KB TUBUMUSU
Halo, KB TUBUMUSU. Selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia! | |||
---|---|---|---|
|
ASALMUASAL KELUARGA MOSA ZAKI ONEKOZE/MOSA LAKI ONEKORE
suntingLeluhur Mosa Zaki Onekore, Kengo Rau Ndara diperkirakan telah mendiami Nua Kengo /Onekore dihitung dengan adanya keturunan yang terdata sekarang ada lima belas keturunan, kalau perketurunan dihitung umur maksimal delapan puluh tahun berarti sekitar tahun delapan ratus masehi /tahun 800.M. (lihat tabel silsilah), leluhur orang Onekore telah ada dan bermukim di kota Ende seribu dua ratus tahun lalu dengan hitungan tahun kalender tahun 800 sampai tahun 2012.Embu Zea leluhurnya Mosa Zaki Onekore mendiami Kampung kuno pertama dan juga sebagai tempat untuk kegiatan ritual adat yaitu disebuah batu besar yang disebut Watu Toe disekitar Kanongga - Manunggoo sampai sekarang masih ada, tempanya sekarang terletak di kelurahan Paupire ,sebelah utara Rumah Sakit Umum Ende, dari situ setelah meninggalnya Embu Zea, Keturunan selanjutnya mulai sering berpindah – pindah dengan tujuan untuk mengontrol dan sekalian menjaga hak ulayat atau wilayah kekuasaannya dari Manunggoo pindah kekaki gunug Wongge ,sekarang tempatnya disebut Gereja dan disitu juga ada sebuah batu besar tempat Pati Kah Embu Kajo atau memberi makan Leluhur, dari Gereja pindah ke Gunung Kengo dan di gunung Kengo ada peninggalan batu altar/batu tempat sesajian dan kubur kramat Embu Jae., Embu Rau dengan harta peninggalan yang pernah dicuri orang yang tidak bertanggung jawab berupah Guci asal Cina dari dinasti Ming, pencuri, spesial barang-barang Purbakala/kuno/antik, pencurinya asal Padang yang bernama Samsul ditangkap pihak berwajib diproses dan dipenjarakan di Lembaga Pemasyarakatan Ende, barang-barang curian di kembalikan pihak berwajib ke keluarga Mosa Zaki Kengo Rau Ndara,satu buah Guci Cina, dua bilah Sau (alat perang /berupah dua bilah Parang)dan perhiasan Emas dan Perak dan sekarang disimpan di salah satu rumah kerabat Mosa Zaki, dari gunung Kengo turun ke Titik Pusat diantar dari empat sudut Zangi Tanah( batas ulayat )disitu di bangun semacam Monumen dari batu Kerucut ditanah lapang yang disebut Tubu Musu – Hora Nata diperkirakan dibangun pada tahun tahun 1650.M.Oleh Mosa Zaki Embu Sau dan tempat inilah sekalian dijadikan tempat untuk mengadakan upacara adat yang dan kegiatan-kegiatan lain, Tubu Musu itu berbentuk Batu Kerucut segi tiga(batu Megalit) yang tingginya sekitar satu meter lebih dan masih ada sampai sekarang tepatnya di depan Kantor Lurah Onekore sejak mulai saat itulah Titik Pusat kegiatan - kegiatan Adat, Pati Kah Embu Kajo/memberi makan Leluhur, kegiatan awal mencari hujan /minta turun Air Hujan dan dilanjutkan kesetiap Zangi Tanah dan titik puncaknya/berakhir di Watu Toe Manunggoo. Pada tahu 1939 terjadi kemarau yang sangat panjang dan tidak pernah turun hujan semua tanaman pertanian mati dan bahan pangan sulit di dapat di kota Ende,dengan kesepakatan beberapa tetua adat/Ata Zaki – Ata Zaki yang bukan dari keturunan Mosa Zaki Puu coba – coba mencari/minta air hujan turun ndeka, Nggae Dewa tanpa memberitau keturunan dari Mosa Zaki Puu Kengo Rau Ndara dan hujanpun tidak turun dan setelah mereka sadar apa yang dibuat mereka itu salah, mereka meminta maaf kepada Embu Se Nggobe salah seorang keturunan Mosa Zaki Puu dan permintaan maaf diterima Embu Se Nggobe dan setelah seminggu kemudian semua tetua adat /Ata Zaki - Ata Zaki dan Embu Se Nggobe berkumpul lagi untuk mencari/minta air huja turun ndeka, Nggae Dewa yang dipimpin langsung oleh Embu Se Nggobe dengan kemampuan dan kharisma sebagai keturunan Ana Tanah Mosa Zaki Puu dengan bahasa yang telah diajarkan LeluhurNya mulai dengan Sua Somba ndeka Embu Kajo nee ndeka Nggae Dewa agar hujan turun untuk menyuburkan tanah dan tanam, setelah perlengkapan semua tersedia mereka berangkat menuju Eko Tanah menyusuri Zangi Tanah mulai dari Ha’i Ae sampai ke Manunggoo sambil mengucapkan doa (Sua Somba dalam bahasa Ende) setelah sampai di Manunggoo Embu Se berserta rombongan mengadakan Pati Kah Embu Kajo ,Tanah Watu (memberi makan kepada leluhur) sesuai kebiasan yang dibuat turun temurun oleh pendahulunya seusai memberi makan Leluhur Embu Se mengambil Esa Nio Toro( buah kelapa mudah merah) dan memecahkan diatas Watu Toe (batu persembahan ) kelapa tsb. terbelah bagidua dan air kelapa tersebut terpancar keatas,bersama dengan jatuhnya air kelapa ketanah seluruh kota Ende menjadi mendung, gunung Ia dan Wongge diselimuti kabut, Guntur dan Kilat saling sambar menyambar dan air dari langit turun dengan derasnya membasahi bumi disekitar kota Ende....... dari Onekore pindah ke Zisa wuzu/Risa Wuru sekarang disekitar Kelurahan Potulando itu Cuma sebentar dari Zisa Wuzu pindah ke Koponggena sekarang disekitar Kelurahan Teta Ndara itu juga tidak lama, (Nama Teta Ndara artinya tempat jemuran alat penangkap ikan yang disebut Katari,.Ndaza/ Ndara /bintang nama salah seorag Mosa Laki Onekore ),jadi Teta Ndara artinya”Tempat jemuran alat penangkap ikan Embu Ndara, Hak ulayat Onekore mulai terganggu adanya Exodus ata Sawu /orang sabu, karena ada peperangan di Pulau Sabu dan sekarang keturunan orang Sabu mendiami Kabupaten Ende, dan sedikit Kabupaten Nagekeo, Ngada ,dan Manggarai Timur ,dan tidak berselang lama Juga datang orang dari Pulau Sulwesi dan juga orang dari Pulau Jawa yang kononnya utusan Kerajaan masing-masing ,untuk memperluaskan kekuasan itu diperkirakan diantara - tahun 1300 dan 1350 dan tanah Onekore pada saat itu dibawah pimpin Mosa Zaki Keo dan semua kekuatan dikerahkan untuk membentengi hak ulayat Onekore dari Ipi ,zisa Wuru sampai Onewitu dan sampai saat ini batasnya tetap ada secara hukum adat/hak ulayat ,dan diakui oleh pemerentah Kabupaten Ende. Struktur Mosa Laki ,Tanah ulayat dan budaya Onekore mulai tercabik dan terkikis masuk nya orang luar Flores dan Penjajah Belanda dan diboncengi beberapa Misionaris Katolik dan diperparahi lagi setelah usai Perang Onekore yang dipimpin Bhara Nuzi /Bara Nuri melawan Raja Ende , orang- orang yg datang secara sukarela dan orang-orang yang diundang ikut untuk berperang memproklamirkan /mengaku diri mereka juga Mosa Laki Onekore dan itu terjadi sampai sekarang ,Mosa Laki itu menurut kepercayaan orang Ende Manusia mai reta wawo ziru/liru – (Manusia yang datang dari langit /titisan )dan Mosa Laki kekuasaannya sistimnya linear - turun –temurun ,tidak memilih dan tidak dipilih kecuali ata zaki ata zakinya /ata laki-ata laki dipilih untuk membantu tugas Mosa zaki Puu dengan cara musyawara dan tetap atas persetujuan Mosa Laki Puu ,dan sistim Mosa Zaki di Onekore sejak Embu Zea sampai dengan Embu Nggobe yaitu terdiri dari Mosa laki Puu (pejantan –pucuk pimpinan) dan Ata Zaki-Ata Zakinya/ (asistennya),terdiri dari : Zaki Jaga singi zangi ,Zaki kapokao, Zaki bagi boge ,Zaki Ndeto, Keturunan Kengo Rau Ndara menolak adanya sistim diluar sistim yang sudah dibangun Leluhurnya sejak seribu dua ratus tahun lalu dan tidak mengenal sistim kepemimpinan kolekte atau godo wutu yang saat ini mengklaim sebagai pemilik ulayat Tanah Onekore ,kalau kita telusuri asal-usul kebanyakan mereka berasal dari luar wilayah Onekore dan juga ada kaitan kawin mawin dengan keturunan Mosa Zaki Onekore dengan keluarga dari luar datangnya mereka di Onekore sebagai fai wazo ana hazo atu penggarap,kami dari keturunan Mosa Zaki Kengo Rau Ndara tau benar asal kampung mereka karena diceritera turun temurun oleh Embu Kajo kami dan ini perlu dibicarakan atau diskusikan tetua adat yang ada sekarang sehingga fai wazo ana hazo/wai walo ana kalo (msyarakatnya ) tidak bingung dan ragu seperti yang kita dengar sekarang ini selalu sinis kalau bicara tentang godo wutu Onekore. Kami dari keturunan Mosa Zaki Onekore membuat tulisan ini karena merasa tangung jawab terhadap Leluluhur dan sekalian meluruskan cerita-cerita yang tidak bertanggung jawab yang ada dalam masyarakat khusus Onekore maupun Ende umumnya, agar masyarakat pemangkut adat Onekore yang ada sekarang menduduki/menempati posisi masing-masing sesuai sistim yang ditinggalkan Mosa Laki Kengo Rau Ndara, keturunan-keturunan Ata Zaki-Ata Zaki yang dulu diangkat oleh Mosa Zaki Puu Kengo Rau Ndara, kami dari keturunan Mosa Zaki Puu Kengo Rau Ndara masih ingat dan benar-benar tau siapa-siapa keturunannya yang masih hidup dan tetap tinggal disekitar kampung Onekore, karena selalu dicerita turun temurun oleh Embu Kajo kami, Dan perlu diketahui dan dipahami oleh masyarakat adat Onekore Sistim Kepemimpinan Ulayat atau Kepemimpinan Komunitas Adat khusus di Ende dan umumnya di Flores selalu dipimpin oleh seorang Moza Zaki Puu dan tidak ada kepemimpinan kolekte, godo wotu dll. Pucuk pimpinan adalah tetap ditangan Mosa Zaki Puu , itupun harus dari keturunan garis lurus sejak dari Embu Zea sampai dengan Embu Nggobe pimpinan Mosa Zaki Onekore hanya satu atau tunggal dan Mosa Zaki Puu itu tidak dapat diganti oleh orang yang bukan dari garis keturunan atau darah dari Mosa Zaki Puu, terkecuali ada hal lain, Mosa Zaki itu tidak mempunyai keturunan atau keturunannya masih kecil atau, itu baru bisa diangkat untuk sementara dari pihak kerabat dekat yang ada hubungan darah dengan Mosa Zaki Puu atau orang yang kawin masuk dengan keluarga Mosa Zaki Puu dengan catatan setelah alih warisnya besar kekuasaan Mosa Zaki Puu diserahkan kembali kepada anak itu, dan biasa sebelum diangkat pengganti bukan dari garis lurus untuk menjabat sementara dan mengembalikan kekuasaan kepada alihwaris garis lurusnya Mosa Zaki Puu yang sudah dewasa hal ini selalu diiringi dengan perjanjian adat berupah Sumpah Adat dan sumpah adat ini dibuat karena pada saat Leluhur kami belum bisa baca tulis dan Sumpah Adat sangat bhisa ghia atau mujarab, dibuatnya perjanjian /Sumpah Adat agar kedua belah pihak menepati kesepakatan yang telah diikrar apa bila diantara kedua belah pihak ada yang mengingkar dampaknya, sangat dahsat berupah musibah,kecelakaan dan bahkan kematian . Dan Sumpah Adat ini biasanya diadakan karena menghadapi persoalan atau perkara yang rumit dan tidak punya alat bukti yang kuat untuk menyelesakian perkara yang timbul dari dalam ulayat komunitas adat diantara Mosa Zaki,Ata Zaki dan fai fazo ana hazo dan juga dengan batas ulayat atau Zangi Tanah dengan Mosa Zaki tetangga.Tatanan masyarakat adat oarng Onekore sejak dari Embu Zea sudah tertata rapih ada Ata Zaki-Ata Zaki yang membidangi struktur-sturktunya yang telah disebut diatas.Dan mempunyai hubungan baik dengan Mosa Zaki tetangga seperti Tombe Rabu, Mosa Zaki Zia Ndona, Mosa Zaki Wolotopo ,Mosa Zaki Zowo Zena ,Mosa Zaki Gheo Ghoma,Mosa Zaki Watu Sipi. Mosa Zaki Ndora, Mosa Zaki Nangaba,Mosa Zaki Nangakeo dan Numba, Basa,Nanga Panda dan bahkan sampai ke Nagakeo, jadi kesimpulannya sebelum adanya orang luar masuk ke Ende, orang Ende /orang Kengo/Orang Onekore sudah punya tatanan kepemerentahan lokal dengan Pucuk Pimpinannya Mosa Zaki Puu dan Ata Zaki-Ata Zakinya sebagai pelaksananya dalam kepemerentahan pada saat itu.
AWAL MULA KAMPUNG ONEKORE
suntingSejarah kampung Onekore ,awal mulanya bernama nua Kengo atau ata Kengo , Kengo nama salah seorang keturunan Moza Zaki yang mendiami wilaya denga batas-batas Utara dengan Puncak gunung Wongge ( uzu nee wongge wawo), Selatan dengan kajukaro ( pantai Ipi sampai Nanganesa ), Timur dengan Zangi Tanah(Onewitu sampai Puncak Gunung Kengo, Barat dengan Peri ana keri ( dari Nanganesa sampai Manunggoo).Paraze nee pamenamai , Wozo zeko zangi zeko zowo dubu zangi dubu pada saat itu Onekore dipimpin Moza Zaki Rau Ndara Perang dikomadoi Baranuri ,Deni Besi, Da Pau dan juga dibantu oleh Mbengu Mbira dari Rewarangga , Ana Embu Nggaka Sira dari Ndona , orang –orang Zowo Zena ,Perang pertama dimenangkan orang Onekore dan Baranuri ,pihak Belanda banyak yang meninggal dan dikuburkan dipinggir pantai Kuzazo perang ke dua ,Onekore kalah dan banyak makan korban. Sejak itu - banyak berdatangan orang untuk mencari kerabatnya yang ikut membantu perang ,dan mereka bertanya pada orang yang mereka jumpai dalam perjalanan ,orang itu menjawab ebhe ndeka one koo koze (ndeka one =didalam ,koze –sejenis pohon yang banyak getah),Mulai saat itulah disebut nua Onekoze (sebutan asli orang Ende) dan terus berkembang karena para pendatang tidak bisa menyebut laval ze akirnya menjadi re dan jadilah kampung Onekore sampai saat ini.
SILSILAH : KELUARGA KENGO RAU NDARA MOSA ZAKI /MOSA LAKI NUA KENGO /ONEKORE 1.ZEA/ REA 6.JAE 11.MBAGGU 2.ZAJA 7.SAU 12.NGGOBE 3.ZATU/RATU 8.KENGO 13.SE 4.MEO 9.RAU 14.SEDU 5.KEO 10.NDARA 15.WISU
WOI KOO EBHE EMBU KAJO WONGGE WAWO TANGGE TAZO - JUJEJE HAI MBANA MBEMBO -REZE WAWO JAO TANGGE TAZO – MUU HUNU KA MBAPA - KURU META AE ZEMBO.
Sejarah kampung Onekore
suntingawal mulanya bernama nua Kengo . Kengo nama salah seorang keturunaMoza ZakI yang mendiami wilaya denga batas-ba tas Utara dengan Puncak gunung Wongge ( uzu nee wongge wawo), Selatan dengan kajokaro ( pantai Ipi sampai Nanganesa ), Timur dengan Zangi Tanah(Onewitu sampai Puncak Gunung Kengo, Barat dengan Peri ana keri ( dari Nanganesa sampai Manunggoo).Paraze mai nee pamenamai - Wozo zeko zangi zeko zowo dubu zangi dubu . Nama Onekore muncul pada saat perang onekore melawan Belanda dan Raja Ende,pada saat itu Onekore dipimpin Moza Zaki Rau Ndara Perang dikomadoi Baranuri ,Deni Besi, Da Pau dan juga dibantu oleh Mbengu Mbira dari Rewarangga , Ana Embu Nggaka Sira dari Ndona , orang –orang Zowo Zena ,Perang pertama dimenangkan Orang Onekore dan Baranuri ,pihak Belanda banyak yang meninggal dan dikuburkan dipinggir pantai Kuzazo perang ke dua ,Onekore kalah dan banyak makan korban sejak itu - banyak berdatangan orang untuk mencari kerabatnya yang ikut membantu perang ,dan mereka bertanya pada orang yang mereka jumpai dalam perjalanan ,orang itu menjawab ndeka one koo koze (ndeka one =dalam ,koze –sejenis pohon yang banyak getah)