Sebagian atau keseluruhan dari artikel ini dicurigai telah melanggar hak cipta dari tulisan yang terletak di:
- https://cipakudarmaraja.blogspot.com/2019/12/explore-makam-tumenggung-tegalkalong-di.html
atau pihak di luar Wikipedia, dan selanjutnya akan dimasukkan dalam daftar Wikipedia:Artikel bermasalah hak cipta:
Disarankan untuk tidak melakukan perubahan apapun sampai masalah pelanggaran hak cipta di artikel ini diteliti pengguna lain dan diputuskan melalui konsensus
- Jika Anda ingin menulis ulang artikel ini sebagai tulisan yang sama sekali baru, untuk sementara tuliskan di sini.
- Berikan komentar mengenai hal tersebut di halaman diskusi artikel ini.
- Perhatikan bahwa hanya mengubah sedikit atau beberapa bagian dari tulisan asli tidak cukup untuk menghilangkan pelanggaran hak cipta dari tulisan ini. Lebih baik membangun kembali artikel ini dari awal sedikit demi sedikit daripada membajak tulisan orang lain demi sebuah artikel besar.
- Jika Anda sebenarnya memang adalah pemilik sumber tulisan asli yang dimaksudkan (dan termasuk pula pemilik bukti tulisan yang menjadi dasar kecurigaan pelanggaran hak cipta), dan ingin membebaskan hak cipta tulisan tersebut sesuai GNU Free Documentation License:
- berikan keterangan di halaman diskusi artikel ini, kemudian bisa menampilkan pesan izin tersebut di halaman aslinya, atau berikan izin tertulis ke Wikipedia melalui email yang alamatnya tersangkut langsung dengan sumber tersebut ke alamat permissions@wikimedia.org atau surat tertulis ke Wikimedia Foundation. Berikan izin secara eksplisit bahwa tulisan tersebut telah dibebaskan ke dalam lisensi CC BY-SA 3.0 dan lisensi GFDL.
- Jika tulisan bukti memang berada di wilayah lisensi yang bisa untuk dipublikasikan di Wikipedia,:
- Jelaskan hal tersebut di halaman diskusi artikel ini, dengan bukti referensi yang tepat dan benar.
Kecuali kecurigaan hak cipta ini bisa dibuktikan salah dalam waktu paling lambat dua minggu, artikel ini akan dihapus
- Memuat artikel yang melanggar hak cipta adalah pelanggaran hukum dan tidak sesuai dengan Kebijakan Wikipedia.
- Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai hak cipta, silakan lihat Hak cipta.
- Pengguna yang secara berulang memuat artikel yang melanggar hak cipta akan diblokir dari hak penyuntingan.
- Untuk sementara, pemuatan asli masih bisa dilihat melalui di halaman versi terdahulu.
- Anda dipersilakan memuat kontibusi orisinil.
Pengepungan Sumedang terjadi karena hubungan kerja sama antara Kerajaan Sumedang Larang dengan Kesultanan Banten
Panembahan mengembalikan kebesaran Sumedang seperti zaman Sumedang larang. Akan tetapi, ia menyadari bahwa tidak mungkin melaksanakan citacitanya itu sendirian. Ia harus minta bantuan pihak lain. Pihak mana yang layak dimintai bantuan, pilihan jatuh pada Banten. Ternyata Banten menyambu baik permohonan Pangeran Parembahan itu, namun namun Bantu minta kompensasi, yaitu Sumedang harus membantu Banten dalam mengladapi VOC dan Mataram. Permintaan Banten itu tidak disanggupi oleh Pangeran Panembahan.[1]
Setelah penolakan atas permintaan Banten itu, Pangeran Panembahan menyadari akan akibatnya, yaitu Banten akan memusuhi dan balkan akan menyerang Sumedang. Untuk mengantisipai hal itu, Pangeran Panembahan menyurati VOC yang isinya adalah pihak Sumedang akan menyerahkan. wilayah antara Batavia dan Indramayu kepada VOC. Maksud penyerahan itu adalah supaya VOC menutup muara Cipamanukan dan pantai utara sehingga bisa mencegat tentara Banten.[2]
Sikap cerdas Pangeran Panembahan ini sesungguhnya memanfaatkan kekurang pahaman pihak VOC mengenai wilayah. Sesungguhnya, włayah yang diserahkan Pangeran Panembahan tu sudah menjadi milik VOC yang merupakan pemberian Amangkurat I sebagai kompensasi atas bantuan VOC, sebagaimana tertuang dalam perjajian tanggal 25 Februari 1677 maupun 19-20 Oktober 1677.
VOC menerima tawaran Pangeran Panembahan itu karena dalam hal menghadapi Banten ada kepentingan yang sama. VOC pun selalu mendapat gangguan dan ancaman dari pihk Banten. VOC segera mengamankan Karawang dan menghalangi mamsınya pasukan Banten. Pangeran Panembahan pun leluasa memperkuat kedudukan dan pemerintahannya di Sumedang.
Pengepungan Sumedang (Maret 1678)
sunting
Saat Pangeran Panembahan sibuk menaklukkan daerah utara, piłak Banten memanfaatkan momentum ini untuk menyiapkan serang ke Sumedang. Sultan Banten mendapat bantuan dari dua orang bekas tawanan Trunojoyo dan bupati Bandung, Wiraangun-angun. Tidak hanya Bandung, Sukapura dan Parakanmuncang pun membatu Banten.[3]
Mengetahui persiapan Banten seperti itu, VOC pun mempersiapkan pasukannya di daerah-daerah yang ada di bawah kekuasaannya yaitu di daerah antara kali Cisadane dan Citarum, juga antara Batavia dan Indramayu. Dengan demikian, Sumedang pun terlindungi baik dari arah barat maupun utara.
Akan tetapi di luar dugaan, pasukan Banten dalam jumlah yang cukup banyak pada tanggal 10 Maret 1678 bergerak menuju Sumedang tidak melalui utara, tetapi melalui daerah yang longgar dari penjagaan VOC, yaitu Maroberes (Muaraberes, kira-kira 15 km sebelah utara Bogor). Pasukan Banten yang lain menuju Sumedang melalui Tangerang ke Patimun. Pada awal Mei 1678 Banten telah sampai di Sumedang. Kota Sumedang dikepung pasukan Banten hampir satu bulan lamanya.Bertepatan dengan waktu penyerangan pasukan Banten ke Sumedang, di ibu kota Banten sendiri sedang konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan anaknya, Sultan Haji. Untuk menghadapi perlawanan Sultan Haji, Sultan Ageng Tirtayasa kekurangan tenaga, sehingga pasukan Banten yang berada di Sumedang dipanggil pulang. Akibatnya adalah pemimpin pasukan Banten menarik mundur pasukannya untuk segera pulang ke Banten. Pasukan Banten tidak begitu saja bisa meninggalkan Sumedang, karena pasukan Sumedang mengejarnya sehingga terjadilah peperangan di Tegalluar. Kejdian ini berlangsung pada awal Juni 1678. Pemimpin pasukan Banten, Raden Senapati tewas di medan pertempuran. Pasukan Sumedang tidak hanya berhasil mengusir tentara Banten, tapi juga berhasil merampas 20 pucık senapan. Gagallah serangan Banten terhadap Sumedang.
Pada awal Mei 1678 Banten telah sampai di Sumedang. Kota Sumedang dikepung pasukan Banten hampir satu bulan lamanya.[4]
pasukan Sumedang mengejarnya sehingga terjadilah peperangan di Tegalluar. Kejadian ini berlangsung pada awal Juni 1678. Pemimpin pasukan Banten, Raden Senapati tewas di medan pertempuran. Pasukan Sumedang berhasil mengusir tentara Banten, tapi juga berhasil menggagalkan serangan Banten terhadap Sumedang. [5]
- ^ Sumedang larang pada masa pengaruh Kesultanan Mataram.Fakultas Sastra Universitas Padjajaran Bandung 2008.
- ^ Sumedang larang pada masa pengaruh Kesultanan Mataram.Fakultas Sastra Universitas Padjajaran Bandung 2008.
- ^ Sumedang larang pada masa pengaruh Kesultanan Mataram.Fakultas Sastra Universitas Padjajaran Bandung 2008.
- ^ Sumedang larang pada masa pengaruh Kesultanan Mataram.Fakultas Sastra Universitas Padjajaran Bandung 2008.
- ^ Sumedang larang pada masa pengaruh Kesultanan Mataram.Fakultas Sastra Universitas Padjajaran Bandung 2008.