Heru Anggono
| Pengguna Wikipedia | |
|---|---|
| Alias | herno |
| Kelahiran | |
| Tempat lahir | Medan, Sumatera Utara |
| Pribadi | |
| Hobi | Fotografi, membaca, aktivitas luar ruang, musik klasik |
| Kediaman | |
| Negara |  Indonesia |
| Keluarga | |
| Menikah | Jalan 10 tahun |
| Anak | 3 |
| Pendidikan | |
| Pendidikan | S1 Teknik Komputer |
| SMA/SMK/MA | Methodist |
| Universitas | Royal Melbourne Institute of Technology |
| Pandangan hidup | |
| Agama | Kristen |
| Minat | |
Fotografi, documentary, photo essay, perkembangan psikologi anak | |
Mengenai hobi fotografi, pada tahun 1995 saya mulai belajar fotografi secara mentoring kepada teman saya yang seorang fotografer pernikahan yang berpengalaman. Saya sangat terinspirasi oleh Henri Cartier-Bresson karena cara dia melukiskan manusia dalam kehidupan keseharian mereka yang sangat menyentuh hati saya. Pada saat itu saya menggunakan kamera Nikon FM-2 dengan lensa Nikkor 105mm manual focus karena kebanyakan foto yang saya buat adalah jenis portrait. Saya suka berjalan sekitar kota dan memotret orang-orang yang saya temui, kakek tua di taman, anak kecil di perpustakaan, gadis-gadis cantik bercengkerama dengan teman, pria di kafe, dll. Saat itu saya menggunakan film hitam putih karena film warna bagi saya sulit ditangani, hampir selalu warna hasil cetak tidak sesuai harapan saya.
Sekitar tahun 2002 saya berhenti menekuni hobi fotografi karena sudah menikah dan tidak banyak waktu yang tersisa. Namun pada tahun 2011 saya mulai lagi menekuni hobi lama saya karena hobi ini membantu saya melepaskan pikiran dari pekerjaan saya. Kamera yang saya pakai adalah Canon EOS Digital dengan lensa 80mm autofocus. Kenapa Canon? karena merk ini umum sekali. Kenapa lensa 80mm? karena memberikan jarak ke subjek sesuai selera saya. Autofocus cukup membantu karena saya memakai kacamata meskipun autofocus tidak selalu akurat dan terkadang tidak bisa sepenuhnya mengikuti kemauan saya. Sebuah pilihan yang pragmatis meskipun jauh dari ideal selera saya.
Topik foto yang saya senangi tetap sama dari dulu, yaitu manusia dalam kehidupan keseharian mereka. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling rumit dan indah, berbagai bentuk dan warna, suku dan agama, budaya dan tradisi. Menakjubkan!
Beberapa fotografer lain yang saya kagumi adalah Alfred Eisenstaedt dan Sebastiao Salgado.