masa kecilnyapenuh penderitaan

nama Muhammad Taufiq, di antaranya adalah berasal dari bahasa islami, indonesia, arab, arab-perancis, mesir, india, sejarah, persia yang masing-masing mempunyai makna yang berbeda. Nama Muhammad Taufiq mungkin juga mempunyai varian lain bagi calon bayi laki laki

NAMA  : SYEKH MUHAMMAD TAUFIQ AL QOSASI NAMAJULUKAN :SUNAN ONTTEL TEMPAT LHR :pemalang TGL THN :09 MARET 1987 AGAMA :ISLAM GOLONG DRH  : O ALAMAT :DESA KEBANDARA KEC BODEH.KAB.PEMALANG RT.O6 RW.02


Longkeyang, Bodeh, Pemalang Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 10 perubahan pada versi ini merupakan revisi tunda. Versi stabil diperiksa pada 4 Februari 2016. Perubahan tertunda ditampilkan di halaman ini[perubahan menunggu tinjauan]tampilkan/sembunyikan detail Longkeyang Desa Negara Indonesia Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Pemalang Kecamatan Bodeh Pemerintahan

• Kepala desa	-

Kodepos 52365 Luas - Jumlah penduduk - Kepadatan - Longkeyang adalah sebuah desa di kecamatan Bodeh, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini memiliki perjalanan panjang dari zaman Hindu - Budhha sampai dengan zaman modern.

Daftar isi [sembunyikan] 1 Asal usul 2 Para Pemimpin Babad Awal Desa 3 Generasi Pemimpin Zaman Kerajaan Islam sampai Modern 4 Lurah Zaman Belanda 5 Lurah Zaman Jepang dan Agresi Militer I 6 Kades Zaman Kemerdekaan 7 Kades Zaman Modern 7.1 Peranan R. Ngabehi Drayu atau Kyai Drayu atau Raden Ngabehi Kerta Yudha Gajah Wulung 7.2 Perbatasan Majapahit - Padjajaran 8 Rangkaian Keluarga Besar Di Kab.Pemalang dan Pekalongan serta Banjarnegara 8.1 A.Kecamatan Bantarbolang 8.2 B.Kecamatan Bodeh 8.3 C.Kecamatan Belik 8.4 E.Kecamatan Watukumpul 8.5 Wilayah Kab.Banjarnegara bag.Utara 8.6 Jawa - Barat 8.6.1 8.7 Sumatera 9 Sumber Asal usul[sunting | sunting sumber] Ada banyak Versi mengenai asal mula desa Longkeyang beberapa sesepuh menceritakan Longkeyang berasal dari kata Lo sejenis pohon ara atau Loa (ficus glomerata) yang banyak tumbuh di sebuah sungai kecil bernama "Kali Keyang" dinamakan demikian sebab jika musim hujan maka sungai tersebut akan tampak seperti melayang ( Kleyang - Kleyang ) diatas atap rumah jika dilihat dari bukit barat desa sehingga disebut desa LO - NG - KEYANG

Pada versi lain disebutkan bahwa Long berasal dari kata Kalong yang berarti berkurang ( bahasa Jawa : tidak dimaksudkan Hewan Kalong / sejenis kelelawar besar) dan Kleyang artinya melayang barang siapa yang masuk wilayah ini dengan angkuh dan berniat jahat maka berkurang dan melayang kekuatannya

Jika menurut sejarah masa lalu maka ada sebuah istiadat yang telah lama ditinggalkan adalah UJUNGAN yaitu keharusan bagi siapapun yang baru pertama kali memasuki desa tersebut maka harus melakukan ritual adu kaki yang di pukul dengan bambu sekeras mungkin, jika bambu tersebut patah atau pecah maka menandakan orang tersebut bukanlah orang jahat dan boleh memasuki desa, tetapi orang tersebut berniat jahat maka sesakti apapun pasti berkurang atau Kalong dan kleyang kasektene seketika itu menjadi orang biasa dan dijamin patah kakinya serta dilarang memasuki desa, Untuk melakukan ritual tersebut harus dilakukan oleh sesepuh desa yang juga sakti dan mumpuni, meski Ilmu tersebut sudah punah namun cerita itu masih ada.

Sebagai contoh adalah ada seorang pemuda bernama Sumadhi yang datang dari desa Pagelaran untuk berkunjung ke rumah kakeknya di Longkeyang, ketika itu para pemuda antar desa setempat belum saling mengenal maka dia harus menjalani UJUNGAN adapun prosesnya adalah sebagai berikut :

Pertama-tama Kakinya diletakkan diatas dua buah batu, kemudian batu pertama digunakan untuk menyanggga mata kaki dan batu kedua diletakan di bawah tulang persendian dengkul sehingga bagian tengah kaki yaitu tulang kering mudah untuk dipatahkan sebab tidak ada penyangganya, setelah itu sesepuh desa membaca mantra tertentu dan mengambil tongkat bambu sebesar lengan anak - anak kemudian dipukulkan ke kakinya dengan sekuat tenaga, jika bambunya yang patah atau pecah maka orang tersebut boleh lewat, tetapi jika kakinya yang patah atau luka maka dia orang jahat dan tidak boleh lewat, tentu saja setelah disembuhkan oleh sesepuh desa dengan kesaktianya dapat sembuh seketika. Pada waktu itu Sumadhi lolos dan tidak mengalami cedera apapun sehingga dibiarkan lewat kerumah kakeknya lalu menikah dengan anak gadis Ki Lurah Cartiban dan menjadi Lurah Longkeyang dikemudian hari

Menurut catatan beberapa tokoh sepuh yang diceritakan secara turun temurun dan arsip catatan didesa serta dihubungkan dengan riwayat atau legenda kejadian lampau dapat disimpulkan bahwa desa tersebut pernah mengalami beberapa zaman yaitu:

Para Pemimpin Babad Awal Desa[sunting | sunting sumber] 1.Kyai Pelabuhan 2.Nyai Rantansari 3.Kyai Tengkurak 4.Singa Maruta 5.Kyai Polos Generasi Pemimpin Zaman Kerajaan Islam sampai Modern[sunting | sunting sumber] 6.Ki Ageng Natas Angin 7.Ki Ageng Lurah Longkeyang / Ki Belondho 8.Ki Lurah Minten 9.Ki Lurah salam 10.Ki Lurah Jaya Mertha / Jaga Mertha 11.Ki Lurah Sutha Mertha Lurah Zaman Belanda[sunting | sunting sumber] 12.Ki Lurah Mertha Sutha 13.Ki Lurah Cartiban 14.Ki Lurah Wersan Katidjjah Lurah Zaman Jepang dan Agresi Militer I[sunting | sunting sumber] 15.Ki Lurah Ngali Sastro Pramudja 16.Ki Lurah Muharram 17.Ki Lurah Recchomb Kades Zaman Kemerdekaan[sunting | sunting sumber] 18.Sumadhi 19.Sumardjo 20.Ki Wakil Mulap Kades Zaman Modern[sunting | sunting sumber] 21.Edy Suwarto 22.Pjs. Suparto 23.Sunarto 24.Sunarto ( Periode Ke II ) 25.Pjs. Musoleh 26.Sony Herdiyan Drayudjati Peranan R. Ngabehi Drayu atau Kyai Drayu atau Raden Ngabehi Kerta Yudha Gajah Wulung[sunting | sunting sumber] Beliau adalah putra Raden Ngabehi Suntho Yudho II (putra IX dari Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar III Bintaro Demak (Raden Trenggono) putra dari Raden Fatah yang III. Putra dari Raden Ngabehi Suntho Yudho II adalah:

Raden Suryan Taka (Lembu Jawa) Kalibening Raden Ngabehi Sekati (Banteng Malang) Pacitan Raden Ngabehi Caranu (Banteng Kuntet) Wonodadi Raden Ngabehi Cayuda (Macan Gunung) Karang Kobar Raden Ngabehi Kerta Yudha (Gajah Wulung) Drayu Paninggaran Kyai Drayu mempunyai keturunan nomor 1 dan 2 di desa Tuwarih, Mendelun, Sawangan, dan untuk nomor 3 berada di Desa Winduaji, Krandegan, dan Sitatah.

Keturunan beliau telah memimpin tanah Longkeyang diduga sejak dahulu, Dugaan ini berkembang sebab konon para Lurah di Desa Longkeyang dan sekitarnya banyak yang mengenal dan mengaku sebagai Drayu disebut demikian karena mereka adalah keturunan lurus garis Pria dari Adipati Drayu ( Raden Ngabehi Kerta Yudha Gadjah Wulung )

Hal ini dapat dilihat kekerabatan yang erat antara para pemimpin di wilayah sekitara perbatasan Kab.Pemalang dan Kab. Pekalongan dikarenakan masih saudara satu keturunan

Bahkan beberapa sesepuh menganjurkan untuk Ziarah ke makam Adipati Drayu atau Kyai Drayu.

Disebutkan bahwa pada era pendudukan Belanda ada seorang sakti yang bernama Sobrang Barang ( makamnya ada Di Bojong Koneng-Kandang Serang ) yang suka merampok dan membunuh. setelah membunuh Wedhana Banyumas, beliau mampir dan mengganggu wilayah Telagasana dan sekitarnya, hal itu membuat kepanikan dan geger yang kemudian mengusik seorang Drayu ( Disebut demikian sebab setiap keturunan Laki - Laki dari Adipati Drayu disebut sebagai Drayu ).

Dalam duel Ilmu kanuragan yang sengit Ki Sobrangbarang dapat dikalahkan dan berjanji tidak akan mengusik desa - desa yang masih keturunan Adipati Drayu.

Ki Sobrang Barang bergabung dg Brandal Mas Cilik ( antara Tegal - Pemalang ) dan mempunyai keturunan di wilayah sekitar Petarukan. Kisah petualangan Sobrangbarang dikenal dalam cerita wayang golek tegal -pemalangan termasuk perjuangan melawan Belanda dalam pemberontakan Brandal Mas Cilik..

cerita Kyai Drayu / Adipati Drayu terdapat dalam Sejarah wilayah Paninggaran dan Sekitarnya..

Kisah Seorang Parjurit Diponegoro : Raden Karya Wedana nama aslinya adalah Akhsan Sadhali keturunan dari Tuban (Sunan Bonang). Beliau bertempat tinggal di Yogyakarta. Beliau menjadi prajurit/tentara Pangeran Diponegoro (nama aslinya Raden Muhamad Anto Wiryo) putra dari Pakubuwono II.

Pada tahun 1854 Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado Sulawesi Utara. Pada tahun 1854 itu juga panglimanya Pangeran Diponegoro ditangkap. Kyai Mojo beserta 62 prajuritnya juga ditangkap. Akibat banyak prajurit Pangeran Diponegoro yang tertangkap, teman-teman prajurit yang belum tertangkap melarikan diri untuk menyusun kekuatan guna meneruskan perjuangan Pangeran Diponegoro. Mereka melarikan ke daerah pegunungan supaya tidak diketahui oleh Belanda.

Karya Wedana (Akhsan Sadhali) menyelamatkan diri ke daerah Gunung Langit, Kalibening, Banjarnegara. Dalam pelariannya beliau bertemu dengan adiknya yang bernama Darjan dan istrinya yang bernama Daliyah. Selanjutnya anak dari istrinya diperistri oleh seorang pemuda dari Gunung Langit. Karya Wedana dan adiknya kemudian melanjutkan perjalanan sampai ke pedukuhan Plumbon Desa Winduaji dan menetap di sana. Karya Wedana memperistri seorang Putri Drayu yang bernama Bekti binti Raden Ngabehi Kerto Yudho Gajah Wulung, bin Raden Ngabehi Suntho Yudho II Kartosuro, bin Kanjeng Sultan Syeh Alam Akbar III Bintaro Demak. Bekti adalah putri Adipati Drayu (Ky. Drayu) yang bertempat tinggal di Dukuh Losari, Desa Tuwarih. Adipati Drayu (Raden Ngabehi Kerta Yudha Gajah Wulung) adalah putra Raden Ngabehi Suntho Yudho II (putra IX dari Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar III Bintaro Demak (Raden Trenggono) putra dari Raden Fatah yang III. Putra dari Raden Ngabehi Suntho Yudho II

Perbatasan Majapahit - Padjajaran[sunting | sunting sumber] Menurut Hikayat pada saat Rombongan Dyah Pitaloka putri kerajaan Pajajaran diantar ke Majapahit telah terjadi Peperangan di Lapangan Bubat yang mengakibatkan Gugurnya seluruh Rombongan terkecuali beberapa senapati yang berhasil meloloskan diri dari kepungan prajurit majapahit di antara yang lolos tersebut adalah Senapati Singa Maruta

Setelah berhari hari berjalan melalui darat akhirnya dia sampai di perbatasan wilayah kerajaan Majapahit - Pajajaran di sebuah desa bernama Ujung Negoro ( di wilayah Kec.Kesesi - Kab. Pekalongan )

Kemudian dia melanjutkan perjalanan sampai di desa Longkeyang ( Kec. Bodeh - Kab. Pemalang ) dan disebut sebut sebagai salah satu sesepuh desa itu.

Istilah Longkeyang Sendiri ada sebuah desa di Kab.Sumedang - Jawa Barat yang menggunakan nama Longkeyang

Ada beberapa indikasi yang mengarah bahwa wilayah tersebut merupakan perbatasan dua kerajaan besar dengan banyaknya istilah bahasa sunda yang terdapat di wilayah tersebut misalnya :

1.Sarangkadu = Sarang = tempat. Kadu = Durian ( sekarang masuk wilayah desa Longkeyang ) Yang jelas di wilayah tersebut masih terdapat Istilah Wong Pejajaran ( Orang Pajajaran ) hingga sekarang. Ada beberapa peninggalan Purba Berupa Gamelan Batu dan Cap Telapak Kaki yang sekarang sudah memprihatinkan akibat di jarah warga. 2.Desa Cikadu Kec. Watukumpul - Kab.Pemalang, berasal dari bahasa sunda Ci = air, Kadu = durian 3.Desa Luragung Kec.Kandang serang memiliki nama yang sama dengan Luragung di wilayah Kuningan 4.Pesahangan ( dari bahasa sunda, Pe = tempat, sahang = lada ) sekarang masuk wilayah desa Medayu Kec.Watukumpul 5.Desa Bodas dari bahasa sunda = Putih ( di desa tersebut banyak tanah kaolin berwarna putih ) - Kec.Watukumpul Kab.Pemalang dan ada satu lagi desa Bodas disekitar Kec.Kalibening Kab. Banjarnegara yang berbatasan dengan Kab.Pekalongan 6.Desa Cibiyuk Kec. Petarukan - Kab Pemalang dan masih banyak lagi Dengan demikian ada besar kemungkinan bahwa wilayah perbatasan antara kerajaan Pajajaran dan Majapahit wilayah utara terdapat di sekitar Kab. Pemalang dan Kab.Pekalongan

Rangkaian Keluarga Besar Di Kab.Pemalang dan Pekalongan serta Banjarnegara[sunting | sunting sumber] Desa Longkeyang tidak pernah bisa dipisahkan dari ketiga kabupaten tersebut sebab para leluhur mereka berasal dari sana, meski peranan daerah lain juga tidak kalah penting, seperti disebutkan bahwa salah satu tokoh di desa tersebut adalah seorang perwira zaman perang Diponegoro, yang ketika dia ditawan belanda maka para prajuritnya menyebar ke berbagai wilayah, salah satunya singgah di desa Longkeyang, akan tetapi dominasi keturunan dari Banjarnegara, Pekalongan Selatan dan Pemalang lebih banyak

Rangkaian keluarga besar membentang di daerah Pemalang selatan dan sampai sekarang banyak yang menjabat sebagai Kepala Desa secara turun temurun meskipun melalui Pemilihan atau Kodrah Lurah yaitu:

A.Kecamatan Bantarbolang[sunting | sunting sumber] 1.Purana 2.Pedagung 3.Suru 4.Wanarata 5.Buaran 6.Karanganyar B.Kecamatan Bodeh[sunting | sunting sumber] 1.Karangbrai 2.Kwasen 3.Pasir 4.Gunungbatu 5.Jatingarang 6.Longkeyangn 7.lebe lurah,dukuh kidul,BNDK 7.Kebandaran

C.Kecamatan Belik[sunting | sunting sumber] Desa Kalisaleh Desa Gombong E.Kecamatan Watukumpul[sunting | sunting sumber] 1.Bodas 2.Pagelaran 3.Medayu 4.Cawet 5.Telagasana 6.Bongas 7.Tundagan 8.Jojogan 9.Majalangu 10.Majakerta 11.Cikadu Untuk wilayah Pemalang utara baru ditemukan satu desa di Kecamatan Petarukan yaitu Desa Tegal Melati, yang diturunkan dari Seorang Jawara dimasa lalu bernama Sobrang Barang sedangkan di Kecamatan maupun desa lain tetap ada keluarga besar tersebut meski secara politis tidak banyak berperan.

Wilayah Kab.Banjarnegara bag.Utara[sunting | sunting sumber] Kec. Kalibening dan sekitarnya

Kab.Pekalongan bag. selatan dan barat tersebar di bererapa wilayah seperti Desa Doro, Kajen, Linggo Asri, Kandangserang, Bubak, Loragung,Lambur, Bojongkoneng, Natawarih, Garung, Garung Wiyara, Paninggaran, Bodas Krikil,

Jawa - Barat[sunting | sunting sumber] Kab. Subang : Desa Tegal Koneng Kec.Patok Beusi, adalah lebih dari 40% warganya berasal dari Desa Longkeyang Kab.Ciamis, Pangandaran dan Banjar Patroman dibawah 2 % [sunting | sunting sumber] Sumatera[sunting | sunting sumber] Lampung Selatan : Desa Pugung Raharjo dan Kemiling Kec. Gunung SugihSugih - lebih dari 30 % warganya bersal dari Longkeyang Bengkulu : Wilayah Sukaraja dibawah 2 % Sumber[sunting | sunting sumber] Sumber :

Secara turun temurun di riwayatkan Oleh :

Moenawar Alm Kades Edy Suwarto Alm Kades Supardi ( Pagelaran )Alm Syai'lun Alm ( Pagelaran ) Mbah Tarno ( Pagelaran ) H.M Yunus Alm Duryat Alm Sudjo Marjuki Alm Sumaryo ( Bengkulu ) Sumitro Calim Sony Herdiyan Drayudjati


Silsilah JOKOWI sampai kepada SYEKH MAULANA MAGHRIBI ?

Bagaimana runtutan silsilahnya ?

Quote: 1. Berdasarkan keterangan Politisi senior, Zaenal Maarif, Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini merupakan walikota Solo, adalah keturunan dari Kiai Yahya, salah seorang Pengawal Pangeran Diponegoro.

Kiai Yahya sendiri adalah Putera dari Kiai Abdul Jalal, seorang ulama yang menjadi pendiri tanah perdikan di Kalioso (daerah sebelah utara Solo).


Sumber : Joko Widodo Keturunan Pengawal Pangeran Diponegoro? http://www.jakartabagus.com/read/201...an-Diponegoro-

Quote: 2. Kiai Abdul Jalil, selain dikenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani, beliau adalah keturunan dari Kiai Wonosobo (Ki Ageng Wanasaba).


Sumber : Kyai Abdul Jalal Penguasa Kaliyoso http://www.geni.com/people/Kyai-abdu...00014579298229

Silsilah JOKOWI sampai kepada SYEKH MAULANA MAGHRIBI ? 1


Quote: 3. Kiai Wonosobo adalah putera dari Raden Bondan Kejawen, sementara ibunya bernama Dewi Nawangsih. Dan Dewi Nawangsih adalah puteri dari Jaka Tarub (Raden Kidang Telakas).

Jaka Tarub sendiri adalah putera dari Syekh Maulana Maghribi, penyebar Islam di daerah Jawa Timur


Sumber :

WISATA ZIARAH KE SYEKH MAULANA MAGHRIBI PARANGTRITIS http://yuningsihpurwoastuti.blogspot...-maghribi.html

R. Kidang Telangkas (Jaka Tarub) http://id.rodovid.org/wk/Orang:354656

Quote:

Syekh Maulana Maghribi V V V Raden Kidang Telakas (Jaka Tarub) V V V Dewi Nawangsih V V V Kiai Wonosobo V . . V V Kiai Abdul Jalal V V V Kiai Yahya V . . V V Joko Widodo


Catatan :

1. Ada yang berpendapat, bahwa Syekh Maulana Maghribi adalah juga Maulana Malik Ibrahim. Namun berdasarkan penyelusuran genealogy, Syekh Maulana Maghribi adalah putera Thobiroh (Tabira), sedangkan Thobiroh adalah Puteri Syekh Jamaluddin Husein Akbar.

Sementara Maulana Malik Ibrahim, adalah putera Syekh Jamaluddin Husein Akbar. Dengan demikian Syekh Maulana Maghribi adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim.

2. Ada juga pendapat yang mengatakan, Syekh Maulana Maghribi adalah Syekh Maulana Ishaq, yang juga ayah dari Sunan Giri. Namun berdasarkan penyelusuran genealogy, Syekh Maulana Ishaq adalah putera Syekh Ibrahim Asmoro (Syekh Ibrahim Asmarakandi atau Syekh Ibrahim Zainuddin Al Akbar). Syekh Ibrahim Asmoro sendiri adalah putera Syaikh Jamaluddin Husein Akbar.

Artinya hubungan antara Syekh Maulana Maghribi dengan Syekh Maulana Ishaq, adalah saudara sepupu.


buat referensi :

Dinasti Giri Kedaton dan Silsilah Presiden Indonesia : Sukarno, Suharto, BJ.Habibie, Gusdur, Megawati serta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Silsilah Letjen (Purn) Prabowo Subianto

Satrio Piningit adalah Konsep, bukan Ramalan

Tambahan :

1. Dari blog,http://sejarahkusrahadi.blogspot.com, kami mendapat informasi silsilah lengkap dari Kiai Abdul Jalal (Pendiri Tanah Perdikan Kaliyoso, Solo) sampai kepada Syekh Maulana Maghribi, adalah sebagai berikut :

Quote:

Syaikh Jamaluddin Husein Akbar V V V Thobiroh (Tabira) V V V Syekh Maulana Maghribi V V V Raden Kidang Telakas (Jaka Tarub) V V V Dewi Nawangsih (isteri dari Raden Bondan Kejawan) V V V Kiai Wonosobo V V V Pangeran Made Pandan/Pandanaran I V V V Ki Ageng Djuru Martani (Maha Patih Mataram Kotagedhe) V V V Pangeran Adipati Manduraredjo (Ki Djuru Wiroprobo I) V V V RM Tmg Karto Nagoro (Bupati Grobogan /Ki Ageng Ketib Laweyan) V V V Kyai Gulu V V V Kyai Honggowongso V V V Kyai Niti Manggolo (Kyai Kerti Manggolo I) V V V Kyai Abdul Jalal I (Pendiri Perdikan Kalioso) V V V Kiai Yahya V . . V V Joko Widodo


2. Berdasarkan penyelusuran genealogy, terdapat versi lain yang menyebutkan, Ki Ageng Djuru Mertani [leluhur Kiai Abdul Jalal (Pendiri Tanah Perdikan Kaliyoso, Solo)], adalah keturunan Sunan Giri.

Sumber :

DUA VERSI MAKAM KI AGENG MANDARAKA (KI JURU MERTANI) http://www.tembi.net/id/news/museum/...ani--1387.html

Sunan Giri, Pendidik yang Ahli Fiqih https://kanzunqalam.wordpress.com/20...ng-ahli-fiqih/

Quote:

Syaikh Jamaluddin Husein Akbar V V V Syekh Ibrahim Asmoro/Syekh Ibrahim Asmarakandi (Syekh Ibrahim Zainuddin Al Akbar) V V V Syekh Maulana Ishaq (Sepupu Syekh Maulana Maghribi) V V V Sunan Giri (Maulana Muhammad 'Ainul Yaqin) V V V Sunan Giri II (Sunan Dalem Wetan) V V V Ki Ageng Saba (Pangeran Made Pandan/Pandanaran I) V V V Ki Ageng Djuru Martani (Maha Patih Mataram Kotagedhe) V V V Pangeran Adipati Manduraredjo (Ki Djuru Wiroprobo I) V V V RM Tmg Karto Nagoro (Bupati Grobogan /Ki Ageng Ketib Laweyan) V V V Kyai Gulu V V V Kyai Honggowongso V V V Kyai Niti Manggolo (Kyai Kerti Manggolo I) V V V Kyai Abdul Jalal I (Pendiri Perdikan Kalioso) V V V Kiai Yahya V . . V V Joko Widodo


3. Dari kedua versi di atas, ada yang mencoba mengambil "jalan tengah", sehingga muncul versi ke-3, sebagai berikut :

Sumber :

Jalur Mirza ke Rasulullah kerajaan Mataram dan pecahannya (Solo&YogyaWink http://www.facebook.com/groups/18975...0315565706909/


Quote:

Syaikh Jamaluddin Husein Akbar V V V Syekh Ibrahim Asmoro/Syekh Ibrahim Asmarakandi (Syekh Ibrahim Zainuddin Al Akbar) V V V Syekh Maulana Ishaq (Sepupu Syekh Maulana Maghribi) V V V Sunan Giri (Maulana Muhammad 'Ainul Yaqin) V V V Sunan Giri II (Sunan Dalem Wetan) V V V Nyai Pangeran Made Pandan (isteri dari Pangeran Made Pandan bin Kiai Wonosobo bin Dewi Nawangsih binti Raden Kidang Telakas (Jaka Tarub) bin Syekh Maulana Maghribi) V V V Ki Ageng Saba V V V Ki Ageng Djuru Martani (Maha Patih Mataram Kotagedhe) V V V Pangeran Adipati Manduraredjo (Ki Djuru Wiroprobo I) V V V RM Tmg Karto Nagoro (Bupati Grobogan /Ki Ageng Ketib Laweyan) V V V Kyai Gulu V V V Kyai Honggowongso V V V Kyai Niti Manggolo (Kyai Kerti Manggolo I) V V V Kyai Abdul Jalal I (Pendiri Perdikan Kalioso) V V V Kiai Yahya V . . V V Joko Widodo


4. Masih ada satu versi lagi, yang menyatakan Ki Ageng Djuru Mertani [leluhur Kiai Abdul Jalal (Pendiri Tanah Perdikan Kaliyoso, Solo)], adalah keturunan Sunan Ampel.

Sumber :

Dinasti Giri Kedaton dan Silsilah Presiden Indonesia : Sukarno, Suharto, BJ.Habibie, Gusdur, Megawati serta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) http://www.facebook.com/groups/18975...0315563991909/

Quote:

Syaikh Jamaluddin Husein Akbar V V V Syekh Ibrahim Asmoro/Syekh Ibrahim Asmarakandi (Syekh Ibrahim Zainuddin Al Akbar) V V V Maulana Rahmatullah/Sunan Ampel (saudara Syekh Maulana Ishaq) V V V Pangeran Tumapel/Raden Amir Hamzah (menantu Brawijaya V dgn Ratna Mundri) V V V Pangeran Madepandan II (menantu Ki Ageng Wonosobo) V V V Ki Ageng Saba (Kyai Ageng Pakiringan) V V V Ki Ageng Djuru Martani (Maha Patih Mataram Kotagedhe) V V V Pangeran Adipati Manduraredjo (Ki Djuru Wiroprobo I) V V V RM Tmg Karto Nagoro (Bupati Grobogan /Ki Ageng Ketib Laweyan) V V V Kyai Gulu V V V Kyai Honggowongso V V V Kyai Niti Manggolo (Kyai Kerti Manggolo I) V V V Kyai Abdul Jalal I (Pendiri Perdikan Kalioso) V V V Kiai Yahya V . . V V Joko Widodo


5. Versi lainnya, yang menyatakan Ki Ageng Djuru Mertani [leluhur Kiai Abdul Jalal (Pendiri Tanah Perdikan Kaliyoso, Solo)], adalah keturunan Sunan Tembayat.

Sumber :

SEJARAH & NASAB SUNAN BAYAT & SUNAN PANDANARAN http://www.facebook.com/note.php?not...8725992813775#

Silsilah Keluarga R.DP.Bimo Sasongko http://www.jatiningjati.com/2008/12/...-sasongko.html

Quote:

Syaikh Jamaluddin Husein Akbar V V V Syekh Ibrahim Asmoro/Syekh Ibrahim Asmarakandi (Syekh Ibrahim Zainuddin Al Akbar) V V V Syekh Maulana Ishaq (Sepupu Syekh Maulana Maghribi) V V V Pangeran Madepandan I/Pandanaran I/Maulana Islam (menantu Raden Muhammad Yunus) V V V Pangeran Madepandan II/Pandanaran II/Sunan Tembayat (menantu Sunan Katong bin Prabu Brawijaya V) V V V Ki Ageng Saba (Kyai Ageng Pakiringan) V V V Ki Ageng Djuru Martani (Maha Patih Mataram Kotagedhe) V V V Pangeran Adipati Manduraredjo (Ki Djuru Wiroprobo I) V V V RM Tmg Karto Nagoro (Bupati Grobogan /Ki Ageng Ketib Laweyan) V V V Kyai Gulu V V V Kyai Honggowongso V V V Kyai Niti Manggolo (Kyai Kerti Manggolo I) V V V Kyai Abdul Jalal I (Pendiri Perdikan Kalioso) V V V Kiai Yahya V . . V V Joko Widodo