luar

sunting