====GLOBAL KRISIS ECONOMY ====

MASALAH KRISIS TELUK

sunting

MASALAH KRISIS TELUK MENYEBABKAN TIDAK TERKENDALINYA HARGA MINYAK MERUPAKAN SALAH SATU TOPIK UTAMA YANG DIBAHAS PADA KONPERENSI ENERGI INTERNASIONAL DENGAN TEMA “ MEGA TRENDS “ THE ASIA PASIFIC ENERGY OUTLOOK TOWARDS THE YEARS 2000”. Konperensi tahunan Energy yang pertama ini diadakan dalan kaitannya dengan yang beranggotakan negara-negara non OPEC Ir. T. Ariwibowo Menteri Muda Perindustrian juga tampil sebagai pembicara tamu. Prof. James Amerika Serikat Ahli bidang energi Amerika beserta tokoh-tokoh lainnya dibidang energi non-migas yang juga hadir pada konperensi ia membahas kemungkinan-kemungkinan penggunaan ulang tahun OPEC ke-30 dan menampilakan pembicara – pembicara dari menteri pertambangan dan energi GINandJar Kartasasmita. Presiden OPEC Sadek Bousenna yang juga adalah Menteri Pertambangan dan Industri Alzajair dan 2 menteri anggota OPEC lainnya yaitu Jibril Aminu Menteri Perminyakan Nigeria dan Celestino Armas Menteri Pertabnagn dan Energi Venezuela. Konperensi ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Suharto pada tanggal 16 oktober 1990 dan berakhir pada 18 oktober 1990. Setelah peresmian konperensi dimulai dengan diskusi panel para menteri OPEC yang dipimpin oleh Ginandjar Kartasasmita. Kusus untuk konperensi ini Sekjen OPEC Dr. Subroto merupakan salah satu pembicara utama. Selain tokoh – tokoh OPEC tampil PAUL Vlaanderen dari Internasional Energy Agency sebuah badan Energi internasional sumber energi bukan migas dan masalah kontroversial yang meliputi energi nuklir dan maslah ekonomi internasioanal. Masalah lingkungan selalu keseimbangan dalam pembangunan maka pemeliharaan maupun konservasi lingkungan harus tetap dijalankan secara berkesinambungan. Bahasan mengenasi masalah lingkungan ini telah dibawakan oleh Bruce Nussbaum. Konperensi ini telah memberikan gambaran-gambaran luas tentang perihal perkembangan industri energi, peluang peluang maupun perkembangannya yang dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha maupun ilmuwan dibidang energi. Konperensi dibidang perminyakan dan industri keuangan , ilmuwan ahli-ahli ekonomi dan pejabat pemerintah. Selama tiga hari berlangsungnya Konperensi Energi Internasional tersebut menjadi sangat penting bagi Indonesia mengingat kenaikan harga harga minyak bumi tidaj saja memperbesar pendapatan dari migas tapi juga akan mengurangi daya beli negara lain terhadap komoditi non-migas indonesia. Bersamaan dengan konperensi tersebut Asosiasi Perminyakan Indonesia juga mengadakan serta menyelenggarakan konvensi tahunan ke – 19. Konvensi perminyakan ini merupakan salah satu yang terbesar didunia dan diikuti kurang lebih 2000 peserta. Konvensi terutama menitik beratkan pembircaraan pada alih terknologi dibidang perminyakan. Kedua peristiwa ini sengaja diadakan bersamaan untuk mempermudah komunikasi diantara ahli-ahli energi, pengusaha,lembaga keaungan yang berkaitan dengan bidang energi dan akan memberi pengaruh yang luas pada perkembangan energi pada umumnya.