Lizzy shutter
Halo, Lizzy shutter, selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia! | |||
---|---|---|---|
|
My Chemical Romance
suntingLewat L.A. Concert My Chemical Romance The Black Parade, Gerrard Way cs. sukses mengundang anggota parade hitam Jakarta berkumpul di Jakarta Convention Centre.
Kamis, 31 Januari 2008. Waktu menujukkan pukul 18.30 WIB saat ribuan orang berpakaian hitam berbondong-bondong memadati area Senayan. Ada yang hanya mengenakan kaos dan celana jeans. Namun, nggak jarang juga yang mengenakan stelan marching band hitam-hitam.
Meski nggak saling kenal, mereka terlihat kompak. Saat pintu gerbang Jakarta Convention Centre (JCC) dibuka sekitar pukul 19.00, ribuan orang ini berbaris rapi. Berparade menuju sebuah ruangan yang ada di dalam gedung pertemuan itu.
Barisan parade hitam ini berhenti saat melihat set panggung yang tertata apik di depan mereka. Satu per satu, anggota parade maju. Mendekati barikade yang terpasang rapih di bagian depan panggung.
Sempat terdiam beberapa lama, ribuan anggota parade hitam itu tiba-tiba bersorak. Penyebabnya nggak lain dan nggak bukan adalah lima pemuda berpakaian hitam-hitam yang muncul di atas panggung.
Yap! Mereka adalah Gerard Way (vokal), Mikey Way (bas), Ray Toro (gitar), Frank Iero (gitar), dan Bob Bryar (drum), personil My Chemical Romance (MCR) yang memang sudah ditunggu-tunggu oleh ribuan orang berseragam hitam-hitam itu. “Jakartaaaaa.......! Jump!”
Begitulah seruan pertama Gerard Way di atas panggung. Sebuah seruan yang bisa membakar adrenalin seisi JCC yang malam itu berjumlah kurang lebih 5.000 orang. Dan, saat penonton melonjak, gelaran L.A. Concert My Chemical Romance The Black Parade resmi dimulai.
Ngebuka set-nya dengan Dissapear, MCR ngasih bukti kalo mereka memang layak diperhitungkan. Dan, saat Dead dimainkan, Gerard cs. semakin membuat penonton yakin kalo mereka adalah band yang amat berbahaya. Penyebabnya apalagi kalo bukan entakan drum C+C yang dimainkan Bob Bryar dan distorsi maksimal Gibson andalan Ray Toro yang menggema seantero venue.
“Halo, apa kabar Jakarta? Kami My Chemical Romance dan kami siap untuk mendobrak kalian semua,” ujar Gerard Way kelar memberi shock therapy lewat dua lagu pertama. Selanjutnya, barisan lagu paten macam I’m Not Okay, House of Wolves dan Kill All bergantian membuat penonton menggila. Beberapa saat setelah mereka ngebawain lagu Kill All, kilatan lampu yang menyerupai petir dan suara gemuruh memenuhi panggung. “Death...........”
Gerard berbisik di atas panggung seakan mengajak penonton untuk mati bersamanya. Vokalis berwajah “sakit” ini langsung menyanyikan lagu Mama. Koor panjang pun langsung terdengar lantang.
Mama we all go to hell, Mama we all go to hel,. I'm writing this letter and wishing you well, Mama we all go to hell......
Benar-benar sebuah konser yang sempurna. Yang merupakan perpaduan penempatan set list yang apik, permainan cahaya, dan tentu saja gerakan teatrikal dari personil MCR. Terutama, Gerard.
Malam itu, MCR benar-benar membuat penggemarnya berpesta. Banyak banget hits mereka yang digeber ke hadapan penonton. Sebut saja I Don’t Love You, Give Em Hell, Headfirst For Halos, The Sharpest Live, Prison, Teenagers, Helena, Sleep, dan Cancer. Semuanya dibawakan dengan apik dan berkelas.
Bahkan, ada juga lagu-lagu yang nggak pernah masuk album yang ikut dimainkan. Salah duanya adalah Dessert Song dan sebuah cover version lagu Motley Crue yang sempet dipopulerkan lagi sama Limp Bizkit, Home Sweet Home. Sayangnya, MCR terlalu cepat mengakhiri konsernya. Selepas membawakan Famous Last Word, band ini langsung pamit ke belakang panggung dan nggak keluar-keluar lagi.
“We want more... We want more!” teriak penonton meminta encore.
Tapi percuma. Mereka nggak naik lagi. Yang naik panggung malah kru MCR yang sibuk ngeberesin alat.
Meskipun rada kecewa karena nggak ada encore, toh penonton nggak protes. Soalnya, selama 90 menitan, band asal New Jersey itu menampilkan sebuah konser yang amat mengesankan.