BONDAN SASANGKA NUR HAPSARA, SH

sunting

BONDAN SASANGKA NUR HAPSARA atau disebut juga Bondhan Sasangka Nur Hapsara atau biasa dipanggil Bondan, adalah putra Bungsu dari pasangan suami istri Kristiono Bejo Isbandi (Tan Eng Lok) dan Tutik Indayati. Bondan lahir di Kota Semarang pada tanggal 06 Oktober 1989.

Bondan Kecil

sunting

Bondan melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Kota Semarang bersama keluarga tercintanya. Ayah Bondan adalah seorang Wiraswasta yang berkecimpung dibidang seni, sedangkan ibunya adalah seorang Ibu Rumah Tangga. Ayah dan Ibu Bondan memiliki karakter yang berbeda dalam memberikan perhatian dalam membesarkan anak-anaknya. Ayah Bondan mempunyai karakter yang senang bercanda namun tetap disiplin dan bertanggung jawab. Ayah Bondan merupakan orang yang senang sekali dengan hal-hal yang berbau Seni. Karena itulah Ayah Bondan selalu memperkenalkan Seni kepada anak-anaknya, baik itu Seni Musik, Seni Lukis maupun Seni Tari. Sedangkan Ibu Bondan memiliki karakter yang Tegas namun Penyayang. Tegas karena Ibu Bondan tidak segan-segan memarahi Anaknya ketika melakukan kesalahan, Penyayang karena Ibu Bondan selalu memperhatikan dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya.
Bondan Kecil gemar sekali bermain di bantaran sungai Banjir Kanal Barat Semarang. Di pinggir sungai itu, Bondan kecil sering kali memancing ikan gabus atau dalam bahasa jawa disebut "iwak Bloso". Pernah suatu ketika Bondan kecil menangkap seekor ular yang cukup besar. Namun ular itu kemudian dia lepaskan karena demi menjaga ekosistem alam di lingkungan sungai. Kegiatan memancing ini menjadi hobi tersendiri bagi Bondan kecil, meskipun kedua orang tua Bondan menentangnya. Bondan kecil selalu sembunyi-sembunyi ketika ingin memancing, karena jika sampai orang tuanya tahu maka Bondan kecil akan langsung dimarahi.
Bondan kecil juga gemar melakukan petualangan. Adapun kegiatan yang pernah dilakukan oleh Bondan kecil yaitu berpetualang di Bandara Ahmad Yani, berpetualang di PRPP, berpetualang di TBRS, berpetualang di komplek Pasar Swalayan Simpang Lima, dan berpetualang diberbagai lokasi lainnya. Petualangan itu mulai dilakukannya ketika Bondan masih usia 5 tahun. Ketika melakukan petualangan, Bondan kecil selalu bersama teman-teman kampungnya seperti Adil, Andro, Nugraha, Leo, Taufik, Budi-Eko Ciamix, Andika Gentho, Budi Bowo, dan lain sebagainya.

Pendidikan Bondan

sunting

Bondan kecil memulai pendidikannya ketika berumur 4 tahun.

Pendidikan Anak Usia Dini

sunting

Ia pertama kali mengenal pendidikan ketika orang tuanya mengikutsertakannya dalam program Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat PAUD di Kantor Kelurahan Bojong Salaman. Dalam pendidikan PAUD itu Bondan kecil diperkenalkan dengan bentuk-bentuk interaksi sederhana. Pendidikan PAUD ini kemudian langsung dilanjutkan dengan Pendidikan Taman Kanak-kanak.

Pendidikan Taman Kanak-kanak

sunting

Bondan kecil mulai mengikuti pendidikan Taman Kanak-kanak (atau disingkat dengan TK) ketika Ia masih berusia 5 tahun yaitu di TK PGRI Bojong Salaman. Ia ketika itu ditempatkan di TK besar bersama anak-anak lainnya. Selama duduk di bangku TK Besar, Bondan kecil mulai dikenalkan dengan permainan-permainan sederhana yang melatih rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap sesama seperti Tongyak Umpet atau Petak Umpet, Tongyak Patung, Tongyak Rembet, Galah Asin atau Gobak Sodor, dan juga permainan-permainan modern yang melatih keterampilan dan ketelitian seperti Puzzle, Rubix, dan Komputer.
Pada masa ini Bondan kecil memiliki cinta pertama kepada seorang wanita sekelas bernama Evi. Ya, Evi adalah pacar pertama Bondan. namun cinta pertama Bondan kecil itu tidak berlangsung lama karena Evi harus menghadap Tuhan karena terserang Demam Berdarah/DB. Guru TK Bondan kecil adalah Bu Ida dan Bu Yayuk Pendidikan TK ini Bondan tempuh dalam waktu 1 tahun untuk selanjutnya dilanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah Dasar atau SD.

Pendidikan Sekolah Dasar

sunting

Bondan kecil memulai pendidikan Sekolah Dasarnya atau SD ketika Ia berumur 6 tahun dan lulus 6 tahun kemudian. Ia bersekolah SD di SDN Bojong Salaman I atau yang oleh penduduk sekitar disebut sebagai SD Impres. Masa-masa Sekolah Dasarnya dialami dengan berbagai hal-hal yang menyenangkan. Dari bertemu dengan guru yang bernama Pak Rosy hingga berkonflik dengan Mbak Saroh - Istri si Penjaga Sekolah. Bondan kecil ketika itu mengenal banyak teman.
Adapun guru-guru Bondan ketika SD yaitu : Bu Tati, Bu Titi, Bu Wati, Pak Fuad, Bu Asih, Pak Agus, Pak Habibi, Pak Rosy, dan Pak Kusnadi. Mereka adalah guru-guru yang memiliki karakter.

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

sunting

Pada masa ini, Bondan telah menginjak remaja. Bondan remaja berSekolah Menengah Pertama atau SMP di SMP Kesatrian 2 Semarang. Bondan remaja pada masa ini telah banyak berubah terutama ketika Ayahnya wafat pada tahun 2002. Kehidupan Bondan remaja yang tadinya bisa dibilang "mapan" sekarang berubah menjadi "prihatin". Namun hal ini tidak lantas membuatnya minder atau berkecil hati. Hal ini terbukti dari beberapa raihan peringkat kelas yang ia dapatkan di SMP.
Bondan remaja lulus SMP setelah menjalani pendidikan selama 3 tahun.

Pendidikan Sekolah Menengah Atas

sunting

"Masa-masa paling indah Masa-masa disekolah" adalah ungkapan yang pas untuk menggambarkan masa-masa Bondan remaja ketika duduk dibangku pendidikan Sekolah Menengah Atas atau SMA. Bondan remaja bersekolah di SMA Negeri 7 Semarang. SMA yang cukup jauh dari rumahnya. Karena letaknya yang cukup jauh inilah yang kemudian banyak kisah menarik yang sulit untuk dilupakan. Bondan remaja pertama kali masuk SMAN 7 Semarang yaitu di kelas 1.1, kelas yang berisi Siswa-siswa cerdas dan bahkan salah satu dari mereka akan menjadi Siswa dengan Nilai UN tertinggi si SMAN 7. Ketika naik ke kelas 2, Bondan remaja memutuskan untuk memilih peminatan Bahasa setelah sebelumnya memilih Ilmu Sosial. Di kelas Bahasa itu, Bondan remaja banyak menjumpai teman-teman yang berkarakter. Dari yang alim hingga Heboh sendiRi (Heri) ada di kelas Bahasa. Bahkan kelas ini juga sempat membuat kontroversi yang sempat membuat gempar dunia pendidikan Kota Semarang. Yaitu Kontroversi Pelecehan seksual oleh oknum guru.
Di SMAN7 inilah Bondan remaja juga bertemu dengan dia................
Bondan remaja lulus dari SMAN 7 ketika tahun pendidikan 2007-2008 atau selama 3 tahun.

Pendidikan Sarjana

sunting

Bondan merupakan seorang lulusan Ia merupakan seorang lulusan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Pada awalnya Bondan lebih tertarik untuk mengambil program studi Bahasa Jepang. Namun karena satu dan lain hal, akhirnya Bondan memilih program studi Ilmu Hukum. Pilihan program studi itu Bondan dapatkan ketika Ia lolos Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri yang digelar serentak se Indonesia.
Bondan termasuk mahasiswa kritis di kampusnya. Ia tidak segan-segan mengkritisi birokrasi dan dosen pengajarnya sendiri ketika mereka melakukan kesalahan. Sikap kritis inilah yang mendekatkan Bondan dengan para aktivis kampus. Meskipun tidak aktif secara langsung, Bondan sering dimintai pendapat-pendapatnya oleh para aktivis kampus. Bahkan tidak jarang namanya digunakan sebagai alat politik oleh mahasiswa lainnya.
Bondan mengambil bidang peminatan Agraria dengan dasar keperluan masa depan, mengingat untuk peminatan yang lain seperti Pidana, Perdata, dan HTN-HAN dapat dipelajari sendiri. Dan Skripsinya berjudul Efektivitas Pelaksanaan Program Sertipikat Massal Swadaya (SMS) 2010 terhadap Percepatan Pendaftaran Tanah di Kelurahan Tlogosari Kulon Kecamatan Tlogosari Kota Semarang.
Bondan berhasil memperoleh gelar Sarjana pada bulan Maret tahun 2012.