Pembicaraan:Salat tujuh waktu
Ini adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada artikel Salat tujuh waktu. Halaman ini bukanlah sebuah forum untuk diskusi umum tentang subjek artikel. |
|||
| Kebijakan artikel
|
||
Cari sumber: "Salat tujuh waktu" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · HighBeam · JSTOR · gambar bebas · sumber berita bebas · The Wikipedia Library · Referensi WP |
Referensi
suntingUntuk pembuat artikel, perlu ditambahkan referensi dari Wikipedia bahasa lain atau referensi lain yang lebih baik dari sekadar blog atau facebook. Hal ini untuk menghindari kerancuan istilah sholat yg di Indonesia sdh identik dengan Islam. Artikel menarik seperti ini tidak cukup hanya memiliki satu referensi dari satu blog saja. Sanko (bicara) 09:12, 16 April 2011 (UTC)
definisi kata
suntingSy baru membuka artikel http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Syriac_Orthodox_Church (Wikipedia Inggris), disana tercantum pray seven times kalau diterjemahkan bebas artinya menjadi berdoa tujuh waktu, bagaimana pendapat saudara2? F1fans (bicara) 15:04, 16 April 2011 (UTC)
- Saya juga mengusulkan pemberian judul artikel yang hampir sama, namun oleh pembuat artikel dikatakan punya arti yang sedikit berbeda. Memang penerjemahan dari bahasa asli bisa berbeda sehingga tidak bisa diterjemahkan ulang dari bahasa Inggris yang bukan bahasa aslinya. Yang menjadi pertanyaan apakah ada cukup banyak penganut Gereja Ortodoks di Indonesia yang menggunakan kata sholat dibanding mayoritas Kristen di Indonesia yang menggunakan kata doa? Bagi saya pribadi kata sholat, doa dan sembahyang punya arti yang sama. Kita tunggu pendapat dan referensi dari pembuat artikel. Sanko (bicara) 15:42, 16 April 2011 (UTC)
Saya coba buka versi Bahasa Arabnya [1] dengan Google Chrome tidak menemukan bagian doanya disitu. Sanko (bicara) 16:06, 16 April 2011 (UTC)
mengapa kata shalat
suntingistilah sholat identik dengan islam, itu hanya di indonesia, malaysia saja, di negara-negara timur tengah sana seh masyarakatnya sangat paham kalo sholat adalah ibadah doa dengan gerakan yg dilakukan umat islam maupun ortodoks. harap dipahami sebelumnya kalo sholat itu memang tidak lagi menjadi bagian liturgi utama dalam gereja kristen & khatolik mayoritas di indonesia, jadi kalo bicara soal mana yg lebih umum dipakai ya tentunya doa. tapi apa yg diamini mayoritas belum tentu sama/wajib sama dengan minoritas yaitu umat khatolik ortodoks. sholat saat ini hanya dijalankan umat khatolik ortodoks, dan istilah sholat tujuh waktu adalah khas milik mereka, jangan karena kepentingan mayoritas, kita memaksakan pendefinisian sholat mjd doa, padahal jelas2 dalam liturgi mereka sholat berbeda dengan doa, sholat adalah doa dengan gerakan yg dilakukan pada waktu yg sudah dikanonisasikan. sama seperti islam menyebut doa dengan gerakan adalah sholat demikianlah. karena sholat bukan istilah islam namun istilah arab yg berhak dipakai oleh semua orang arab baik islam maupun kristen. salat adalah frase arab yg independen dan tidak terikat oleh agama manapun.
shalat tujuh waktu adalah hak warga khatolik ortodoks memakai istilahnya. Bisakah diubah menjadi doa tujuh waktu? bisa2 saja, tapi utk edukasi ke masyarakat, kalo diganti dengan doa, kesannya ini doa biasa yg dilakukan tujuh kali sehari...padahal ini kan doa yg benar2 sholat. mgkn analogi sama seperti di islam, sholat lima waktu apakah bisa diganti dengan doa lima waktu...bisa2 aja seh, tapi pemaknaan jadi lemah...karena sholat itu doa dengan gerakan khusus beda dengan doa biasa, jadi jauh lebih tepat namanya tetap sholat lima waktu, sama halnya dengan sholat tujuh waktu http://www.facebook.com/video/video.php?v=1667591250594&comments (rekan saya umat ortodoks)
jangan mengartikan ibadah sholat tujuh waktu dari bahasa inggris, harusnya dari bahasa aslinya...di arab. berikut tulisan dari Romo, kiranya ini membantu kita paham kenapa dibedakan antara doa dan shalat: http://www.facebook.com/note.php?note_id=407572576908 kalo memang tidak tepat mencantumkan laman facebook, sya akan berkorespondensi lgsg dengan romo Kirilios di gereja ortodoks, namun hasil 'obrolan'nya nanti ditautkan di mana ya? apa musti nulis di blog lagi? Yuvaarsie (bicara) 17:05, 19 April 2011 (UTC)
thanx all
- Terima kasih tanggapannya, diskusi makin sehat. Saya tidak sepenuhnya menentang penggunaan kata itu, cuma memberikan alternatif jika memang mungkin. Seperti halnya di milis alumni saya ada teman muslim yg tinggal di Eropa dan juga menjelaskan bahwa di negara-negara Arab dan Timur Tengah umat Kristen/Katolik juga menggunakan Allah bukan kata Tuhan. Kata Tuhan sendiri adalah serapan dalam Bahasa Indonesia yang punya asal usul tersendiri. Untuk referensi dari facebook, saya masih juga menunggu pendapat para senior disini. Sayapun sedang dan akan selalu menghadapi narasumber yang bercerita, nara sumber yang berkirim dokumen dijital via email untuk dijadikan referensi. Nah bagaimana itu menjadi referensi yang baik di WBI sayapun masih mencari informasi atau menunggu informasi yang baik dan benar. Salam, Sanko (bicara) 00:17, 20 April 2011 (UTC)
- Sebagai wikipedian yang juga aktif di wikipedia-english, saya hendak memberikan pandangan saya. Saya pikir istilah shalat-tselota adalah masalah linguistik (kebahasaan) saja, bahwa benar bahasa Arab memang berkerabat dengan bahasa Aramaik (dan juga bahasa Ibrani) yang sama-sama rumpun Semitik, tapi tradisi keagamaannya dan aqidahnya walaupun ada kemiripan tetapi tetap berbeda. Sebaiknya dipisahkan saja daripada membuat rancu. Sama halnya dengan orang muslim Indonesia yang menyebut Shalat dengan istilah "Sembahyang" (berasal dari kata menyembah Hyang) yang merupakan istilah Hindu-Buddha pra-Islam Nusantara. Ini hanya masalah kedekatan dan kenyamanan bahasa saja. Sama seperti kenyataan bahwa umat Kristiani di Timur Tengah menyebut Tuhan sebagai Allah karena dalam bahasa Arab Tuhan=Allah. Secara internasional di wikipedia bahasa Inggris tidak ada artikel "Orthodox Christianity Salah/Salat" tapi yang ada adalah "Canonical hours" (Ibadah harian (Kristen)). Di wikipedia Inggris sendiri sudah disepakati: Ṣalāh or Ṣalāt (Arabic: صلاة; pl. ṣalawāt) is the practice of formal prayer in Islam. Istilah dan artikel Sholat tujuh waktu itu membuat rancu, sebaiknya "merger" (disatukan) saja dengan Ibadah harian (Kristen) karena aqidah dan akar tradisinya sama persis, berupa pembacaan liturgi harian berdasarkan waktu-waktu tertentu.
- Kalau kita berani jujur melihat latar belakangnya, sebenarnya penggunaan istilah yang sama adalah suatu cara dan strategi yang dilakukan oleh para penyebar agama (agama apapun itu) untuk memberikan "common level ground" atau penyamaan persepsi dengan meminjam konsep lokal atau konsep yang sudah familiar agar mudah menyampaikan ajarannya, membujuk dan mengajak kaum di luar agamanya itu agar mau masuk ke agama yang baru disampaikannya itu. Para penyebar Islam telah melakukannya kepada umat Hindu Jawa kuno jaman Majapahit dan awal kesultanan Demak dulu dengan menggunakan istilah yang sudah akrab dengan umat Hindu seperti "Sembahyang" (berasal dari kata sembah Hyang) serta menggunakan media Wayang untuk berdakwah, dan penyebar agama Kristen di Indonesia banyak meminjam istilah-istilah Arab/Islam untuk mendekatkan konsepnya kepada orang Indonesia yang kebanyakan sudah muslim dan akrab dengan konsep Islam, maka digunakanlah istilah Rasul, Sahadat Rasuli, Allah, Ibadat, Imamat, dll ke dalam iman kristiani di Indonesia, serta membuat Wayang Wahyu, semuanya adalah upaya untuk penyebaran agama. Dan sejujurnya ini adalah masalah yang agak sensitif, karena istilah "berdakwah" atau "penyampaian kabar baik" di sisi agama lain dapar berarti "pemurtadan", atau "penyangkalan" di agama yang ditinggalkan. Kita harus bijak dan netral menghadapi masalah ini. (Gunkarta (bicara) 19:43, 20 April 2011 (UTC)).
Klo usulan di satukan ke dlm artikel yg sudah ada yg lebih merincikan ttg tatacara ibadah dlm agama Kristiani sy setuju, dripada hanya gara2 artikel ini nantinya malah menjadi perdebatan tanpa ujung yg nantinya berpuncak pada konflik SARA. F1fans (bicara) 13:00, 28 April 2011 (UTC)
APAKAH
suntingApakah salat di dalamnya sama dengan islam....??? Tony Hariyanto (bicara) 7 Maret 2016 09.38 (UTC)
External links found that need fixing (Oktober 2023)
suntingHello fellow editors,
I have found one or more external links on Salat tujuh waktu that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:
- http://jurnalis.wordpress.com/1998/10/03/gereja-dengan-haji-dan-salat/ is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20231011080855/https://jurnalis.wordpress.com/1998/10/03/gereja-dengan-haji-dan-salat/ to the original URL.
- http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=1Sam&chapter=1&verse=19 is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20231011080902/https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=1Sam&chapter=1&verse=19 to the original URL.
- http://alkitab.sabda.org/strong.php?id=07812 is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20230528090247/https://alkitab.sabda.org/strong.php?id=07812 to the original URL.
When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.
This notice will only be made once for these URLs.
Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 15 Oktober 2023 02.57 (UTC)