Farmanpurnama
Farman Purnama menekuni bidang menyanyi sejak usia 11 tahun. Ia memperoleh pelajaran vocal oleh beberapa guru terkemuka seperti N. Simanungkalit, Pranadjaja dan Annett Frambach. Farman melanjutkan pendidikan formal di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Arsitektur dan lulus pada tahun 2002. Di sela kesibukannya sebagai mahasiswa Arsitektur, pada tahun 1999 Farman menjadi anggota paduan suara Batavia Madrigal Singers dibawah direksi Avip Priatna, yang kemudian darinya Farman menerima pelatihan vokal klasik lebih lanjut. Farman juga mengikuti beberapa Masterclass yang disajikan oleh guru terkemuka dunia seperti Sonja Van Lier, Rudolf Jansen dan Christa Pfeiler dari Belanda, dan Loh Siew Tuan.
Sejak Agustus 2009, Farman memutuskan untuk mengejar karier musiknya secara lebih profesional dengan mempelajari seni pertunjukan vokal klasik di Utrecht Conservatory (Hogeschool voor de kunsten Utrecht) dibawah bimbingan Henny Diemer, salah satu guru terkemuka di dunia.
Di masa lalu Farman sudah sering muncul sebagai solis untuk Batavia Madrigal Singers dan The Jakarta Chamber Orchestra yang keduanya berada di bawah pimpinan Avip Priatna. Beberapa konser dimana ia tampil sebagai solis bersama kedua kelompok ini antara lain: Messiah karya Handell, Vesper karya Rachmaninoff, Magnificat oleh J.S Bach dan juga konser musik-musik Broadway.
Farman telah aktif dalam resital vokal di tanah air seperti Malam Seriosa Indonesia (2001) dan juga dalam resital yang diselenggarakan oleh Rangkaian Tembang Puitik, yang diantaranya adalah Schubertiade (2001), Liederabend (2001), The Art of Folksongs (2003) dan Schumanniana (2005). Dalam konser-konser tersebut ia berkolaborasi bersama beberapa penyanyi klasik terkemuka Indonesia seperti Binu D. Sukaman, Aning Katamsi dan Christopher Abimanyu, disertai dengan pianis terkemuka Indonesia Iswargia Renardi Sudarno dan Adelaide Simbolon. Farman sempat membuat konser duo pada tahun 2004 bersama Fitri Muliati dengan tajuk Beau Soir, mempersembahkan tembang-tembang puitik karya komponis Prancis. Pada bulan Oktober 2006 dia mendapat kesempatan untuk menjadi solis dari Coronation Mass, karya dari Mozart, di Singapura dan Macau International Music Festival di Macau, bersama Orchestra Ensemble Kanazawa dari Jepang. Dalam kesempatan ini Farman bernyanyi bersama dengan Rao Lan, soprano kelas dunia dari China. Dengan Orchestra ini pula, pada bulan Juni 2007 ia menjadi solis dalam Missa in E flat major karya Carl Maria Von Weber, di kota Kanazawa Jepang. Konser ini direkam dan didistribusi oleh Warner Classic Jepang.
Membuka tahun 2007, Farman diminta untuk mempremierkan lagu "Spider Ballad” dalam konser bertajuk New Year Concert 2007. Lagu tersebut berdasarkan puisi Ilham Malayu dan dikomposisi oleh Ananda Sukarlan. Ananda Sukarlan telah diakui sebagai salah satu pianis terkemuka dunia dari Indonesia. Pada kesempatan ini, Farman diiringi oleh sang composer sendiri.
Awal kiprahnya dalam pertunjukan Opera di Indonesia adalah dalam opera Dido and Aeneas pada tahun 2004, di mana ia berperan sebagai Eneas. Tahun 2005 ia memerankan Turiddu dalam opera Cavalleria Rusticana oleh Pietro Mascagni. Penampilan opera yang ketiga adalah sebagai Samson dalam opera Samson et Dalila oleh Camille Saint-Saëns pada bulan Juli 2006.
Kiprah lainnya di dunia musik adalah dalam dunia musik populer. Farman tercatat sebagai penyanyi dalam album Interlude dari Hati bersama musisi terkenal Andi Rianto. Albumnya yang lain adalah Karena Cinta Kita Ada, Tribute to Erros Djarot yang diprakarsai oleh Erros Djarot, masih bersama Andi Rianto dan Magenta Orkestra.