Bayu Sampurno merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara yang lahir di Jakarta, tahun 1966. Sejak SMP Bayu mempunyai hobi Fotografi, dan memiliki nilai tertinggi (A) dan satu-satunya dengan nilai tersebut di angkatannya. Selama di SMA (Canisius), Bayu aktif dalam klub fotografi "Canilens", dan karya=karyanya sempat dipajang di tempat2 pameran seprti Pasar Seni Ancol, Goethe Institute, dll. Tmat SMA tidak langsung melanjutkan kuliah, namun 'magang' dulu sebagai fotografer di majalah wanita "Dewi". Di bangku kuliah (Teknik Komputer - Politeknik ITB), Bayu menyambi jadi fotografer 'profesional', mulai dari foto wisuda, foto brosur hotel (Papandayan, Panghegar, dll), dan foto pariwisata.

Memadukan kemampuan teknisnya di bidang komputer dan rasa seninya, Bayu 'beruntung' bisa bergabung dengan stasiun Televisi swasta pertama di Indonesia, RCTI, sebagai audio-visual editor. Selepas dari RCTI karier Bayu menanjak, bergabung dengan rumah produksi "Pelangi Khatulistiwa" sebagai production manager, lalu bergabung dengan "ANTV" sebagai produser, kemudian bergabung dengan studio paska-produksi yang termasuk paling canggih saat itu, yaitu "The Post Office" milik mega-usahawan Peter Gontha. Tahun 1994, Bayu bergabung dengan Rizal Mantovani di rumah produksi "Broadcast Design Indonesia (BDI)" milik Richard Buntario, yang banyak memproduksi musik video clip yang kerap memenangkan kompetisi di tnah air. Di "BDI" lah Bayu banyak belajar mengenai penyutradaraan, dan akhirnya pada pertengahan tahun 1995 memberanikan diri membuat rumah produksi, "Mitra Selaras", yang selanjutnya bernama "Aralus Multimedia", menangani film iklan, promosi, company profile, event video, dll.

Setelah Aralus, Bayu mendirikan rumah produksi "Eureka Production", yang pada tahun 2004 membuat film layar lebar "Kejar Jakarta" bersama "TSA Komunika" dan "Project-P". Di sela2 pekerjaannya, Bayu juga 'menyambi' sebagai staff pengajar di Universitas Indonusa Esa Unggul selama kurang lebih 5 tahun, subyeknya adalah teknik kamera digital dan video editing.

Setelah selesai membuat film "Kejar Jakarta", Bayu bergabung dengan "Fremantle Media", salah satu rumah produksi dengan jaringan terbesar di dunia, sebagai Executive Producer, menangani khususnya game show "Super Deal 2 Milyard", yang memenangkan 'Panasonic Award' sebagai game show palimg sukses di TV pada saat itu. Bayu memutuskan untuk 'Hijrah' ke New Zealand pada tahun 2006, dan melanjutkan kariernya di bidang multi media (termasuk fotografi) sampai saat ini.