<a href="http://photo.goodreads.com/books/1234142309l/6226620.jpg"><img src>
Rahasia Kaum Falasha adalah novel yang mengisahkan perebutan sebuah pusaka rahasia yang diyakini sebagai kunci dari misteri Tabut Perjanjian Israel yang hilang (the Lost Ark of Covenant), peninggalan Nabi Musa as. Perebutan pusaka ini melibatkan sebuah organisasi Zionis rahasia dengan sekelompok orang. Novel ini menyoroti dan mengkaji misteri di seputar hilangnya Tabut Perjanjian dan kemungkinan lokasi keberadaannya di masa sekarang serta masalah sosial yang disebabkan paham Zionisme.

Latar Belakang

sunting

Dalam budaya populer, tema tentang pencarian The Lost Ark of Covenant telah beberapa kali diangkat dalam bentuk film, novel, atau cerita pendek. Misalnya dalam film Indiana Jones and the Raider of the Lost Ark yang disutradarai Steven Spielberg dan dibintangi Harrisson Ford. Umumnya, tema ini diangkat dalam relevansinya dengan Alkitab (Injil) dan konteks Kristen atau Yahudi. Novel ini menghubungkan tema pencarian The Lost Ark of Covenant dengan pembahasannya dalam Kitab Suci Al Qur’an dan konteks pandangan Islam. Padahal masalah tabut ini dan kegunaannya disebut-sebut di dalam Al Qur’an, Surah Al Baqarah.
Dalam pasar pembaca buku saat ini, sudah ada beberapa buku dengan genre yang sama. Naskah ini memiliki unsur petualangan, roman, serta penggabungannya dengan nilai-nilai kontemporer, historis, dan keislaman di dalamnya. Novel ini tidak sepenuhnya fiksi, karena unsur-unsur pembangunnya diambil dari fakta, hipotesis, dan teori konspirasi.

Sinopsis

sunting

Heri, seorang kandidat doktor bidang filologi dari Monash University –Australia, tewas di Ethiopia saat sedang melakukan penelitian untuk disertasinya. Kepolisian Ethiopia menyatakan bahwa Heri tewas karena dibunuh oleh Indra, yang juga merupakan asisten Heri dalam penelitiannya.
Esa, sahabat Heri, yang juga seorang dosen sastra di sebuah universitas negeri di Bandung menerima sebuah paket dari Heri melalui seseorang yang misterius. Paket itu diterimanya beberapa saat sebelum ia menerima kabar kematian Heri. Paket yang diterima Esa ternyata berisi sebuah gantungan kunci logam berbentuk segitiga sama sisi dengan warna emas.
Beberapa saat setelah kematian Heri, Esa kembali bertemu dengan Nisa, teman lamanya yang tiba-tiba muncul setelah bertahun-tahun. Di balik kemunculannya yang mendadak, Nisa ternyata bertujuan hendak mengambil segitiga emas yang ada pada Esa dan menyerahkannya pada ‘The Knigths of Zion’ –sebuah organisasi Zionis rahasia yang sangat menginginkan benda tersebut. ‘The Knigths of Zion’ berjanji untuk mempertemukan Nisa dengan ayahnya yang telah lama menghilang. Karena itulah Nisa mau melakukan hal tersebut. Esa kemudian menemukan fakta bahwa desertasi yang sedang disusun Heri mengkaji sebuah naskah kuno Ethiopia dari Abad ke-1 Masehi yang ditulis dengan huruf Ge’ez dalam bahasa Archaic-Semitic –bahasa yang hanya biasa digunakan oleh Kaum Saba kuno. Sebelum meninggalnya, Heri ternyata sedang menggarap sebuah penelitian filologi untuk memecahkan teka-teki dalam manuskrip tersebut. Manuskrip tersebut telah menggiring Heri menemukan segitiga emas yang ternyata merupakan kunci penunjuk tempat penyimpanan Tabut Perjanjian Israel yang hilang (The Lost Ark of Covenant).
Kelompok etnik yang paling dekat kekerabatannya dengan kaum Saba kuno ialah Kaum Falasha. Kaum Falasha atau Kaum Beta-Israel merupakan kelompok etnik yang berasal dari kawasan Barat Laut Ethiopia yang menganut dan mempraktekkan kultur dan kepercayaan Yahudi kuno. Golongan luar seringkali menyebut kelompok ini dengan sebutan Falasha, yang dalam bahasa Ge’ez kuno berarti “berpindah” atau “mengasingkan diri”. Sementara, mereka menyebut diri mereka dengan sebutan Beta Israel, yang dalam bahasa Hebrew berarti “Perkumpulan Israel” (House of Israel).
Sejarah menunjukan bahwa Kaum Falasha telah ada sejak 2500 tahun yang lalu. Orang-orang Falasha meyakini bahwa mereka adalah keturunan Menelik –putra dari Raja Sulaiman dan Ratu Saba (Bilqis). Beberapa ahli sejarah meyakini bahwa Beta Israel ialah Suku Dan –satu dari sepuluh suku Israel yang hilang.
‘The Knigths of Zion’ merasa diri mereka sebagai pihak yang paling berhak untuk mendapatkan harta karun Nabi Sulaiman as. dan Tabut Perjanjian. Sementara, bahaya besar mengancam jika harta dan Tabut suci tersebut jatuh ke tangan orang-orang Zionis. Maka, Esa pun dihadapkan kepada konflik. Apalagi ia terlanjur menyerahkan segitiga emas yang diterimanya kepada Nisa. Kemudian, Esa berhasil menemukan Indra dan bertemu kembali dengan Nisa. Mereka lalu bertemu dengan Yitro, seorang Yahudi-Falasha asli. Bersama-sama, mereka kemudian berpacu dengan ‘The Knight of Zion’ dalam menemukan harta karun Nabi Sulaiman as. dan Tabut Perjanjian untuk mencegah agar benda-benda tersebut tidak jatuh ke tangan Kaum Zionis.


Pranala luar

sunting

Rahasia Kaum Falasha di Blog Pustaka IIMaN