Pembicaraan Wikipedia:Kelayakan artikel/Desa

Komentar terbaru: 7 tahun yang lalu oleh Naval Scene pada topik Kategori

Tanggapan dan komentar

sunting

Silakan ditanggapi, baik yang merasa terganggu dengan adanya artikel-artikel pendek ini, maupun yang hobinya membuat artikel-artikel pendek seperti ini. ‑Bennylin obrol 15.27, 25 Mei 2012 (WIB)

Gak penting banget sih kalau ada buat artikel tentang desa kenapa harus dilarang apakah desa tidak layak untuk dicatat dalam sejarah umat manusia?. Aldo samulo (bicara) 25 Mei 2012 08.40 (UTC)Balas
Apakah harus punya artikel sendiri? Silakan baca lagi WP:LAYAK, 1) Mengandung pembahasan signifikan (non-trivial), 2) Memiliki sumber terpercaya untuk rujukan pemastian. Syaratnya sederhana kok, asal dipenuhi sudah dianggap layak. ‑Bennylin komunikasi 15.58, 25 Mei 2012 (WIB)

Kalau menurut saya pribadi, memang suatu desa --secara umum, jika tidak ada hal yang signifikan-- memang tidak layak untuk menjadi satu artikel tersendiri, apalagi sepanjang yang saya tahu juga informasi yang ada juga tidak bisa dipastikan dan mudah sekali berubah dalam waktu singkat. Saya lebih setuju, hanya desa dengan hal-hal tertentu, sesuai dengan Kriteria Umum di proposal, yang bisa dibuat artikel tersendiri. Salam. Albertus Aditya (bicara) 25 Mei 2012 11.26 (UTC)Balas

Menurut saya: layak, sebagai salah satu upaya kita untuk menghasilkan ensiklopedia terlengkap di dunia. Semua artikel desa menurut saya bisa dikembangkan sesuai kebijakan kelayakan artikel yang berhubungan tsb di bawah ini (mis. dari berita koran; pranala dari artikel tokoh, sejarah, dll., serta data BPS):
  • "Pembahasan yang signifikan" berarti sumber membahas subyek secara langsung, mendetail, dan nontrivial.1
  • "Sumber",2 didefinisikan dalam Wikipedia sebagai sumber sekunder, harus dapat memberikan bukti kelayakan yang obyektif. Lebih dari satu sumber lebih baik.
  • "Tepercaya" berarti sumber dapat digunakan untuk pemastian kelayakan, sesuai pedoman sumber tepercaya.
Belum dikembangkan bukan berarti tidak akan dikembangkan. Mungkin harus kita pastikan saja mulai sekarang agar setiap artikel desa baru memenuhi syarat2 tsb, sambil mencicil untuk artikel yg sudah ada. Salam, Naval Scene (bicara) 25 Mei 2012 12.21 (UTC)Balas
  -- Wagino 20100516 (bicara) 25 Mei 2012 12.29 (UTC)Balas
Plus, harus memiliki pranala balik (selain transklusi dari kotak navigasi), jadi minimal artikel kecamatannya harus memiliki informasi tentang subdivisi di bawahnya. ‑Bennylin celoteh 23.41, 28 Mei 2012 (WIB)

Bagi saya disini yang perlu dipegang acuan oleh seluruh komunitas Wikipedia Indonesia bukan menentukan bahwa artikel desa TIDAK layak dibuat karena terlalu pendek, tapi apakah layak untuk dijadikan artikel berdasarkan kriteria WP:LAYAK. Makasih   - apakah pakai voting nanti? --Andri.h (bicara) 1 Juni 2012 20.23 (UTC)Balas

Kita tidak perlu pakai voting. Willy2000 (bicara) 1 Juni 2012, 21.36 (WITA)

Contoh

sunting
Sebaiknya dalam Kebijakan ini diberikan satu atau dua contoh artikel mengenai desa yang sudah memenuhi semua syarat kelayakan. Ini dapat digunakan sebagai acuan untuk perbaikan artikel yang lain, maupun menjadi kerangka untuk pembuatan artikel sejenis yang baru. Sejumlah hal yang boleh dibuat patokannya:
  • Nama artikel ("desa, [kelurahan, ][kecamatan, ] kabupaten [, provinsi]")
  • Paragraf pembuka
  • Infobox
  • Subbagian minimal yang perlu ada
  • Referensi (minimal 1)
  • Kategori
Sebagai jalan tengah bagi mereka yang meragukan pentingnya suatu artikel mengenai desa tertentu, diusulkan untuk dipersyaratkan adanya satu subbagian "Hal khusus", yang dapat berisi secara singkat: tempat wisata yang terkenal, tokoh yang lahir, pernah tinggal atau meninggal di sana, peristiwa bersejarah, peninggalan bersejarah dan sejenisnya. Jika subbagian ini tidak ada atau tidak berisi apapun, maka kelayakan artikel tersebut dapat dipertanyakan. Salam. JohnThorne (Bicara) 25 Mei 2012 16.03 (UTC)Balas
Kalau saya, sih, contohnya Sepakat, Loa Kulu, Kutai Kartanegara. Ezagren (kirim pesan) 27 Mei 2012 07.15 (UTC)Balas
Menurut saya sebaiknya dipertahankan saja. Sambil berdoa semoga ada yang mau mengembangkan. Karena artikel desa/kelurahan ini adalah artikel yang sesungguhnya sangat menarik bagi pengguna baru, ada rasa bangga ketika nama desanya ada di internet, (termasuk saya  ). Eddy bf (bicara) 25 Mei 2012 17.21 (UTC)Balas
Alasan Anda untuk mempertahankan tepat, tetapi menunggu orang lain untuk mengembangkan membutuhkan waktu lama. Sebaiknya dimulai sendiri untuk mengembangkan artikel mengenai desa Anda, dan kemudian jika sudah memenuhi kelayakan, dijadikan acuan bagi pengguna lain untuk pembuatan artikel berikutnya.   Semoga harapan perbaikan dapat segera menjadi kenyataan. JohnThorne (Bicara) 25 Mei 2012 18.50 (UTC)Balas
Apakah Anda sudah mengembangkan artikel tentang desa Anda? ‑Bennylin runding 19.27, 26 Mei 2012 (WIB)
Saya belum. Eddy bf (bicara) 26 Mei 2012 13.13 (UTC)Balas
Alih-alih mengembangkan artikel desa yang ada, untuk artikel desa pedalaman, menurut saya akan susah dikembangkan. Selama ini, yang saya lakukan cuma menambahkan foto kantor kadesnya saja. Ujung-ujungnya, jadi tambah 1 hobi, yakni travelling (bjn: baraunan).   Ezagren (kirim pesan) 27 Mei 2012 07.15 (UTC)Balas
Menurut saya, artikel desa sudah cukup layak, tetapi jangan cuma 1 baris karena akan membingungkan pembaca. Mbak Dede (bicara) 26 Mei 2012 13.37 (UTC)Balas
Rujukan kelayakannya apa? ‑Bennylin celoteh 10.49, 27 Mei 2012 (WIB)
Artikel desa tergolong sebagai artikel geografi, jadi jika hendak membuatnya, minimal harus ada beberapa pokok isi terkait itu, yakni:
  • kotak info terisi penuh (luas, penduduk, kepadatan)
  • batas wilayah
  • demografi (jiwa, kk)
Pokok-pokok sisanya, termasuk info semi-primer (seperti sejarah desa). Ezagren (kirim pesan) 27 Mei 2012 07.15 (UTC)Balas

Contoh dari saya, yang ada sejarah desanya:

Salam, Naval Scene (bicara) 27 Mei 2012 19.52 (UTC)Balas

Itu kelurahan, yang notabene di kota-kota, dan penduduk kota lebih punya akses ke Wikipedia. Untuk artikel desa-desa di kabupaten contohnya sangat minim (dari 38.000+ artikel). ‑Bennylin bicara 01.37, 29 Mei 2012 (WIB)

Saya menemukan dua yang dibuat Pengguna:Oxamuel baru-baru ini:

‑Bennylin cakap 00.07, 30 Mei 2012 (WIB)

Contoh yang bagus untuk menjadi acuan.   JohnThorne (Bicara) 29 Mei 2012 22.18 (UTC)Balas
Menurut saya, artikel desa yang bagus ada definisi, batas wilayah, sejarah desa tsb, ciri khas (bila perlu). Contoh dari Pengguna:Oxamuel sudah sangat bagus. Dede2008 (bicara) 30 Mei 2012 12.04 (UTC

Dusun

sunting

Bagaimana dengan sub-administrasi di bawah desa/kelurahan (daerah tingkat IV)? Apakah didiskusikan bersama-sama dengan proposal ini atau perlu dipisah? ‑Bennylin celoteh 23.41, 28 Mei 2012 (WIB)

Saya rasa kalau daerah tingkat III (desa) saja kelayakannya masih tanda tanya, maka dusun (daerah tingkat IV) saya rasa sama sekali tidak layak dan otomatis hapus. Salam. Albertus Aditya (bicara) 28 Mei 2012 17.29 (UTC)Balas
OK. ‑Bennylin bicara 01.37, 29 Mei 2012 (WIB)
Selama desanya belum dikembangkan, menurut saya tidak layak ada artikel dusun. Salam, Naval Scene (bicara) 29 Mei 2012 05.45 (UTC)Balas
Jalan keluar untuk mencegah otomatis hapus adalah dengan membuat tabel dusun-dusun di halaman desa, sehingga tidak perlu menjadi artikel terpisah, kecuali bila dusun tersebut mempunyai keistimewaan. Demikian pula untuk desa-desa yang informasinya sedikit, sebaiknya disatukan dalam sebuah tabel di kelurahannya, dan seterusnya untuk jenjang pemerintahan yang lebih tinggi. Jadi tidak ada yang dihapus, melainkan informasi yang masih minimal dipersatukan supaya menjadi besar dalam wadah tingkat atas. Usul ini bukan asli dari saya, melainkan diberikan oleh sejumlah pakar Wikipedia ketika saya mengalami penghapusan otomatis atas beberapa artikel yang dianggap kekurangan informasi. Salam. JohnThorne (Bicara) 29 Mei 2012 22.15 (UTC)Balas
Dusun (atau yang sederajat dengannya) bukanlah jenjang yang diakui sebagai pembagian administratif di Indonesia. Ia bersifat informal, bahkan nonformal. Kalaupun terpaksa harus dibikin, maka kategorinya bukanlah pembagian administratif, mungkin lebih kepada geografi-sosial-budaya. Reindra (bicara) 30 Mei 2012 02.56 (UTC)Balas
Selain ketiga dusun di atas, semua dusun di Indonesia yang lain ternyata adalah daerah tingkat ke-3 di Kabupaten Bungo, Jambi (36 dusun). Cukup membingungkan. ‑Bennylin rapat 11.49, 30 Mei 2012 (WIB)
Oalah ... :) Reindra (bicara) 30 Mei 2012 05.40 (UTC)Balas
Menurut saya, bila artikel tsb cuma 1 baris, maka tidak memenuhi kriteria kelayakan. Tapi, jika artikel tsb Layak, maka tak apa-apa. Dede2008 (bicara) 30 Mei 2012 12.05 (UTC)Balas

Kategori

sunting

Apakah lebih baik jika Kategori:Kelurahan di Indonesia tidak dipakai untuk setiap halaman kelurahan, melainkan hanya untuk kelurahan di tiap provinsi? Ini hanya usulan agar tidak terjadi pengkategorian berkali-kali. Salam. JohnThorne (Bicara) 29 Mei 2012 02.46 (UTC)Balas

Menurut saya, sebaiknya "Kategori:Kelurahan di Indonesia" seharusnya kategori induk untuk kategori kelurahan di provinsi-provinsi. Salam, Naval Scene (bicara) 29 Mei 2012 05.47 (UTC)Balas
Tapi saat ini itu satu-satunya cara untuk menghitung jumlah artikel kelurahan di Indonesia. Kalau mau, nama kategori yang di-"include" oleh templat-templat secara otomatis tersebut bisa diubah menjadi kategori tersembunyi Semua kelurahan di Indonesia misalnya, untuk tujuan penghitungan.
Mengambil contoh yang diberikan Naval Scene: Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat, saat ini dikategorikan
  1. Kelurahan di Indonesia -- level negara
  2. Kelurahan di Jakarta -- level provinsi (dati I)
  3. Kelurahan di Kota Jakarta Barat -- level kabupaten/kota (dati II)
  4. Tambora, Jakarta Barat -- level kecamatan (dati III)
Jadinya akan tinggal satu saja
  1. Semua kelurahan di Indonesia -- kategori tersembunyi
  2. Tambora, Jakarta Barat -- level kecamatan (dati III)
Bagaimana? ‑Bennylin runding 13.27, 29 Mei 2012 (WIB)
salam kenal, memangnya WBI punya proyek menghitung jumlah kelurahan di indonesia? hahaha... depdagri aja ga tau..:-). Tujuan dari pengkategorian agar tiap artikel yang sejenis dapat dikumpulkan dalam kelompoknya (tentunya kelompok yang tidak terlalu besar). Saya lebih setuju kelurahan di indonesia menjadi seperti container category di WP:EN, yg isinya hanya subkategori dan dijadikan kategori tersembunyi. Annas86 (bicara) 29 Mei 2012 07.44 (UTC)Balas
Kenyataannya, di sejumlah situs milik institusi pemerintah dicantumkan informasi yang dijiplak dari "Wikipedia bahasa Indonesia". Jadi rupanya WP:ID memang dijadikan wahana acuan "resmi", karena itu menjadi tanggung jawab pengguna untuk menjaga kebenaran dan kelengkapan informasi. Kembali kepada persoalan perhitungan, saya setuju usul dari Pengguna:Bennylin untuk segera diterapkan dulu. Mungkin saja kelak tampak ketidaksempurnaannya, tetapi dalam waktu dekat akan terlihat kejelasan dan kesederhanaan pengkategorian, sehingga memudahkan penyempurnaan di masa datang. Salam. JohnThorne (Bicara) 29 Mei 2012 22.09 (UTC)Balas
Saya percaya Bennylin. Reindra (bicara) 30 Mei 2012 02.57 (UTC)Balas
Saya juga setuju dengan pendapat Bung Bennylin. Salam, Naval Scene (bicara) 30 Mei 2012 03.13 (UTC)Balas

Sudah diterapkan di templat: {{desa}}, {{kelurahan}}, {{gampong}}, {{nagari}}, {{kampung}}, {{pekon}}, {{lembang}}. Belum diterapkan di {{nagori}}, {{dusun}}. Kategori yang digunakan:

‑Bennylin bicara 11.56, 30 Mei 2012 (WIB)

Kategori-kategori di dalam kategori berikut tidak dipakai lagi:

‑Bennylin diskusi 13.29, 31 Mei 2012 (WIB)

Pemunculan kembali

sunting

Halo @JohnThorne: @Bennylin: @Reindra: @Naval Scene: dan @Annas86: yang pernah berdiskusi di sini. Sepertinya saya ketinggalan beberapa tahun untuk berdiskusi tentang ini. Namun saya ingin mengusulkan kembali agar beberapa kategori yang dihilangkan dapat dimunculkan kembali, yakni:

  • Kategori:Kelurahan di <provinsi>
  • Kategori:Desa di <provinsi>
  • Kategori:Kelurahan di <kab/kota>
  • Kategori:Desa di <kab>

Dimunculkannya bisa berarti kategori yang tampak atau pun kategori tersembunyi. Dalam beberapa waktu terakhir ini saya sedang fokus mengutak-atik dan mencocokkan nama serta jumlah artikel desa/kelurahan berdasarkan dokumen dari pemerintah yg saya miliki dan sangat tidak efisien jika kategori yang ada saat ini cuma kategori kecamatannya saja sehingga harus buka tab demi tab. Salam 에자그렌 (메시지를 보내) 1 November 2016 03.19 (UTC)Balas

Sudah dimunculkan kembali. Banyak halaman kategori yang sudah dihapus karena kosong, meskipun sebagian dibuat ulang oleh para pengguna secara manual. Harap menggunakan {{desa dati1}} {{desa dati2}} {{kelurahan dati1}} dan {{kelurahan dati2}} untuk mengaktifkan kembali. JohnThorne (Bicara) 1 November 2016 04.40 (UTC)Balas
Pendapat saya: Kategori yang ada isinya ya dimunculkan saja. Yang tidak ada isinya biarkan tidak perlu dibuat dulu. Salam, Naval Scene (bicara) 1 November 2016 11.52 (UTC)Balas

Bukti Keberadaan Desa

sunting

Bukti keberadaan sebuah desa sehingga LAYAK bagi artikel Wikipedia yang gampang dan akurat adalah "NOMOR INDUK KARTU TANDA PENDUDUK WARGANYA Bagian depan/ sebelum nomer tanggal lahir" itu jelas menunjukan desa itu ada di Negara Indonesia ini. Data sebuah desa mengenai lurah atau jumlah penduduk bisa robah , tapi kan data seperti itu memang selalu robah, jadi nanti pihak yang berkepentingan pasti akan mengupdate data terbaru. JADI apabila nanti mengembangkan artikel desa, bisa menyertakan nomer kode desa sebagai SUMBER TERPERCAYA Dan pasti ada di buku besar kependudukan Indonesia. Dan Bantulah NEGARA KITA MENGENAL DESANYA SENDIRI .Ciku 16 April 2016 16.06 (UTC)

Data mengenai desa mungkin tidak 100% akurat ,karena keterbatasan si penguna yang menulis artikel, tapi setidaknya bisa MEMBANTU MENGGAMBARKAN keadaan desa tersebut.

Misal: "Desa A terletak di wilayah pegunungan P dengan penduduk sekitar 200 Kepala Keluarga dengan rata-rata bekerja di bidang pertanian.", Data di atas tidak akurat dan tanpa referensi ,tapi itu tetap bisa membantu kita mengenali desa tersebut, daripada Sebuah artikel yang cuma berbunyi "Desa A, adalah desa di Kecamatan B Kabupaten C.

Nanti kan kalau ada data yang akurat kan bisa diperbaiki. Ciku 16 April 2016 16.06 (UTC)

Perbedaan ejaan

sunting

Perlukah sedikit perbedaan ejaan seperti {{Nagari}} dan {{Nagori}} dipisahkan (baik templat maupun kategorinya: Nagari di Indonesia, Nagori di Indonesia), bukankah membuka kesempatan untuk perbedaan ejaan yang lain: "kampung", "kampong", "kelurahan", "kalurahan", dll.? ‑Bennylin diskusi 11.51, 30 Mei 2012 (WIB)

Kalau bisa digabungkan, gabungkan saja, Ben. Tapi dengan pembedaan konten di dalamnya. Sejenis item-item yang opsional. Seperti templat infobox nama tempat di Wikipedia bahasa Inggris yang bisa diisi sebagai city, municipality, village, county, dll; yang kesemuanya itu diakomodasi dalam satu templat yang sama. Reindra (bicara) 30 Mei 2012 05.39 (UTC)Balas

Lebih lanjut tentang penamaan, mengapa harus dibeda-bedakan, sementara dati III (hampir) semuanya pukul rata menjadi kecamatan (dan distrik), sementara beberapa daerah punya nama sendiri (sagoe cut di Aceh). Bukankah sebaiknya semuanya di-Indonesiakan? ‑Bennylin negosiasi 12.04, 30 Mei 2012 (WIB)

Saya rasa biarkan ada perbedaan, sebagaimana yg kita lihat di lapangan. Lebih mudah bagi para pembaca. Saya rasa mayoritas provinsi2 memakai kecamatan dll. yg standar, dan toh hanya beberapa yg provinsi yg memakai istilah kedaerahannya. Bhinneka Tunggal Ika.  Naval Scene (bicara) 30 Mei 2012 07.00 (UTC)Balas

Tanggapan dari kacamata nasionalisme

sunting

Sekedar pendapat: Saya bukan yang gemar membuat artikel pendek untuk menambah jumlah suntingan (edit count), dan saya tidak yang termasuk terganggu dengan ada/banyaknya artikel pendek. Untuk artikel desa dan entitas geografi Indonesia lainnya saya melihat bahwa ada kepentingan rasa memiliki (baca nasionalisme) disini. Jangan sampai kita menjadi bangsa pemalas dan tidak peduli kepada miliknya sendiri. Ketidak pedulian terhadap apa yang kita miliki ini sudah menunjukkan banyak contoh: lepasnya Sipadan Ligitan hanya karena negara jiran lebih peduli dan pernah mengatur larangan mengambil telor penyu disana, adanya pulau yang “dibeli oleh pihak swasta”, berapa ribu pulau kita yang belum diberi nama dan bahkan tak ada tanda-tanda kepemilikan Indonesia disana, dan masih banyak lagi. Memang itu semua urusan pemerintah, tetapi kita semua bisa ikut serta memberikan kepedulian misalnya “dengan menulis artikel tentang entitas grografi tersebut meski baru sebaris dua baris”. Ketentuan tentang artikel rintisan juga membolehkan penulisan artikel pendek seperti itu. Cuplikannya:

Kecukupan yang tertera disini hanya terdiri dari satukalimat hingga dua paragraf.. Hal ini memberikan kesempatan bagi artikel-artikel pendek tentang desa dan sejenisnya. Sedangkan kalau kita lihat ketentuan dalam kebijakan di WBI mengenai tulisan rintisan adalah sebagai berikut:

Kebijakan ini jelas tidak mengatur ketentuan harus ada data minimal seperti yang diusulkan, (seperti misalnya jumlah penduduk dan luas wilayah). Perlu diingat bahwa “lokasi” suatu desa misal di kecamatan tertentu itu sudah merupakan informasi yang berharga. Begitu juga mengingat banyaknya nama-nama desa yang sama di berbagai wilayah. Dengan melengkapi pranala luar misalnya google map akan sangat membantu untuk lebih mudah menemukannya. Sumber terpercaya cukup tersedia utk nama dan kode wilayah, kode pos dan data lainnya. Kalau sedikit meng explore kita bisa mencari data pendidikan seperti keberadaan sekolah-sekolah, perguruan tinggi dari data Dapodik. (Sudah kita lakukan secara sedikit demi sedikit di WikiJv).

Kesimpulan dan harapan saya: Meskipun bertolak belakang dengan semangat membuat WBI agar berisi artikel yang berkualitas, artikel rintisan desa dan entitas geografi lainnya menurut tetap masih perlu dipertahanakan dan secara certahap dilengkapi (kalau perlu pengurus dan calon pengurus mendapat tugas melengkapinya) atau misalnya diadakan pelatihan dan lomba menulis dengan kewajiban melengkapi data desa-desa di Indonesia tersebut.

Ayo mulai menanam jangan hanya pandai membabat!! (Jadi ingat kata bijak: Waktu yang tepat untuk menanam pohon adalah dua puluh tahun yang lalu, waktu tepat kedua adalah “sekarang”).Pras (bicara) 31 Mei 2012 01.59 (UTC)Balas

  Komentar Pak Pras ini memang mantap ulasannya... SpartacksCompatriot (lapak) 2 September 2012 11.19 (UTC)Balas
  Saya sepakat dengan anda.   έδδφ    31 Mei 2012 04.32 (UTC)Balas

  -- Salah satu apresiasi cinta tanah air Indonesia... Wagino 20100516 (bicara) 1 Juni 2012 01.12 (UTC)Balas

Tak kenal maka tak sayang. Semakin mengenal tanah air sendiri, semakin mencintai dan menghargainya. Setuju dengan pendapat Pras. Selayaknya pedoman umum yang diutarakan, bersama-sama usulan-usulan bermutu dari pengguna lain sebelumnya, diterapkan segera. Salam. JohnThorne (Bicara) 1 Juni 2012 02.23 (UTC)Balas
Kutipan pertama itulah yang ingin diamandemen karena tidak sesuai dengan perkembangan WBI saat ini. Kalau ingin tahu lokasi suatu desa misal di kecamatan tertentu, lihat saja artikel daftar desa di kecamatan atau kabupaten tertentu. Ezagren (kirim pesan) 1 Juni 2012 05.13 (UTC)Balas
Setiap pengguna bebas untuk melihat hal ini dari kacamata apa pun. Kalau mengaitkan artikel desa dengan nasionalisme, kalau begitu pertanyaannya (sedikit OOT), bagaimana dengan artikel komune satu baris? Jelas-jelas para perintisnya tidak berniat mengembangkannya. Apakah mereka layak atau tidak? Atau seperti yang sepertinya sudah menjadi konsensus, artikel dusun (tingkatan di bawah desa) dinyatakan tidak layak di WBI, apalagi tingkat RT/RW. Dari sisi saya, saya sedang berusaha membuat suatu daftar definitif tentang daftar desa/kelurahan/yang setingkat di Indonesia (dimulai dari Aceh, agak sulit karena pemekaran daerah sangat cepat dan informasi banyak yang kadaluarsa/tumpang tindih meskipun dari situs resmi pemerintah maupun situs BPS) sebagai ganti dari informasi satu kalimat-satu kalimat. Jadi, saya sudah berusaha "menanam" sesuatu (tinggal dibantu di Wikipedia:ProyekWiki desa/kelurahan di Indonesia). Menurut saya kondisi saat ini adalah sbb.
*Hampir semua artikel-artikel desa sekarang: 1) tidak ada sumber, 2) tidak ditulis oleh penduduk desanya, 3) tidak dipantau, 4) tidak dapat dengan mudah diperbarui datanya, 5) tidak seragam, 6) tidak ada standar penamaan, dan yang paling penting 7) tidak ada isinya.
Sementara kalau dibuat versi daftarnya dan semua artikel desa yang hanya satu kalimat dihapus/dialihkan, maka keuntungannya
* 1) mudah dicek sumber/rujukannya, 2) mudah dikembangkan oleh yang punya informasi, 3) mudah dipantau, 4) mudah diperbarui datanya, 5) dan yang paling penting berkualitas.
Sekarang sudah sangat mudah mendapatkan data-data desa/kelurahan karena pemerintah sudah membuka datanya, tinggal ada orang yang punya waktu untuk memprosesnya saja (keahlian dapat diajarkan). Situs seperti kodepos.nomor.net (dan banyak lainnya, tinggal Google 'kodepos') sudah jamak, dan memuat data yang jauh lebih lengkap, sehingga tidak harus Wikipedia yang melakukannya (toh WBI tidak punya otoritas tambahan apa pun dalam konflik di ranah hukum/politik). Jadi permasalahannya bukan tentang ketiadaan data tersebut di ranah web dan tanggung jawab moral para penyunting WBI (yang sebagian besar, tapi tidak terbatas pada, WNI) untuk menjadikan WBI rumah bagi data tersebut, melainkan apakah WBI perlu menurunkan kualitasnya secara keseluruhan demi data tersebut (dengan ditambahkannya puluhan ribu artikel satu baris). "Apa yang membedakan WBI dari situs-situs seperti kodepos.nomor.net?" Orang datang ke WBI mencari informasi tentang desanya, isinya hanya satu baris saja. Dia meninggalkan WBI dengan kesan, "Oh, kualitasnya ternyata cuma segitu", dan dia tidak akan punya insentif untuk menulis tentang desanya (bandingkan dengan beberapa respons Wikipediawan di atas). Kalau kita belum sanggup membuat artikel rintisan dengan standar minimum di WBI, lebih baik jangan dibuat dulu artikelnya. Beda halnya dengan punya artikel tapi cuma satu kalimat, tidak memiliki informasi itu pun WBI tidak akan dipersalahkan, malah jadi suntikan moral bagi penduduk lokalnya untuk menulis tentang desanya (tinggal diarahkan tentang cara memulai artikel desa yang baik, misalnya melalui panduan). Ingat, pranala merah jauh lebih memberi insentif dari pranala biru.
Sekali lagi, pertanyaannya bukan mengenai kelayakan entitas-entitas desa itu sendiri, (kalau minimal seperti yang Oxamuel buat di atas, silakan), tetapi tentang kelayakan artikel desa yang satu baris. Jadi, pada intinya proposal ini tidak melarang artikel-artikel desa, hanya menaikkan (atau sebenarnya hanya menegaskan) standar minimumnya. Kalau standar WP:LAYAK saja tidak ditegakkan, yang terjadi adalah standar ganda yang tidak tertulis. Solusinya adalah proposal ini, atau buatkan kebijakan perkecualian untuk artikel desa satu kalimat. ‑Bennylin bicara 23.31, 2 Juni 2012 (WIB)
NB: Dari kacamata saya, saya cuma heran, Indonesia itu kekayaannya seolah-olah tiada habisnya, sudah diambili negara-negara lain masih terus kita biarkan, artinya kita sebenarnya masih merasa kaya toh? Kalau miskin, miliknya diambil, pasti akan mempertahankan mati-matian, bukan begitu?

Kelanjutan proposal ini

sunting

Bagaimana kelanjutan proposal ini? Saya rasa, @Bennylin: sudah bersusah payah mengusulkan proposal ini. Secara tidak langsung, jika usulan ini diterima, artikel di Wikipedia bahasa Indonesia semakin berkualitas:melatih para editor untuk berpikir dan mengambil ide dari sumber referensi yang diambil.

Saya sendiri (untuk saat ini) sudah setuju dengan isi dari proposal kebijakan ini. Apakah dari Wikipediawan lainnya ada keberatan dengan isi proposalnya? – komentar tanpa tanda tangan oleh Willy2000 (bk). 29 Februari 2020 08.22‎

Tidak dilanjutkan Wil, karena banyak yang tidak setuju. Silakan siapa pun kalau mau memodifikasi usulannya dan diajukan ulang. Sudah satu dekade berlalu. ꦱꦭꦩ꧀Bennylin komunikasi 25 Januari 2022 13.21 (WIB)
Kembali ke halaman Wikipedia "Kelayakan artikel/Desa".