Halo, Amos Antonius Bussi.
Memulai
Tips

Selamat menjelajah, kami menunggu suntingan Anda di Wikipedia bahasa Indonesia!

Welcome! If you do not understand Indonesian language, you may want to visit the embassy or find users who speak your language. Enjoy!

ustad abu gosok (bicara) 8 Agustus 2022 01.57 (UTC)Balas

Generasi ke 16 Dari "Fo Fina" Panglima Kerajaan Amanuban di Tunbes

sunting

Fo Fina merupakan panglima perang(Meo) kerajaan Amanuban di Tunbes yang di pimpin oleh raja Nuban Uf .Raja Nuban Uf memiliki panglima yaitu Fina, Isu, Sae, Baok.

Fo Fina ini merupakan panglima yang selalu di terjunkan di setiap peperangan yang terjadi di daratan Timor karna memiliki kekuatan yang terdapat dalam seekor kuda yang bernama "Maneuk Hana" Kuda ini memiliki kekuatan yang luar biasa yang bisa kita lihat juga dalam film-film action.

Fo Fina memiliki seorang putra yang bernama Loki Fina yang bertugas melanjutkan Tugas panglima (Meo) di Kerajaan Amanuban, dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat termasuk menjaga keamanan Kerajaan Amanuban yang di pimpin oleh Raja Nuban Uf di Tunbes.pada saat kejatuhan Kerajaan Amanuban di Tunbes maka yang melakukan perlawanan terhadap mereka yang berusaha mengganggu untuk kejatuhan Kerajaan Amanuban di Tunbes dengan melakukan perlawanan ini maka di tangkap oleh mereka lalu di ikat, di bungkus dengan ijuk(Nao) lalu di bakar secara hidup² bersama para panglima/Meo sampai meninggal. Pada saat itu untuk menghilangkan jejak para panglima maka Nama/Marga "Fina" Diganti dengan "Busi" Sampai dengan saat ini.
Sedangkan panglima Sae dan Baok meninggalkan kampung halamannya dan berdomisili di bagian selatan pulau Timor yang di sebut "Lamu" Atau Hutan di bagian selatan pulau Timor khususnya di Oe Le'u, Babuin, dan tempat lainnya yang ada di bagian selatan pulau Timor sedangkan Marga "Fina" Yang di ganti dengan "Busi" Tetap menjaga bekas sonaf(Kerajaan Amanuban) sampai dengan saat ini, dan masih banyak cerita atau sejarah yang bisa kami sampaikan kalau di butuhkan tentang keberadaan Kerajaan Amanuban di Tunbes yang di pimpin oleh Raja Nuban Uf. 182.3.196.231 8 Agustus 2022 02.33 (UTC)Balas

Cerita Tentang Perdagangan Kayu Cendana di Kerajaan Amanuban di Tunbes

sunting

Pada saat Raja Nuban Uf berkuasa di Tunbes maka terjadi perdagangan bebas kayu Cendana dan lain-lain bersama bangsa penjajah dan Raja Nuban Uf memerintahkan kepada para panglima/Meo yaitu Fina, Isu, Sae, Baok untuk menggerakkan masyarakat Amanuban dalam rangka mengumpulkan kayu Cendana yang pada saat itu masih menjadi Icon tanah Timor di seluruh dunia dan menarik perhatian para pedagang portugal, belanda untuk melakukan perdagangan di tanah Timor ini dengan cara Barter karna belum ada mata uang pada saat itu.

Dan barang² yang di bawa adalah sebagai berikut:

-Parang -Linggis -Kapak -Piring -Mangkok/mangkuk Serta pakaian bekas, benang dan lain-lain untuk di tukarkan/di barter dengan kayu Cendana yang di bawa oleh masyarakat Amanuban yang di pimpin oleh para panglima (Meo) Amanuban.

 Yang unik adalah setiap penebangan pohon Cendana yang besar oleh para Amaf yang di kordinir oleh para panglima maka hadirlah seorang asing yang memiliki postur tinggi, ganteng, hidung mancung serta cerdas dan pandai berkomunikasi dengan bahasa lain dan tidak mampu berbahasa dawan(Uab Meto),orang ini orang yang pintar, cerdas, dan ganteng namun tidak pandai dalam berbahasa dawan dan tidak memiliki pohon Cendana tapi pada saat penerbangan Ia selalu mengumpulkan, menggali akar dan sisa² pembersihan kayu Cendana yang masi memiliki isi Cendana yang baik dan wangi lalu di kumpulkan untuk di bawa dan di jual bersama masyarakat Amanuban lainnya di Tunbes pada saat pembeli datang untuk melakukan barter di Tunbes. 
            Menurut cerita bahwa Raja Nuban Uf menyuruh untuk mengumpulkan semua kayu Cendana lalu di barter dengan para pembeli
Sedangkan orang yang tadi pandai, pintar, ganteng, cerdas dan mampu berkomunikasi dengan  bahasa Asing dia tidak mengumpulkan miliknya kepada Raja dan masyarakat yang adalah kayu sisa dan akar² Cendana yang di gali oleh yang bersangkutan dengan cara menimbang sendiri, menawarkan sendiri dengan hasilnya adalah hasil barter yang di Terima oleh orang ganteng, pintar, mancung, dan mampu berkomunikasi dengan bahasa Asing ini menerima barang barter itu dengan jumlah yang sangat banyak. Hal ini membuat banyak Masyarakat pembawa kayu Cendana beralih perhatian dari Raja Nuban Uf kepada orang Asing ini sehingga pada waktu barter berikutnya banyak masyarakat yang tidak simpati terhadap Raja Nuban Uf melainkan membawa dan menyerahkan hasil mereka kepada orang asing ini untuk di timbang dan di hitung harga/ hasil barternya. dan hasilnya saat para Amaf pulang dengan membawa banyak barang seperti yang di atas tadi dengan jumlah yang sangat banyak sedang kan para Amaf yang mengumpulkan kayu Cendana nya kepada raja Nuban Uf mendapatkan hasil yang sangat sedikit jumlahnya. Hal ini menyebabkan ketidak puasan masyarakat kepada Raja sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih/mengidolakan orang asing ini di dalam setiap kegiatan barter kayu Cendana dan hasil-hasil lainnya. 
       Kemampuan berkomunikasi bahasa Asing mampu melakukan penawaran dan menyusun strategi untuk menjatuhkan Raja Nuban Uf di Kerajaan Amanuban (Sonaf Tunbes) hal ini membuat panglima Loki Fina yang adalah Nenek moyang saya melakukan protes pada setiap orang yang bertentangan kepada raja Nuban dengan melakukan tembakan secara membabi buta kepada setiap orang yang bersebrangan dengan Raja Nuban Uf dan yang memilih berpihak kepada orang Asing tersebut. 

Dan masih banyak lagi cerita yang akan kami sampaikan apabila di butuhkan. 182.3.196.231 8 Agustus 2022 03.08 (UTC)Balas