Argyo Demartoto

sunting

Argyo Demartoto lahir di Metro Lampung Tengah pada 25 Agustus 1965. Beliau merupakan seorang sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS). Jiwa pendidiknya merupakan warisan dari sang ayah, Srihadi, seorang guru Matematika dan Fisika beberapa SMA di Metro, Lampung. Keseriusan Argyo Demartoto menjadi akademisi di bidang sosial ditunjukkan dalam kepeduliannya terhadap isu-isu kelompok marjinal seperti komunitas difabel, anak jalanan, lansia, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), Anak Dengan HIV/AIDS (ADHA), LGBT, pariwisata, kesehatan dan lain sebagainya. Gelar akademik tertinggi yang diraih beliau adalah Doktor Sosiologi di Universitas Gadjah Mada tahun 2012.

Pendidikan

sunting
  • Sosiologi (S1) di Universitas Gadjah Mada (1991).
  • Magister Sosiologi (S2) di Universitas Gadjah Mada (2005)
  • Doktor Sosiologi (S2) di Universitas Gadjah Mada (2012)

Pemikiran Ilmu Sosial

sunting

Maskulinitas

sunting

Maskulinitas merupakan sebuah konstruksi yang dibuat oleh kebudayaan untuk mengarahkan masyarakat, menjadi sesuatu yang dimiliki masyarakat dan dapat diperlakukan sesuai kemauan masyarakat itu sendiri. Maskulinitas mewakili berbagai sifat atau karakter dari laki-laki, baik dari segi usia, kelas sosial, maupun status dalam masyarakat. Misal dalam konteks kebudayaan Jawa berkembang konstruksi sosial bahwa laki- laki must be a big wheel. Seorang laki-laki dikatakan sukses jika berhasil memiliki garwo (istri), bondo (harta), turonggo (kendaraan), kukilo (burung peliharaan) dan pusoko (senjata atau kesaktian). Ciri khas jenis maskulinitas ini adalah adanya peran penguasaan terhadap sumber daya ekonomi, seperti lapangan pekerjaan. Ciri khas maskulinitas normatif Indonesia adalah kemampuan yang ditunjukkan untuk mengendalikan sumber daya ekonomi, seperti pendapatan dari pekerjaan yang dibayar. Keluarga sangat penting bagi kehidupan laki-laki. Laki-laki selalu dihormati dan memegang kendali penting dalam mendefinisikan maskulinitas. Keseriusan Argyo Demartoto mendalami isu maskulinitas sebagai salah satu bahasan bidang sosial ditunjukkan melalui implementasinya dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya melalui penelitian yang beliau lakukan bersama Vice-President: Asia Pacific Sociology Association, School of Humanities and Social Science, University of Newcastle, Australia, Prof. Pamela Nilan; Senior Lecturer in Sociology, School of Humanities and Social Science, University of Newcastle, Prof. Alexander Broom serta Senior Lecturer in Sociology, University of Wollongong, Dr. Mike Donaldson. Bersama ketiga tokoh tersebut, beliau menghasilkan artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal internasional terkait isu maskulinitas.

Inklusi Sosial

sunting

Menciptakan lingkungan sosial yang inklusi adalah cita-cita yang terus diperjuangkan Argyo Demartoto melalui berbagai upaya. Baginya kesetaraan merupakan posisi yang seharusnya terjadi di kehidupan sosial masyarakat. Kesamaan akses dan kesempatan bagi berbagai kalangan dalam masyarakat dapat mewujudkan inklusi sosial sebagai keadaan sosial yang harmonis. Kesadaran dari aktor-aktor dalam masyarakat menjadi sangat penting dalam terciptanya inklusi sosial. Upaya yang Argyo Demartoto lakukan seperti sosialisasi melalui berbagai karya yang ia dedikasikan untuk inklusi sosial seperti buku Menyibak Sensitivitas Gender dalam Keluarga Difabel, karyanya tahun 2005 yang menjadi rujukan maupun referensi para sosiolog untuk membahas isu inklusi sosial.

Pariwisata juga menjadi bidang yang ditekuni oleh Argyo Demartoto. Salah satu idenya dalam bidang pariwisata adalah konsep community based tourism (CBT). Menurutnya, masyarakat mempunyai peran penting dalampembangunan pariwisata. Masyarakat lokal berkontribusi dalam pemeliharaan sumber daya alam dan budaya yang dimiliki. Esensi dari CBT adalah partisipasi aktif masyarakat serta terbukanya kesempatan untuk berpartisipasi dalam setiap tahapan pembangunan pariwisata mulai dari inisiatif, perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan pengembangan hingga sampai pada pemantauan dan evaluasi. Konsep pelaksanaan CBT menekankan pada konsep bahwa masyarakat adalah subjek sekaligus tujuan pembangunan, masyarakat adalah kekuatan inti pembangunan serta kepariwisataan harus dibangun dari, oleh, dan untuk masyarakat. Menurut Argyo Demartoto ada tiga kegiatan pariwisata yang dapat mendukung konsep CBT yakni adventure travel, cultural travel dan ecotourism. CBT menjadi sebuah konsep ekonomi kerakyatan di sektor riil, yang secara langsung dapat dilaksanakan oleh masyarakat dan hasilnyapun langsung dapat dinikmati oleh masyarakat lokal.

Setelah menyelesaikan studi S1 Sosiologi UGM, Argyo Demartoto menjadi dosen Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret. Beliau sempat menjadi Kepala Program Studi S2 Sosiologi UNS selama 2 periode pada tahun 2012 hingga 2015 dan pada tahun 2015 hingga 2019. Setelah itu, ia menjabat sebagai Kepala Program Studi S1 Sosiologi UNS periode tahun 2019 hingga 2023. Beliau aktif melaksanakan kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) dan banyak mendapat pendanaan dari dalam maupun luar negeri seperti Family Health International, UNICEF Perwakilan Jawa Tengah, Asia Pacific Regional Human Development, Network United Nations Development Programme (UNDP), Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kota Surakarta, serta skema-skema P2M yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendibudristek) maupun Universitas Sebelas Maret. Beliau melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan komitmen pada bidang kesehatan, pariwisata dan sosial budaya. Beliau juga aktif menjadi pengelola Jurnal Analisa Sosiologi dan sering menjadi mitra bestari dari jurnal-jurnal ilmiah bidang sosial.

  • Menyibak Sensitivitas Gender dalam Keluarga Difabel (2005)
  • Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia: Suatu Kajian Sosiologis (2006)
  • Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat (2009)
  • 3P : Pariwisata Untuk Pemberdayaan Perempuan (2018)
  • Modul Layanan Komprehensif Berkesinambungan untuk Pemenuhan Hak-Hak Anak dengan HIV/AIDS Berbasis Colaborative Governance dan Modal Sosial dalam Masyarakat (2018)
  • Hidup Sehat Tanpa Covid-19 (2020)
  • Komunikasi Perubahan Perilaku Agar Peduli AIDS (2020)
  • Revitalisasi Mandi Cuci Kakus Umum Peduli Covid-19 (2021)
  • Modul Pencegahan Covid-19 Berbasis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Keluarga (2021)