Pengguna:Glorious Engine/21 2015

Negara Katolik Non-Eropa Sebagai Batu Sandungan
16 Juni 2015


Biasanya, keadaan negara-negara Katolik non-Eropa sering dijadikan batu sandungan terhadap penerimaan agama Kristen khususnya Katolik atau paling tidak orang-orang penganut Kristen itu sendiri di negara-negara non-Kristen, anti-Kristen, atau sentris agama non-Kristen seperti yang pernah terjadi di Jepang, Vietnam, India, dan Indonesia. Negara-negara Katolik non-Eropa itu sendiri meliputi Filipina dan Timor Leste di Asia serta Brasil, Meksiko, Argentina, Chile, dlsb. Hal ini dikarenakan:

  1. Negara-negara tersebut (negara Katolik non-Eropa) mayoritas menjadi penganut Katolik setelah didatangi oleh misionaris
  2. Menjadi negara yang dikuasai oleh kolonialis Eropa Spanyol dan Portugis
  3. Terdapat kaum mestizo (percampuran pribumi dan Eropa)

Yakin deh, jika negara-negara Katolik non-Eropa tersebut mengetahui bahwa mereka dijadikan bahan pelecehan terhadap negara-negara non-Katolik, maka paling tidak negara-negara Katolik non-Eropa tersebut akan mengacuhkan, tidak memberikan bantuan, dan tidak ingin bekerjasama dengan negara-negara tersebut (entah terjadi atau tidak)

Di Jepang, batu sandungan itu sendiri pernah terjadi sehingga menimbulkan terjadinya Pemberontakan Shimabara dan terbentuknya Kakure Kirishitan meskipun pada akhirnya hal tersebut akhirnya berakhir pada masa Restorasi Meiji. (Selengkapnya: Eropa abad ke-4, Jepang abad ke-19, what next ?) Namun tidak di negara-negara lain.

Bunda Teresa, seorang tokoh Katolik yang berkarya di India dengan membantu orang-orang kurang mampu dan digelari santa, dihujat hanya dengan tuduhan Katolikisasi:

Hal serupa juga terjadi di Indonesia terutama pahlawan-pahlawan nasional yang beragama Kristen. (Selengkapnya: Apakah Bangsa Indonesia Adalah Bangsa Yang Menghargai Pahlawannya ?)

Berlainan halnya dengan yang terjadi di Tiongkok. Seorang tokoh yang digelari sebagai "Bapak Tiongkok modern", yang bernama Sun Yat-sen, merupakan orang beragama Kristen dan telah dibaptis, masih dihormati baik di Taiwan maupun RRC yang orang-orang umum tuduh sebagai komunis (meskipun sebetulnya saat ini RRC statusnya hanya sosialis), entah orang-orang Tiongkok mengetahuinya atau tidak.

Maaf, sebetulnya saya sendiri juga tidak ingin menyinggung agama individu, namun, jikalau terjadi kasus seperti yang terjadi pada negara-negara non-Kristen diatas, maka hal tersebut (sentimen terhadap Kristen) sudah tidak bisa ditolerir lagi.