Pembicaraan Pengguna:Dhiosk/Arsip 2
Arsip |
Januari 2011-September 2011 September 2011-2015 2016-2017 (2018 kosong) 2019-sekarang |
Utha
suntingTurut berduka cita, Dhio ... :(( Reindra (bicara) 13:30, 15 September 2011 (UTC)
re: Pengguna
suntinghai, menurut saya jangan terlalu gegabah mem-blok pengguna. jika aksi yang berulang-ulang dan mengakibatkan banyak artikel yang di rusak baru bisa di laporkan kepada pengurus. tetapi saya yakin untuk hal ini pengurus sudah tau. karena sudah ada pengurus yang sedang patroli juga. thx info nya. Imanuel NS Uen (Pesan disini) 10:11, 16 September 2011 (UTC)
- kalau pak mikhailov sering melakukan hal tersebut saya kurang tahu. menurut option pertama boleh saja di pindahkan. option kedua artikel tersebut di tulis hapus dengan alasan gunakan bak pasir. Imanuel NS Uen (Pesan disini) 10:22, 16 September 2011 (UTC)
Barnstar Editor
suntingBeginner Experienced Editor | ||
"Beginner Experienced Editor" diberikan kepada pengguna yang telah berkontribusi aktif dengan memberikan sumbangan sebanyak 1.000 hingga 2.999 suntingan pada Wikipedia Bahasa Indonesia, agar dapat diketahui komunitas bahwa hasil kerja kerasnya diketahui dan sangat dihargai serta ucapan terima kasih kepada pengguna yang terus aktif berkontribusi di komunitas ini. Mikhailov Kusserow (bicara) 05:22, 17 September 2011 (UTC) |
re: Barnstar
suntingTerima kasih atas barnstar berupa "pendatang baru paling oke" yang telah anda berikan kepada saya. Sebuah kehormatan bagi saya untuk menerima penghargaan tersebut, karena saya menyadari bahwa kontribusi saya masih belum maksimal. Sekali lagi, terima kasih banyak. Naufal Yazid (bicara) 09.46, 17 September 2011 (UTC)
Ttg: Tugas pertama
suntingSetelah saya tilik lagi, kok sepertinya tugasnya terlalu susah ya... :P Boleh deh unggah berkasmu sendiri (no 1 dicoret). Lisensi fairuse yang saya maksud adalah {{fairuse}}, jadi itu bukan gambar bebas, tapi "terpaksa" dipakai karena tidak ada gambar bebas lain yang dapat dipakai untuk suatu topik.
Untuk no. 4 itu langkah-langkah di Istimewa:Unggah dapat Anda ikuti. Deskripsi dan sumber dapat dimasukkan di "Ringkasan", lisensi dapat dipilih dari dropdown "Jenis lisensi". вёӣйүӀіп ※ 06:35, 19 September 2011 (UTC)
- Contohnya: Berkas:3gapulwikipediawan.jpg adalah foto Anda sendiri, tapi tidak dapat digunakan di artikel manapun. Berkas:Eurovision Barnstar.png adalah buatan Anda sendiri, tapi juga hanya dipakai untuk BintangWiki, bukan untuk artikel. Nah tujuan dari tugas ini adalah memperkaya suatu artikel dengan gambar. Untuk dapat ide gambar apa saja yang non-fairuse yang dapat Anda unggah, Anda dapat melihat-lihat Kontribusi saya atau daftar lisensi gambar yang tersedia di WBI. Salam. вёӣйүӀіп ※ 06:45, 19 September 2011 (UTC)
- Kalau kamera menjadi halangan (belum ada akses ke kamera yang bagus) untuk memuat gambar, bisa juga cari jenis berkas yang lain. Gambar pribadi itu hanya satu bagian dari kemungkinan-kemungkinan yang ada (no. 5 dan 6 dari daftar ini), masih ada bagian yang lain, misalnya gambar berlisensi bebas itu bisa saja gambar bendera, gambar domain publik, karya yang sudah lebih dari 100 tahun, karya oleh pemerintah Indonesia, atau gambar-gambar dari salah satu situs di daftar ini. вёӣйүӀіп ※ 08:50, 19 September 2011 (UTC)
Terima kasih
suntingTerima kasih atas dukungan Anda RE: Padanan frasa. Kevdave (bicara) 10:56, 19 September 2011 (UTC)
Terima kasih
suntingTerima kasih atas BintangWiki-nya. StefanusRA | ✉ 14:43, 19 September 2011 (UTC)
Nominasi penghapusan Berkas:3gapulwikipediawan.jpg
suntingSilahkan Anda baca Kebijakan penggunaan gambar Berkas 3gapulwikipediawan.jpg diusulkan untuk dihapus dari Wikipedia. Alasan yang diberikan: Menurut Kriteria penghapusan halaman, berkas gambar yang tidak memiliki sumber yang jelas dan lisensi yang sah dapat dihapus kapan saja. Jika Anda dapat memberikan kedua informasi tersebut, Anda dapat mempertentangkan nominasi penghapusan ini. Jika Anda mempertentangkannya, tambahkan |
Re:Maaf, bisa tolong saya?
suntingBisa, tetapi sekarang kesibukan saya malah meningkat drastis. Saya usahakan, ya. tatasport bicara 16 Oktober 2011 06.33 (UTC)
Iseng2
suntingkalau anda suka pada musik reggae coba aja lagu Man Down dengan sedikit campuran dangdut... akan lebih yahut ckckckc, slam... Gute Nacht --Bagus Priyambada (bicara) 28 Oktober 2011 13.31 (UTC)
Maaf
suntingBukannya saya melakukan Vandalisme. Tapi saya hanya merubah/menghapus gambar seperti kotak yang di dalamnya ada tulisan Kotak. Menurut saya itu tidak ada hubungan nya dengan topik.
BintangWiki Wikipedia | ||
"BintangWiki Wikipedia" diberikan kepada Dhiosk yang telah dikenal dengan kontribusinya yang berharga kepada Wikipedia, agar dapat diketahui komunitas bahwa hasil kerja-kerasnya diketahui dan dihargai. Aldo samulo (bicara) 9 November 2011 10.18 (UTC) |
Re:Hah?
suntingUntuk sementara sudah saya berikan tag dulu. Saya juga kurang tahu apakah artikel itu fiktif atau tidak. Jika nanti anda mengetahui kalau ternyata stasiun itu fiktif, maka artikel itu bisa langsung dihapus. RaymondSutanto (bicara) 11 November 2011 21.59 (UTC)
Penghargaan
suntingBeginner Experienced Editor | ||
"Beginner Experienced Editor" diberikan kepada pengguna yang telah berkontribusi aktif dengan memberikan sumbangan sebanyak 1.000 hingga 2.999 suntingan pada Wikipedia Bahasa Indonesia, agar dapat diketahui komunitas bahwa hasil kerja kerasnya diketahui dan sangat dihargai serta ucapan terima kasih kepada pengguna yang terus aktif berkontribusi di komunitas ini. -- Saya rasa Anda patut mendapatkannya |
Artikel aneh
suntingAnda sudah benar, usulkan artikel Moluccas Children untuk dihapus. Biasanya itu adalah artikel organisasi yang hmm.., narsis? Biasanya saya mengabaikan saja artikel itu, tapi kalau dihapus, lebih baik. Salam Gunkarta (bicara) 24 Januari 2012 10.41 (UTC)
Bls:Boleh tanya?
suntingHalo, Dhio!
Sepertinya artikel tersebut memang layak untuk dihapus dengan alasan sangat tidak rapi, namun setelah saya menemukan artikel ini di Wikipedia bahasa Inggris, maka sebaiknya kita memberikan kesempatan kepada pengguna yang membuatnya dengan memberikan tag {{rapikan}}. Demikian pendapat dari saya. Salam. Wagino 20100516 (bicara) 27 Januari 2012 14.56 (UTC)
- Terima kasih kembali dan salam. Wagino 20100516 (bicara) 27 Januari 2012 15.02 (UTC)
Sepertinya sebagian bisa dirapikan dan sisanya dihapus saja, yaitu kata yang tidak/belum ditulis padanannya. Salam. Wagino 20100516 (bicara) 27 Januari 2012 15.31 (UTC)
Re: BintangWiki
suntingTerima kasih Bung Dito Bintangnya Shamanji Bicara lagi 27 Januari 2012 22.51 (UTC)
Barnstar
suntingTidak masalah. Silakan. -- Adiputra बिचर -- 28 Januari 2012 07.58 (UTC)
Re: Kowawa
suntingKowawa tidak pantas jadi artikel dan tidak penting. Mungkin sebaiknya diajukan untuk dihapus.Gunkarta (bicara) 31 Januari 2012 06.47 (UTC)
Undangan
sunting
|
- Maksud anda apa ya? Aldo samulo (bicara) 6 Februari 2012 08.37 (UTC)
|
- Mohon untuk berkomentar lagi ya di pembicaraan ProyekWiki. Salam. rieMOGerz 9 Februari 2012 06.37 (UTC)
Warkop Lain-lain
suntingSilakan lihat Warkop Lain-lain (catatan revisi). Ezagren (kirim pesan) 1 Maret 2012 04.33 (UTC)
Artikel ter-inuse
suntingSekadar mengingatkan, Anda mempunyai artikel ter-inuse selama lebih dari 34 hari berjudul Karang Penghalang Belize, Stasiun Utama Berlin, dan Jaring ikan. Salam Ezagren (kirim pesan) 7 Maret 2012 05.32 (UTC)
salam kenal; rasa ke ingin tahuan saya mengenai manuskrip naskah yang berkenaan dengan syekh syarif hidayatullah lagi menggebu2, termasuk pertanyaan masih adakah karya tangan syekh syarif hidayatullah sampai saat ini, saya coba cari diberbagai sumber buku yang ada hanya wejangan singkatnya saja di nukil oleh para penulis seperti "nitip tajug lan fakir miskin" saya sangat ingin tahu sekali sumber naskah asli tulisan tersebut ...... bisa bantu saya tidak sebarkan ke seluruh anggota komunitas wikipedia>.... salam semangat
Terima kasih atas bintangwikinya. Aldo samulo (bicara) 5 Mei 2012 01.50 (UTC)
Terima kasih
sunting
|
Terima kasih
sunting
|
Selamat Menyambut Ramadan!
suntingSelamat Ramadan | ||
Marhaban Ya Ramadan. Karena sekarang adalah bulan Ramadan dan seluruh umat Muslim di seluruh Dunia merayakan sebagai Bulan kemenangan, maka anda layak dapat Bintang! Dimohonkan maaf juga apabila ada salah kata selama di sini, salam Ezagren (kirim pesan) 20 Juli 2012 16.17 (UTC) |
Selamat Ramadan | ||
Marhaban Ya Ramadan. Karena sekarang adalah bulan Ramadan dan seluruh umat Muslim di seluruh Dunia merayakan sebagai Bulan kemenangan, maka anda layak dapat Bintang! Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Amiin! -- Wagino 20100516 (bicara) 21 Juli 2012 05.01 (UTC) -- |
Re:Anon
suntingSudah saya kembalikan karena dicurigai fiktif. Salam, RaymondSutanto (bicara) 21 Juli 2012 03.22 (UTC)
Selamat puasa
suntingSelamat Ramadan | ||
Marhaban Ya Ramadan. Karena sekarang adalah bulan Ramadan dan seluruh umat Muslim di seluruh Dunia merayakan sebagai Bulan kemenangan, maka anda layak dapat Bintang! Saya juga mohon maaf klo ada perbuatan saya yg salah di Wikipedia ini. |
Undangan pertemuan di Jakarta 24 Oktober 2012
suntingHalo, Anda diundang untuk menghadiri pertemuan pada 24 Oktober (Rabu), daftar hadir bisa dilihat pada halaman ini Wikipedia:Kopi darat/Jakarta (24 Oktober 2012). Kami harap kamu bisa datang, baik yang sesi siang maupun sesi malam. John Vandenberg 20 Oktober 2012 14.17 (UTC)
(pesan otomatis ini dikirimikan menggunakan replace.py kepada semua pengguna dengan Jakarta)
Undangan pertemuan di Jakarta 24 November 2012
suntingHalo, Anda diundang untuk menghadiri pertemuan pada 24 November (Sabtu), daftar hadir bisa dilihat pada halaman ini Wikipedia:Kopi darat/Jakarta (24 November 2012). Kami harap kamu bisa datang, baik yang sesi siang maupun sesi malam. John Vandenberg 6 November 2012 03.33 (UTC)
(pesan otomatis ini dikirimikan menggunakan replace.py kepada semua pengguna dengan Jakarta)
Mohon kesediaan menyunting artikel ini "TRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT BUOL (SEBUAH KAJIAN SEDERHANA DALAM PERSPEKTIF ISLAM)"
suntingTRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT BUOL (SEBUAH KAJIAN SEDERHANA DALAM PERSPEKTIF ISLAM) Oleh: Adnan M.Baralemba, S.Pd. M.Si.)*
Abstrak Masyarakat Buol yang seluruhnya beragama Islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya Buolmya. Di antara tradisi dan budaya ini terkadang bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Tradisi dan budaya Buol ini sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Buol, terutama warisan “Nikakai”. Di antara tradisi dan budaya ini adalah keyakinan akan adanya roh-roh leluhur yang memiliki kekuatan ghaib, keyakinan adanya “Penjaga-Penjaga” di suatu tempat tertentu yang berkedudukan seperti tuhan, tradisi member makan terhadap penjaga-penjaga itu, ziarah ke makam orang-orang tertentu, melakukan upacara-upacara ritual yang bertujuan untuk persembahan kepada tuhan atau meminta berkah serta terkabulnya permintaan tertentu. Setelah dikaji inti dari tradisi dan budaya tersebut, terutama dilihat dari tujuan dan tatacara melakukan ritus-nya, jelaslah bahwa semua itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tuhan yang mereka tuju dalam keyakinan mereka jelas bukan Allah, tetapi dalam bentuk pemujaan-pemujaan roh-roh leluhur, atau yang lainnya. Begitu juga bentuk-bentuk ritual yang mereka lakukan jelas bertentangan dengan ajaran ibadah dalam Islam yang sudah ditetapkan dengan tegas dalam al-Quran dan hadis Nabi Saw. Karena itulah, tradisi dan budaya Buol seperti itu sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran Islam dan perlu diluruskan atau sekalian ditinggalkan.
Pendahuluan Sebenarnya masyarakat Buol sangat kental dengan masalah tradisi dan budaya. Tradisi dan budaya Buol hingga akhir-akhir ini tidak ada yang terketuk hatinya untuk menggali, menemukan dan mengembangkan agar dapat memberikan kontribusi terhadap kekayaan budaya nasional di Indonesia. Faktor penyebabnya adalah begitu banyaknya orang Buol yang menjadi elite negara yang berperan dalam percaturan kenegaraan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan maupun sesudahnya, namun tidak ada upaya untuk memperkenalkannya. Nama Buol juga sebenarnya sangat akrab di telinga bangsa Indonesia, ini pertanda bahwa Buol adalah suatu nama yang dapat dijadikan jargon atau nama panggilan yang indah bagi masyarakat Buol. Jika kita perhatikan, ternyata tradisi dan budaya Buol tidak hanya memberikan warna dalam kehidupannya, tetapi juga berpengaruh dalam keyakinan dan praktekpraktek keagamaan. Masyarakat Buol yang memiliki tradisi dan budaya yang banyak dipengaruhi ajaran dan kepercayaan Hindhu dan Buddha terus bertahan hingga sekarang, meskipun mereka memiliki keyakinan atau agama Islam. Masyarakat Buol yang beragama Islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya Buolnya, meskipun terkadang tradisi dan budaya itu bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Memang ada beberapa tradisi dan budaya Buol yang dapat diadaptasi dan terus dipegangi tanpa harus berlawanan dengan ajaran Islam, tetapi banyak juga budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam. Masyarakat Buol yang memegangi ajaran Islam dengan kuat (kaffah) tentunya dapat memilih dan memilah mana budaya Buol yang masih dapat dipertahankan tanpa harus berhadapan dengan ajaran Islam. Sementara masyarakat Buol yang tidak memiliki pemahaman agama Islam yang cukup, lebih banyak menjaga warisan leluhur mereka itu dan mempraktekkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, meskipun bertentangan dengan ajaran agama yang mereka anut. Fenomena seperti ini terus berjalan hingga sekarang. Gambaran masyarakat Buol seperti di atas menjadi penting untuk dikaji, terutama terkait dengan praktek keagamaan kita sekarang. Sebagai umat beragama yang baik tentunya kita perlu memahami ajaran agama kita dengan memadai, sehingga ajaran agama ini dapat menjadi acuan kita dalam berperilaku dalam kehidupan kita. Karena itulah, dalam tulisan yang singkat ini akan diungkap masalah tradisi dan budaya Buol dalam perspektif ajaran Islam. Apakah tradisi dan budaya Buol ini sesuai dengan ajaran Islam atau sebaliknya, bertentangan dengan ajaran Islam. Untuk mengawali uraian tentang masalah ini penting kiranya terlebih dahulu dijelaskan siapa masyarakat Buol itu.
Masyarakat Buol, Budaya, dan Keagamaannya Masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyarakat Buol merupakan salah satu masyarakat yang hidup dan berkembang mulai zaman dahulu hingga sekarang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Buol dan mendiami Pulau Sulawesi Tengah. Di Buol sendiri selain berkembang masyarakat Buol juga berkembang masyarakat Gorontalo, Toli-Toli, Bugis, dan Manado, dan masyarakat-masyarakat lainnya. Pada perkembangannya masyarakat Buol tidak hanya mendiami Sulawesi Tengah, tetapi kemudian menyebar di hampir seluruh penjuru nusantara. Bahkan di luar Sulawesi pun banyak ditemukan komunitas Buol. Masyarakat Buol ini memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan masyarakat-masyarakat lainnya, Artinya masyarakatnya hanya memiliki satu ras bahasa daerah yaitu bahasa Buol. Tidak seperti suku Kaili di mana bahasa ini terdiri dari Kaili Doi, Kaili Tara, Endepu, Kaili Ledo, dan lain sebagainya. Dengan perkembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni) yang semakin gencar seperti sekarang ini, masyarakat Buol tidak tertarik dengan berbagai keunikannya, baik dari segi budaya, agama, tata krama, dan lain sebagainya. Bahkan dengan IPTEKS tersebut sedikit demi sedikit mulai menggerogoti keunikan masyarakat Buol tersebut, terutama dimulai di kalangan generasi mudanya. Di kota-kota seperti Palu atau di kota lain di Sulawesi, banyak ditemukan masyarakat Buol yang tidak menunjukkan jati diri ke-Buol-annya. Mereka lebih senang berpenampilan lebih modern yang tidak terikat oleh berbagai aturan atau tradisi-tradisi yang justeru menghalangi mereka untuk maju. Begitu juga pengaruh keyakinan agama yang dianut ikut mewarnai tradisi dan budaya mereka sehari-hari. Masyarakat Buol yang menganut Islam santri, misalnya, lebih banyak terikat dengan aturan Islamnya, meskipun bertentangan dengan budaya dan tradisi Buolnya. Hal ini karena tidak sedikit tradisi-tradisi Buol yang bertentangan dengan keyakinan atau ajaran Islam. Sebaliknya bagi yang menganut Islam pas-pasan tradisi Buol tetap dijunjung tinggi, meskipun bertentangan dengan keyakinan atau ajaran Islam. Msyarakat Buol yang menganut agama Islam, mereka masih banyak yang mewarisi agama nenek moyangnya, seperti “ Mengondongo, Motuyubo, dan lain-lain. Secara khusus masyarakat Buol bias dikelompokkan menjadi dua golongan besar, golongan yang menganut Islam murni (sering disebut Islam santri) dan golongan yang menganut Islam Pas-Pasan (sering disebut masyarakat yang masih yakin dngan hal-hal gaib). Masyarakat Buol yang menganut Islam santri biasanya tinggal di daerah perkotaan, sedang yang menganut Islam Pas-Pasan biasanya tinggal di daerah terpencil dan tertinggal. Kita dapat klasifikasi bahwa ada tiga karakteristik kebudayaan Buol yang terkait dengan hal ini, yaitu: 1. Kebudayaan Buol pra Hindhu-Buddha Kebudayaan masyarakat Indonesia, khususnya Buol, sebelum datangnya pengaruh agama Hindhu-Buddha sangat sedikit yang dapat dikenal secara pasti. Sebagai masyarakat yang masih sederhana, wajar bila nampak bahwa sistem animisme dan dinamisme merupakan inti kebudayaan yang mewarnai seluruh aktivitas kehidupan masyarakatnya. Agama asli yang sering disebut orang Barat sebagai religion magis ini merupakan nilai budaya yang paling mengakar dalam masyarakat Indonesia, khususnya Buol. 2. Kebudayaan Buol masa Hindhu-Buddha Kebudayaan Buol yang menerima pengaruh dan menyerap unsur-unsur Hindhu- Buddha, prosesnya bukan hanya sekedar akulturasi saja, akan tetapi yang terjadi adalah kebangkitan kebudayaan Buol dengan memanfaatkan unsur-unsur agama dan kebudayaan India. Ciri yang paling menonjol dalam kebudayaan Buol adalah sangat bersifat teokratis. Masuknya pengaruh Hindhu-Buddha lebih mempersubur kepercayaan animisme dan dinamisme (serba magis) yang sudah lama mengakar dengan cerita mengenai orang-orang sakti setengah dewa dan jasa mantra-mantra (berupa rumusan kata-kata) yang dipandang magis. 3. Kebudayaan Buol masa kerajaan Islam Kebudayaan ini dimulai dengan berakhirnya kerajaan Buol-Hindhu menjadi Buol-Islam. Kebudayaan ini tidak lepas dari pengaruh dan peran para ulama sufi yang mendapat gerlar para wali di tanah Sulawesi dan tanah Jawa. Perkembangan Islam di Buol tidak semudah yang ada di luar Buol yang hanya berhadapan dengan budaya lokal yang masih bersahaja (animisme-dinamisme) dan tidak begitu banyak diresapi oleh unsur-unsur ajaran Hindhu-Buddha seperti di Buol. Kebudayaan inilah yang kemudian melahirkan dua varian masyarakat Islam Buol, yaitu santri dan Pas-Pasan, yang dibedakan dengan taraf kesadaran keislaman mereka. Karakteristik budaya Buol dapat kita katakana religius, non-doktriner, toleran, akomodatif, dan optimistik. Karakteristik seperti ini melahirkan corak, sifat, dan kecenderungan yang khas bagi masyarakat Buol seperti berikut: 1) percaya kepada Tuhan Yang Mahaesa atau yang disebut Meparcaya ato kuni Kayangan Allah Taala, dengan segala sifat dan kebesaran-Nya; 2) bercorak idealistis, percaya kepada sesuatu yang bersifat immateriil (bukan kebendaan) dan hal-hal yang bersifat adikodrati (supernatural) serta cenderung ke arah mistik; 3) lebih mengutamakan hakikat daripada segi-segi formal dan ritual; 4) mengutakaman cinta kasih sebagai landasan pokok hubungan antar manusia; 5) percaya kepada takdir dan cenderung bersikap pasrah; 6) bersifat konvergen dan universal; 7) momot dan non-sektarian; 8) cenderung pada simbolisme; 9) cenderung pada gotong royong, guyub, rukun, dan damai; dan 10) kurang kompetitif dan kurang mengutamakan materi. Pandangan hidup Buol memang berakar jauh ke masa lalu. Masyarakat Buol sudah mengenal Tuhan sebelum datangnya agama islam yang berkembang sekarang ini. Agama Islam yang datang diterima dengan baik oleh masyarakat Buol. Mereka tidak terbiasa mempertentangkan agama dan keyakinan. Mereka menganggap bahwa agama yang datang disebarkan itu baik. Ungkapan inilah yang kemudian membawa konsekuensi timbulnya sinkretisme di kalangan masyarakat Buol. Masyarakat Buol yang menganut Islam sinkretis hingga sekarang masih banyak ditemukan, terutama di daerah terpencil. Mereka akan tetap mengakui Islam sebagai agamanya, apabila berhadapan dengan permasalahan mengenai jatidiri mereka, seperti KTP, SIM, dan lain-lain. Secara formal mereka akan tetap mengakui Islam sebagai agamanya, meskipun tidak menjalankan ajaran-ajaran Islam yang pokok, seperti shalat lima waktu, puasa Ramadlan, zakat, dan haji (Koentjaraningrat, 1994: 313). Masyarakat Buol, terutama yang menganut agama pas-pasan, mengenal banyak sekali orang atau benda yang dianggap keramat. Biasanya orang yang dianggap keramat adalah para tokoh yang banyak berjasa pada masyarakat atau para ulama yang menyebarkan ajaran-ajaran agama dan lain-lain. Sedang benda yang sering dikeramatkan adalah benda-benda pusaka peninggalan dan juga makam-makam dari para leluhur serta tokoh-tokoh yang mereka hormati. Di antara tokoh yang dikeramatkan.Misal Guru Tua, Datok Karama dan para wali sembilan yang lain sebagai tokoh penyebar agama Islam di Jawa sampai ke Sulawesi. Tokoh-tokoh lain dari kalangan raja local yang dikeramatkan adalah Terungku, dan yang lainnya di Kabupaten Buol. Masyarakat Buol percaya bahwa tokoh-tokoh dan benda-benda keramat itu dapat memberi berkah. Itulah sebabnya, mereka melakukan berbagai aktivitas untuk mendapatkan berkah dari para tokoh dan benda-benda keramat tersebut. Masyarakat Buol juga percaya kepada makhluk-makhluk halus yang menurutnya adalah roh-roh halus yang berkeliaran di sekitar manusia yang masih hidup. Makhlukmakhluk halus ini ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan manusia. Karena itu, mereka harus berusaha untuk melunakan makhluk-makhluk halus tersebut agar menjadi jinak, yaitu dengan memberikan berbagai ritus atau upacara. Di samping itu, masyarakat Buol juga percaya akan adanya dewa-dewa. Hal ini terlihat jelas pada keyakinan mereka akan adanya penguasa Laut. Jika di masyarakat Jawa menyebutnya Selatan yang mereka namakan Nyai Roro Kidul (Ratu Pantai Selatan). Masyarakat Jawa yang tinggal di daerah pantai selatan sangat mempercayai bahwa Nyai Roro Kidul adalah penguasa Laut Selatan yang mempunyai hubungan dengan kerabat Mataram (Yogyakarta). Mereka memberi bentuk sedekah laut agar mereka terhindar dari mara bahaya (Koentjaraningrat, 1995: 347). Itulah gambaran tentang masyarakat Buol dengan keunikan mereka dalam beragama dan berbudaya. Namun sekarang ini keunikan ini justru tidak diperhatikan lagi, pada hal keunikan itu dapat dijadikan sebagai warisan tradisi yang dijunjung tinggi dan tetap terpelihara dalam kehidupan mereka. Bahkan dengan adanya otonomi daerah, masing-masing daerah mencoba menggali tradisi-tradisi untuk dijadikan tempat tujuan wisata yang dapat menambah income bagi daerah yang memiliki dan mengelolanya.
Penutup
Sebagai catatan penutup perlu ditegaskan bahwa Islam tidak sama sekali menolak tradisi atau budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dalam penetapan hukum Islam dikenal salah satu cara melakukan ijtihad yang disebut ‘urf, yakni penetapan hukum dengan mendasarkan pada tradisi yang berkembang dalam masyarakat. Dengan cara ini berarti tradisi dapat dijadikan dasar penetapan hokum Islam dengan syarat tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang tertuang dalam al-Quran dan hadis Nabi Saw. Di Indonesia banyak berkembang tradisi di kalangan umat Islam yang terus berlaku hingga sekarang, seperti tradisi lamaran, sumbangan mantenan, peringatan hari-hari besar keagamaan, dan lain sebagainya. Selama ini tidak bertentangan dengan ajaran Islam maka tradisi-tradisi seperti itu dapat dilakukan dan dikembangkan. Sebaliknya, jika bertentangan dengan ajaran Islam, maka tradisi-tradisi itu harus dikembangkan dengan tujuan sebagai kontribusi kekayaan budaya Indonesia. Mudah-mudahan tulisan ini menjadi pemicu masyarakat Buol untuk bangkit dalam menggali budaya di daerahnya demi sehingga dapat berkompetisi dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
. (1995). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.
. (1996). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Moleong, Lexy J. (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Simuh. (1996). Sufisme Jawa. Yogyakarta: Bentang Budaya. Suharsimi Arikunto. (1991). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Suyanto. (1990). Pandangan Hidup Jawa. Semarang: Dahana Prize.
Biodata Penulis Adnan M.Baralemba, dilahirkan di Desa Baturata, Kecamatan Paleleh, Kabupaten Buol, Propinsi Sulawesi Tengah, selesai pendidikan Pascasarjana (S-2) di Universitas Tadulako. Sekarang ini bertugas sebagai Widyaiswara (Pejabar Fungsional) Pada Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, khusus tenaga pelatih mulai dari Prajabatan, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, sampai dengan melatih Tenaga Pimpinan (Pejabat Pimpinan Eselon II,III dan IV).
Selamat ulang tahun, Dhiosk! | |
Lihat pula tokoh yang berulang tahun hari ini |