Naazhimul Ukail Ibnu Ayyasy
Pengguna Wikipedia

Jenis kelaminLaki- laki
PekerjaanInvestment & Banking, Analyst
Golongan darahO
Kelahiran
Tanggal lahir(1990-11-03)3 November 1990
Tempat lahirBinjai, Medan
Kediaman
Negara Indonesia
Pandangan hidup
AgamaIslam
Bloghttp://delavies.blogspot.com/
Facebook
Twitter
Minat

Travelling and share stories

Pendidikan

sunting

Memulai pendidikan Madrasyah Ibtidaiyah tahun 1996 - 2002 dan pada tahun 1997 - 2003 memulai sekolah SDN 060845 MEDAN. Pendidikan Madrasyah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah tahun 2003 - 2009 bertempat di Pondok Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu di bawah asuhan H. Sufriadi Hasan Basri BA. Pada tahun 2009 setelah lulus dari pesantren Ia memiliki cita-cita untuk mempunyai karier pada masa depan. Ia merantau ke Ibukota Jakarta untuk mengadu nasib dan mengejar impiannya. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Informatika, Jurusan IT, Universitas Muhammadiyah Surakarta sampai tahun 2011. Dan ia juga melanjutkan masa pendidikannya di pondok Abu Bakr al Siddiq jurusan Bahasa Arab tahun 2009 dan lulus tahun 2011. Dan pada tahun 2013, MBA Harvard merupakan impiannya. Impian yang masih kelam, tetapi ini yang ia impikan. Usaha merupakan tangga untuk kita berjaya. Yakinlah rekan-rekan, ada jalan di luar sana. Tukar mindset anda, anda pasti berjaya and good luck for you.

Tentang Saya

sunting

Kehidupan merupakan anugerah yang dikaruniakan dari pada tuhan kepada kita, setiap insan bernyawa pasti melalui detik kehidupan. Hidupnya penuh dengan warna warni, ia bersyukur dengannya di atas segala yang telah ia kecapi. Satu masa dahulu, ia sama seperti remaja lain, hidupnya di cybercafe, sehari almost 18 jam menghabiskan masa di hadapan screen komputer, tiada hala tuju, tiada masa depan, musik merupakan hiburannya dan rokok perisa hidupnya. Uang hanya sebatas recehan, hidupnya hitam. Tatkala insan lain sibuk berkerja, ia di kost-an berselubung selimut. Ketika insan lain lena di ulit mimpi, ia bermaharajalela di setiap pelosok jalanan, hidup ini tiada arti, kiblat entah ke mana, pandangan masyarakat terhadapnya kosong, namun dibalik semua ini, tiada siapa tahu bahwa hati ini mengimpikan sesuatu yang tinggi melangit, ia mempunyai impian, cumanya ia tidak pasti bagaimana untuk menggapai impian yang telah ditanam sejak dari dahulunya.

Perjalanan Hidupnya

sunting

Setiap orang mempunyai impian. Impian merupakan salah satu faktor untuk kita mengapai cita-cita yang tinggi mengunung, kadangkala apabila terkenangkan perjalanan hidup ini, hati bagai digeletik, betapa besarnya kuasa sang pencipta, tidak pernah terlintas di hati ini, ia mampu sampai ke tahap ini, satu tahap yang mampu untuk membanggakan keluarganya, inspirasi kepada rakan-rakannya, harapan untuk mereka yang masih mencari hala tuju di luar sana, coretan ini bertintatakan air mata, suka duka, hilai tawa, sedu sedan, maka terciptalah sebuah melodi kehidupan dari sebuah mozaik. Semoga kebahagian abadi bertandang pasti.

26 July 2009, tarikh ini merupakan detik awal mula perjalanan hidupnya. Sahabat karibnya selama ini ditawarkan untuk lanjut study keluar negri oleh orang tuanya. Hatinya tersentap, dulunya kami kesana kemari bersama, makan minum sepinggan, susah senang bersama, kini dia pergi untuk mencapai impian yang sudah pasti, kepergian beliau menyadarkannya, membangunkan daripada tidur yang panjang. Lantas, satu langkah berani mati diambilnya, langkah yang masih tidak pasti, segala harta yang ada pada dirinya, ia gadaikan, dalam masa seminggu ia merancang sesuatu yang pasti akan merubah dirinya untuk selamanya. Impiannya yang telah lama diselebungi sepi, kini mula ia gilapi. Ramai memandang sinis langkah ini, tetapi ia pasti, Tuhan ada disisi dan ia mulai menapaki jalan yang belum pernah ia tempuh. Jakarta Iam Coming



18 Maret 2011, hari dimana duka menghampirinya. Disaat ia mengurus visa keberangkatan ke mesir untuk kuliah jenjang S1 namun hari yang bahagia itu berubah menjadi hari yang paling menyedihkan dalam hidupnya. Orang yang ia cintai, sayangi pergi untuk selamanya setelah 2 tahun ia dirantau. Ibundanya pergi dengan sejuta pertanyaan? kenapa ia ditakdirkan tidak dapat melihat beliau saat menghembuskan nafas terkahirnya? bahkan untuk mencium keningnya pun ia tak dapat, pertanyaan ia di setiap shalat ..! Disaat ia ingin mewujudkan cita - cita, di saat ia ingin membahagiakannya. Kini ia di tinggal pergi untuk selamanya. Sampai ia hanyut dalam penyesalan yang tak kunjung usai.


16 November 2012, berbekalkan sedikit uang recehan, ia mengorak langkah ke Ibukota Jakarta setelah lama 1 tahun ia hanyut dalam penyesalan dan kini ia coba memulainya kembali. Beralaskan lengan ia lelapkan mata selama 7 hari di pinggir Attrium senen, mandi di tandas, makan tak makan. Ia mulai mencari pekerjaan dan rumah untuk disewa, awalnya sukar kerana semuanya ia lakukan sendiri, tetapi apabila terkenangkan sorotan mata Ibunda, ketika dirinya beranjak dari rumah dan pergi merantau di kota antah berantah, ia tahu ada cahaya di hujung sana dan ia menjadi tegar menghadapinya.


Alhamdulillah, ia lepas interview pada 14 Januari 2013 disalah satu perusahaan di UOB Plaza bidang Investment & Banking, dengan permulaan gaji yang hanya cuma tak seberapa, ia terima dengan hati terbuka, rezeki tuhan ada di mana-mana, ia mendapat rumah kecil di daerah tanggerang selatan, maka bermulalah langkahnya di Ibukota Jakarta, hari berganti hari hinggakan tidak ia sadari sudah memasuki bulan ke dua kehidupannya di Ibukota. Dengan rekod yang agak baik, selepas bulan ke tiga, ia ditawarkan ke fasa seterusnya untuk menjadi pegawai tetap, berita baik ini ia sambut dengan air mata. Ya Tuhan, mudahnya jalan yang telah kau lakarkan, bulan berganti bulan, pendapatanku semakin hari semakin bertambah baik. Sesungguhnya perjalanan ini sedang bermula.


Pada tanggal 05 maret 2013, ia melanjutkan kembali perjalanan hidupnya di Batu Pahat, Malaysia sampai sekarang. Hari berganti hari. Minggu ke minggu terus berlalu pergi. Bulan ke bulan datang bersilih ganti. Pahit, Manis, Pedih, Jerih, Ketawa, Menangis dan Sedih di hati. Warna-warni kehidupan yang pasti. Mampukah ia bertahan di sini. Mengharungi onak dan juga duri di kota yang belum pernah ia singgahi. Andai silap langkah kaki ini. Tegur dan ajari dirinya. Agar ia mampu meggapai apa yang pernah ia impikan.