Jannatul Baqi
Jannatul-Baqīʿ (bahasa Arab: ٱلْبَقِيْع) adalah tempat pemakaman umum Islam pertama di Madinah,[1] wilayah Hijaz,[2] sekarang Arab Saudi. Terletak di sebelah timur-tenggara Masjid Nabawi, di tempat tersebut dimakamkan para keluarga dan sahabat Nabi Islam, Muhammad, serta para tabiin dan tabiuttabiin. Juga disebut sebagai Baqīʿ al-Gharqad (bahasa Arab: بَقِيْع الْغَرْقَد).[1]
Al-Baqīʿ | |
---|---|
ٱلْبَقِيْع | |
Details | |
Didirikan | 622 |
Lokasi | |
Negara | Arab Saudi |
Jenis | Pemakaman Islam |
Pemilik | Kerajaan Arab Saudi |
Tempat ini banyak diziarahi oleh umat Muslim, karena di tempat tersebut banyak dimakamkan sahabat dan keluarga Muhammad, sehingga menjadi salah satu dari dua pemakaman tersuci dalam banyak tradisi Islam, selain Jannatul Mu'alla. Banyak cerita bahwa Muhammad sering menziarahi pemakaman tersebut setiap kali melewatinya.
Sejarah
suntingKetika Muhammad tiba di Madinah dari Makkah, pada September 622, al-Baqi' dahulunya adalah tanah yang ditumbuhi pohon-pohon gharqad (Lycium shawii). Menurut catatan sejarah, setelah hijrahnya Muhammad, permukiman di Madinah mulai dibangun di sekitar Baqi', dan kemudian ditetapkan sebagai pemakaman umum. Lahan yang akan dijadikan tapak pemakaman dibersihkan, dan kelak dijadikan pemakaman Muslim yang meninggal di Madinah.[1] Al-Baqi' berlokasi di suatu tempat yang di sebelah timurnya adalah Nakhl, dan di sebelah baratnya berupa rumah penduduk. Sebelum dihancurkan, Baqi terletak di balik permukiman.[3]
Selama masa pembangunan Masjid Nabawi, pada lahan yang dibeli dari dua orang anak yatim saat pertama kali Nabi datang di Madinah, As'ad bin Zurarah, sahabat Nabi Muhammad, meninggal dunia. Muhammad memilih tanah tersebut sebagai pemakaman dan As'ad menjadi orang pertama yang dimakamkan dari Kaum Anshar.
Ketika Muhammad ikut Perang Badar, putrinya Ruqayyah jatuh sakit dan meninggal pada tahun 624. Ia dimakamkan di Baqi. Ia menjadi orang Ahlulbait pertama yang dimakamkan di tempat tersebut.
Setelah Muhammad pulang dari perang tersebut, Utsman bin Mazh'un meninggal pada 626.[1] Ia menjadi orang pertama dari Kaum Muhajirin yang dimakamkan di tempat tersebut.
Ketika putra Muhammad, Ibrahim meninggal, Muhammad memerintahkan agar Ibrahim dimakamkan di situ.[4] Di bawah perintah Muhammad, dua putri lainnya juga dimakamkan di dekat makam Utsman bin Mazh'un, yaitu Zainab dan Ummu Kultsum.[5]
Awalnya, khalifah ketiga Utsman bin 'Affan[6] dimakamkan di dekat pemakaman Yahudi. Perluasan pertama pemakaman ini dalam sejarah dilakukan oleh Muawiyah I, khalifah pertama Umayyah. Untuk menghormati jasa-jasa Utsman, Muawiyah memasukkan pemakaman Yahudi tersebut ke dalam Baqi. Kekhalifahan Umayyah juga membangun kubah pertama di atas makam Utsman. Sepanjang sejarah, banyak kubah dan struktur dibangun di atas makam-makam tokoh penting di Baqi.
Penghancuran Baqi
suntingBangunan yang berdiri di atas pemakaman tersebut dihancurkan[1] dua kali oleh pasukan Saudi pada 1806 dan 1925[7] (atau 1926).[1][8]
Penghancuran pertama
suntingSebelum berdirinya Negara Saudi Kedua pada abad ke-19, mereka mengambil alih Makkah dan Madinah pada 1806. Mereka menghancurkan banyak sekali bangunan keagamaan seperti kuburan dan tempat-tempat ibadah,[9] yang dibangun di dalam atau di sekitar Baqi,[10] untuk menegakkan tauhid dan memberantas syirik dan bid'ah.[1] Semuanya dihancurkan tanpa kecuali hingga menjadi tanah,[8][11] karena klaim terhadap praktik penyembahan kuburan.[12]
Penghancuran kedua
suntingWangsa Saud mengambil alih lagi kekuasaan Makkah dan Madinah pada 1924[8] atau 1925.[1] Pada tahun-tahun berikutnya, Raja Ibnu Saud memberi izin menghancurkan bangunan dan situs-situs sejarah atas perintah Qadi Abdullah bin Bulaihid, dan penghancuran dimulai pada 21 April 1926[8] (atau 1925)[7][13] oleh kelompok Ikhwan.[14] Batu-batu nisan (kijing) yang sederhana pun tak luput dari penghancuran.[1] Eldon Rutter memandang penghancuran tersebut ibarat sebuah gempa: "Semua yang ada di atas makam telah hancur dan hanya menyisakan gundukan tanah dan batu, kayu-kayu, batang besi, balok-balok batu, dan pecahan semen dan bata, yang berserakan."[8]
Penghancuran kedua ini dibahas dalam Majles-e Shora-ye Melli (Majelis Syura Iran) dan diutuslah perwakilan ke Hijaz untuk menginvestigasi. Pada,[per kapan?] banyak upaya yang terus digodok oleh ulama dan tokoh politik Iran untuk mengembalikan bangunan di atas makam.[8] Sejumlah kelompok Sunni, Sufi, dan Syiah memprotes penghancuran makam tersebut[1][13] dan protes tersebut telah digaungkan selama bertahun-tahun.[1][15] Hari tersebut dianggap sebagai Yaum-e Gham ("Hari Dukacita").[13] Para tokoh intelektual Sunni merasa kecewa atas situasi pemakaman tersebut, tetapi Saudi menolak seluruh kritik tersebut dan menolak untuk memugar kembali bangunan di atas kuburan dan mausoleum.[8]
Tokoh yang dimakamkan
suntingTokoh terkenal dalam sejarah Islam
sunting- Halimah as-Sa'diyah, ibu susuan Nabi Muhammad
- Istri-istri Muhammad, kecuali Khadijah binti Khuwailid dan Maimunah binti al-Harits, berturut-turut dimakamkan di Jannatul Mu'alla di Makkah dan Sarif.
- Ibrahim bin Muhammad, putra dari Maria al-Qibtiyya, meninggal saat masih bayi
- Zainab, Ruqayyah, dan Ummu Kultsum serta putri-putri dari Muhammad dan Khadijah
- Fatimah, putri Muhammad dimakamkan di tempat ini, meski lokasi makamnya diragukan.[16]
- Fatimah binti Asad, bibi Muhammad dan ibu dari Khalifah Ali.
- ‘Abbas bin ‘Abdul-Muthalib, paman Muhammad.
- Ummul Banin, yang menikah dengan Ali setelah wafatnya Fatimah dan Shafiyyah, Atikah bibi Muhammad.
- Hasan bin Ali, cucu Muhammad, anak Fatimah dan Ali.
- Ali bin Husain, cucu Fatimah binti Muhammad yang menjadi pria yang selamat dari Pertempuran Karbala karena sakit dan tidak mampu berperang.
- Muhammad al-Baqir, anak Ali Zainal Abidin.
- Ja'far ash-Shadiq, anak Muhammad al-Baqir
- Abdullah anak Ja'far bin Abi Thalib
- Para syuhada Karbala
- Aqil bin Abi Thalib, kakak Ali.
- Utsman bin 'Affan, sahabat Muhammad, Khalifah ke-3. Pertama kali dimakamkan di dekat pemakaman Yahudi, dan kemudian Muawiyah I memperluas Al-Baqi' agar Utsman masuk ke dalamnya.[17][18]
- Abdullah bin Utsman, cucu Muhammad, anak Ruqayyah dan Utsman bin Affan.
- Abdulmejid II 1868-1944
Tidak diketahui lokasi makamnya
sunting- Mohammad Hayya Al-Sindhi, ulama
- Imam Syamil, imam ketiga Dagestan
- Muhammad Sayyid Thanthawy, ulama
- Zainal Abidin bin Ali, Presiden Tunisia
- Idris dari Libya, Raja Libya
- Hasan as-Senussi, Putra Mahkota Libya
- Muhammad Zakariya Kandhalawi, ulama dan penulis Fazael-e-A'maal
- Rafiuddin Deobandi, Wakil Kanselir Darul Ulum Deoband
Galeri
sunting-
Makam Halimah
-
Makam Fatimah (satu kubur di depan) dan Hasan, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, dan Ja'far ash-Shadiq (baris kedua kiri ke kanan, empat kubur sisi ke sisi), dan Abbas bin Abdul Muthalib (satu kubur di kanan)
-
Makam istri-istri Muhammad
-
Makam Ibrahim bin Muhammad
-
Makam Utsman bin Affan, dengan Masjid Nabawi di belakang, menghadap ke arah barat. Terlihat Kubah Hijau.
-
Abdullah bin Ja'far dan Aqil bin Abi Thalib
-
Makam Ali Zainal Abidin
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b c d e f g h i j k Werner, Ende (2010). "Baqīʿ al-Gharqad" . Dalam Fleet, Kate; Krämer, Gudrun; Matringe, Denis; Nawas, John; Rowson, Everett. Encyclopaedia of Islam, THREE. Brill Online. ISSN 1873-9830.
- ^ Hopkins, Daniel J.; 편집부 (2001). Merriam-Webster's Geographical Dictionary. hlm. 479. ISBN 0-87779-546-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 June 2016. Diakses tanggal 17 March 2013.
- ^ Muhammad Sadiq Najmi. history of tombs of Imam in Baqi and other monuments (dalam bahasa Persia). Mashar. hlm. 67–68.
- ^ "Encyclopedia of Islam by the Turkish government".
- ^ Sunan Abu Dawood. hlm. https://sunnah.com/abudawud:3206.
- ^ Textual Sources for the Study of Islam, by Knappert, Jan, and Andrew Rippin
- ^ a b Mohammadi, Adeel (2014–2015). "The destruction of Jannat al-Baqi': A case of Wahhabi Iconoclasm" (PDF). Undergraduate Journal of Middle East Studies. Canada (8): 47–56. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 August 2019. Diakses tanggal 30 July 2016.
- ^ a b c d e f g Bahramian, Ali; Gholami, Rahim (2013). "al-Baqīʿ". Dalam Madelung, Wilfred; Daftary, Farhad. Encyclopaedia Islamica (edisi ke-Third). Diakses tanggal 2 September 2016.
- ^ "Sahih Muslim 969a, 969b - The Book of Prayer - Funerals - كتاب الجنائز - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)". sunnah.com. Diakses tanggal 2021-02-18.
- ^ Ahmed, Irfan. "The Destruction Of The Holy Sites in Mecca and Medina". Islamica Magazine. No. 15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 July 2011. Diakses tanggal 7 September 2016.
- ^ "History of the Cemetery Of Jannat Al-Baqi". Al-Islam.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2019. Diakses tanggal 9 September 2016.
- ^ Bahramian, Ali. "Baqi". The Great Islamic Encyclopedia (dalam bahasa Persia). Diakses tanggal 9 September 2016.
- ^ a b c Shahi, Afshin (4 December 2013). The Politics of Truth Management in Saudi Arabia (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 9781134653195. Diakses tanggal 14 September 2016.
- ^ "The Destruction Heritage in Saudi Arabia" (PDF). The Center for Academic Shi'a Studies. August 2015. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 10 April 2019. Diakses tanggal 14 September 2016.
- ^ Hassan, Sara (27 July 2015). "Protests at Saudi Embassy in Washington". American al-Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 June 2018. Diakses tanggal 7 September 2016.
- ^ Lady Fatima Diarsipkan 11 September 2017 di Wayback Machine., Islamic Insight, Accessed 1 September 2012.
- ^ "Al Baqi Cemetery". Al-Mustafa International University (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 20 June 2017.
- ^ "History of the Cemetery Of Jannat Al-Baqi". Al-Islam.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2019. Diakses tanggal 20 June 2017.
Pranala luar
sunting24°28′02″N 39°36′58″E / 24.4672°N 39.616°E
.