Paus Sistus I

Paus Gereja Katolik yang menjabat dari sekitar tahun 115 hingga 125 Masehi
(Dialihkan dari Paus Sikstus I)

Santo Paus Sistus I (atau Sixtus I) adalah Paus Gereja Katolik yang menjabat dari sekitar tahun 115 hingga 125 Masehi, menurut catatan sejarah tradisional. Sistus I dikenal sebagai salah satu dari para Paus awal dalam sejarah Kekristenan, yang memimpin Gereja di masa-masa sulit di mana Kekristenan masih berada di bawah ancaman penganiayaan dari Kekaisaran Romawi. Sistus I juga dianggap sebagai martir oleh Gereja Katolik, meskipun rincian tentang kehidupannya sangat terbatas.

Santo Paus

Sistus I
Uskup Roma
GerejaAwal Gereja
Awal masa kepausan
sekitar 115
Akhir masa kepausan
sekitar 125
PendahuluAleksander I
PenerusTelesforus
Informasi pribadi
Lahir42
Roma, Kekaisaran Romawi
Meninggal125 (usia 82–83)
Roma, Kekaisaran Romawi
Orang kudus
Hari heringatan6 April
Gelar orang kudus
Martir
Paus lainnya yang bernama Sistus

Kehidupan Awal dan Masa Kepausan

sunting

Kehidupan Awal

sunting

Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan awal Sistus I. Ia diyakini lahir di Roma dari keluarga Kristen pada masa-masa awal perkembangan agama ini. Sumber-sumber kuno tidak memberikan informasi yang jelas mengenai latar belakang keluarga atau pendidikannya, namun diperkirakan ia merupakan anggota dari komunitas Kristen yang berkembang di Roma pada abad pertama Masehi.

Kepausan

sunting

Sistus I terpilih sebagai Paus menggantikan Paus Aleksander I yang meninggal dunia. Ia memimpin Gereja Katolik selama sepuluh tahun, antara sekitar 115 hingga 125 Masehi, meskipun beberapa sumber menyatakan rentang waktu yang sedikit berbeda. Selama masa jabatannya, Kekristenan masih menjadi agama minoritas yang sering dianiaya oleh Kekaisaran Romawi.

Sebagai Paus, Sistus I bertanggung jawab atas pengorganisasian komunitas Kristen yang tersebar di berbagai wilayah. Ia juga dikatakan telah menegakkan beberapa aturan yang mempengaruhi tata cara ibadah dan penyelenggaraan liturgi di dalam Gereja. Menurut tradisi, Sistus I mengeluarkan beberapa dekret atau peraturan, termasuk:

  • Dekret tentang penggunaan altar suci, yang menyatakan bahwa hanya para imam yang diizinkan untuk menyentuh benda-benda suci, terutama altar.
  • Dekret tentang doktrin sakramen, yang menegaskan pentingnya sakramen dalam kehidupan umat Kristen.

Peran dalam Pengembangan Liturgi

sunting

Beberapa sumber tradisional menyebutkan bahwa Sistus I memainkan peran dalam pengembangan liturgi Gereja awal, termasuk memperkuat pemakaian ritual-ritual tertentu yang berkaitan dengan Ekaristi. Meski bukti-bukti tentang tindakan-tindakannya tidak dapat diverifikasi secara rinci, perannya dalam mempertahankan kesatuan doktrin dan praktik ibadah di tengah tekanan eksternal dianggap penting dalam menjaga keberlanjutan komunitas Kristen.

Konflik dengan Kekaisaran Romawi

sunting

Kepausan Sistus I berlangsung selama masa pemerintahan Kaisar Hadrianus, yang dikenal sebagai kaisar yang cukup toleran terhadap berbagai kepercayaan. Meski demikian, penganiayaan terhadap umat Kristen tetap terjadi secara sporadis di beberapa wilayah Kekaisaran Romawi. Sistus I harus menghadapi ancaman ini dengan bijaksana, menjaga hubungan baik dengan otoritas setempat sambil terus membangun kekuatan spiritual dan moral komunitas Kristen di Roma.

Tradisi menyebutkan bahwa Sistus I juga berusaha menanggapi berbagai tantangan internal yang dihadapi oleh Gereja pada masa itu, termasuk perbedaan pendapat tentang teologi dan praktik keagamaan di antara para pengikut Kristus. Paus Sistus I bekerja keras untuk menjaga persatuan di dalam Gereja dan memastikan bahwa ajaran yang benar tetap dipegang teguh oleh para jemaat.

Martir dan Kematian

sunting

Sistus I dianggap sebagai salah satu dari para Paus awal yang meninggal sebagai martir, meskipun tidak ada bukti historis yang kuat mengenai rincian kematiannya. Tradisi Katolik menyebutkan bahwa ia dieksekusi pada masa penganiayaan terhadap umat Kristen di bawah pemerintahan Kaisar Hadrianus, tetapi beberapa sumber lain mengindikasikan bahwa ia mungkin telah meninggal secara alami.

Sistus I dimakamkan di dekat makam Santo Petrus di Bukit Vatikan, dan makamnya menjadi tempat ziarah bagi para umat Kristen awal. Gereja Katolik merayakan pesta peringatan Paus Sistus I setiap tanggal 6 April.

Penghormatan dan Warisan

sunting

Paus Sistus I dihormati sebagai santo oleh Gereja Katolik. Meskipun sedikit yang diketahui tentang detail spesifik dari kepemimpinannya, perannya sebagai salah satu Paus awal Gereja Kristen dianggap penting dalam mempertahankan ajaran dan keutuhan Gereja di masa-masa sulit. Ia dihormati sebagai pembela iman dan penyatu umat Kristen pada masa ketika ancaman penganiayaan terus-menerus mengintai.

Sistus I juga sering dianggap sebagai simbol ketabahan dan kesetiaan dalam menghadapi kesulitan. Meskipun detail kehidupan pribadinya tidak banyak diketahui, namanya tetap tercatat dalam sejarah Gereja sebagai salah satu dari para penerus Santo Petrus yang menjaga semangat Gereja di masa-masa awal perkembangannya.

Dekret-Dekret yang Dinisbatkan pada Sistus I

sunting

Dalam sejarah Gereja Katolik, beberapa dekret sering kali dihubungkan dengan Paus Sistus I. Meskipun tidak ada bukti yang pasti tentang penulisannya, tradisi menyebutkan bahwa dekret-dekret berikut ini dikeluarkan oleh Sistus I selama masa jabatannya sebagai Paus:

  • Dekret tentang keharusan para uskup mendapatkan izin dari Paus untuk mengadakan konsili lokal.
  • Dekret yang menegaskan bahwa uskup harus mendapatkan persetujuan Paus sebelum memindahkan relikui orang-orang kudus.
  • Dekret yang mewajibkan para imam untuk tetap mematuhi aturan Ekaristi, terutama dalam menjaga kemurnian altar.

Dekret-dekret ini menunjukkan perhatian Sistus I terhadap pengelolaan liturgi dan penghormatan kepada benda-benda suci dalam Gereja.

Referensi

sunting
  • George L. Williams (2004). Papal Genealogy: The Families and Descendants of the Popes. McFarland. p. 9. ISBN 9780786420711.
  • "Pope St. Sixtus I". The Catholic Encyclopedia. Vol. 14. New York: Robert Appleton Company. 1912.
  • Eusebius, Ecclesiastical History. IV, 4. "In the third year of the same reign [Hadrian], Alexander, bishop of Rome, died after holding office ten years. His successor was Xystus". IV, 5. "In the twelfth year of the reign of Adrian, Xystus, having completed the tenth year of his episcopate, was succeeded by Telesphorus, the seventh in succession from the apostles." The Caesarean calendar bean in 3 October, see Burgess, Richard W. (1999). Studies in Eusebian and Post-Eusebian Chronography. Franz Steiner Verlag. p. 29. ISBN 978-3-515-07530-5.
  • Jerome, Chronicon, 3rd year of Hadrian, AD 119. "Xystus holds the 6th episcopate of the Roman church for 10 years." AD 128, 12th year of Hadrian: "Telesphorus received the seventh episcopate of the Roman church for 11 years."
  • Lipsius, Richard Adelbert (1869). Chronologie der römischen Bischöfe bis zur Mitte des vierten Jahrhunderts (in German). Schwers. pp. 183–192.

Bibliografi

sunting
  • Benedict XVI. The Roman Martyrology. Gardners Books, 2007. ISBN 978-0-548-13374-3.
  • Chapman, John. Studies on the Early Papacy. Port Washington, NY: Kennikat Press, 1971. ISBN 978-0-8046-1139-8.
  • Fortescue, Adrian, and Scott M. P. Reid. The Early Papacy: To the Synod of Chalcedon in 451. Southampton: Saint Austin Press, 1997. ISBN 978-1-901157-60-4.
  • Jowett, George F. The Drama of the Lost Disciples. London: Covenant Pub. Co, 1968. OCLC 7181392
  • Loomis, Louise Ropes. The Book of Popes (Liber Pontificalis). Merchantville, NJ: Evolution Publishing. ISBN 1-889758-86-8.
  • Artikel ini memuat teks dari suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publikHerbermann, Charles, ed. (1913). "Pope St. Sixtus I". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton. 

Pranala luar

sunting


Didahului oleh:
Aleksander I
Paus
115125
Diteruskan oleh:
Telesforus