Soebky
Halo, Soebky, selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia! | |||
---|---|---|---|
|
“Sahabat Biarlah daku pergi Berjalan menuju Pangkalan …”
Entah siapa yang disebut sahabat oleh Almukarram Almarhum Prof. H Ahmad Baqi. Bait lagu “Tersiksa Dalam Kenangan” di atas merupakan lagu terakhir yang diciptakan maestro musik religi Sumatera Utara. Lagu itu diciptakan Ahmad Baqi, sesaat sebelum ia mengambil sajadahnya untuk shalat tahajud malam di awal Syawal tahun 1999.
Menjelang subuh di bulan Syawal kedua, 20 Januari 1999, Ahmad Baqi meminta anak-anaknya untuk mengantarkannya ke tempat tidur. Di peraduan itulah Ahmad Baqi menjumpai Sang Maha Indah. Anak-anaknya menemukan syair lagu lengkap dengan partiturnya itu, di atas meja kerja Ahmad Baqi, di pondoknya yang terletak di belakang rumah utama di jalan Garu I Medan itu. “Sepertinya ayah sudah tahu kalau ia akan berpulang,” kata Ahmad Syauqi Ahmad Baqi, anaknya yang keenam.
Lagu itu menceritakan tentang keinginan Ahmad Baqi yang masih terpendam dan belum tersalurkan sampai saat ini. “Yang bisa saya interpretasikan adalah keinginan dalam bidang seni,” kata Syauqi.
Memang, Ahmad Baqi lebih dihargai di negeri orang daripada negeri sendiri. Ahmad Baqi mendapat gelar Profesor Honoris Causa di bidang musik dari Pemerintah Malaysia tahun 1978. Gelar itu diberikan Datuk Asri, Menteri Besar Malaysia, setelah lagu “Selimut Putih”, yang bercerita tentang kematian dan membuat merinding seantero pelosok ranah Melayu, pertama kali dikeluarkan tahun 1977. Delapan belas tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1995, pemerintah Malaysia memberinya gelar Datuk yang diberi oleh Menteri Besar Sabah. Dua tahun sebelum wafat, ia diberi gelar ASDK (Ahli Setia Darjah Kota Kinabalu) oleh kerajaan Sabah Malaysia (1997). Kali itu, Ahmad Baqi yang lahir pada 17 Juli 1922, sudah berumur 75 tahun.
SELENGKAPNYA LIHAT DI : www.mp3-qasidah.blogspot.com
AHMAD BAQI Sang Maestro Musik Gambus
sunting“Sahabat Biarlah daku pergi Berjalan menuju Pangkalan …”
Entah siapa yang disebut sahabat oleh Almukarram Almarhum Prof. H Ahmad Baqi. Bait lagu “Tersiksa Dalam Kenangan” di atas merupakan lagu terakhir yang diciptakan maestro musik religi Sumatera Utara. Lagu itu diciptakan Ahmad Baqi, sesaat sebelum ia mengambil sajadahnya untuk shalat tahajud malam di awal Syawal tahun 1999.
Menjelang subuh di bulan Syawal kedua, 20 Januari 1999, Ahmad Baqi meminta anak-anaknya untuk mengantarkannya ke tempat tidur. Di peraduan itulah Ahmad Baqi menjumpai Sang Maha Indah. Anak-anaknya menemukan syair lagu lengkap dengan partiturnya itu, di atas meja kerja Ahmad Baqi, di pondoknya yang terletak di belakang rumah utama di jalan Garu I Medan itu. “Sepertinya ayah sudah tahu kalau ia akan berpulang,” kata Ahmad Syauqi Ahmad Baqi, anaknya yang keenam.
Lagu itu menceritakan tentang keinginan Ahmad Baqi yang masih terpendam dan belum tersalurkan sampai saat ini. “Yang bisa saya interpretasikan adalah keinginan dalam bidang seni,” kata Syauqi.
Memang, Ahmad Baqi lebih dihargai di negeri orang daripada negeri sendiri. Ahmad Baqi mendapat gelar Profesor Honoris Causa di bidang musik dari Pemerintah Malaysia tahun 1978. Gelar itu diberikan Datuk Asri, Menteri Besar Malaysia, setelah lagu “Selimut Putih”, yang bercerita tentang kematian dan membuat merinding seantero pelosok ranah Melayu, pertama kali dikeluarkan tahun 1977. Delapan belas tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1995, pemerintah Malaysia memberinya gelar Datuk yang diberi oleh Menteri Besar Sabah. Dua tahun sebelum wafat, ia diberi gelar ASDK (Ahli Setia Darjah Kota Kinabalu) oleh kerajaan Sabah Malaysia (1997). Kali itu, Ahmad Baqi yang lahir pada 17 Juli 1922, sudah berumur 75 tahun.
SELENGKAPNYA LIHAT DI : www.mp3-qasidah.blogspot.com