Ismawati Retno
Festival Sastra Yogyakarta (FSY)
suntingSebagai kota kota budaya yang memiliki jejak sejarah panjang dalam dunia literasi, Yogyakarta telah menjadi ladang subur bagi lahirnya karya-karya sastra yang merefleksikan kekayaan nilai, tradisi, dan pemikiran nusantara.
Identitas Yogyakarta sebagai kota sastra tidak hanya lahir dari banyaknya komunitas sastra yang tumbuh dan berkembang, tetapi juga dari kontribusi kota ini dalam melahirkan penulis-penulis besar serta menjaga warisan sastra tradisional dan modern.
Dengan akar budaya yang kuat dan masyarakat yang memiliki kedekatan emosional dengan seni dan literasi, penyelenggaraan Festival Sastra Yogyakarta menjadi langkah nyata untuk mengukuhkan posisi Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan yang merawat keberlanjutan tradisi sastra sekaligus menyambut dinamika baru dalam perkembangan dunia literasi.
Festival Sastra Yogyakarta digagas oleh Yetti Martanti (Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta 2020-sekarang) dan pertama kali diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta pada tahun 2021, berlangsung rutin setiap tahun hingga 2024.
Melalui berbagai agenda kegiatan tahunan yang digelar, festival ini diharapkan memperkuat posisi Yogyakarta sebagai kota budaya, sekaligus kota sastra. Festival Sastra Yogyakarta juga menjadi perayaan hangat yang menyambut kembali pertemuan-pertemuan antar warga sastra se-nusantara di Kota Yogyakarta.
Festival Sastra Yogyakarta adalah perayaan tahunan yang menyoroti keberagaman dan kekayaan karya sastra di Yogyakarta. Acara ini menjadi ajang berkumpulnya penulis, penyair, seniman, dan pencinta sastra dari berbagai latar belakang untuk saling berinteraksi, berbagi karya, dan memperkaya khazanah sastra nusantara.
Sebagai ruang pertemuan antar warga sastra di Kota Yogyakarta. Sastrawan, pengarang, penulis, penikmat, media, warga, penjaja buku sastra, ilustrator sastra, situs dan artefak sastra, adalah ekosistem disasar untuk berkolaborasi dalam festival ini. Yogyakarta sebagai kota yang dalam sejarahnya berulang kali mengalami berbagai peristiwa sastra, dianggap sebagai salah satu kiblat sastra di Indonesia.
- FSY 2021
– Digelar pada masa pandemi yang penuh keterbatasan. Produk sastra yang dibuat berupa tayangan youtube ‘Musikal Hanacaraka’
- FSY 2022
- Tema: MULIH FSY kembali diadakan pascapandemi dengan tema MULIH, yang bermakna "kembali" untuk memulangkan semangat sastra ke Yogyakarta sebagai rumah sastra Indonesia. Festival ini berhasil menghadirkan perayaan sastra yang merangkul sastrawan, penikmat sastra, pengarang, dan berbagai elemen ekosistem sastra Yogyakarta untuk berkolaborasi.
- FSY 2023
- Tema: SILA FSY 2023 mengusung tema SILA, sebagai kelanjutan dari MULIH, dengan makna ganda: "duduk bersila" untuk refleksi diri dan "sila" sebagai aturan moral. Festival ini bertujuan menggali kedalaman diri, memaknai potensi sastra Yogyakarta, dan merefleksikan hal tersebut dalam program yang mendukung ketertiban sosial melalui sastra. Diadakan di kawasan Kotabaru, salah satu cagar budaya Yogyakarta yang kaya akan situs literasi dan sejarah sastra.
- FSY 2024
- Tema: SIYAGA Tema SIYAGA mengajak pelaku dan penikmat sastra untuk bersiap menghadapi perubahan dalam dunia sastra, termasuk intermedialitas dan cara-cara baru menikmati sastra. SIYAGA juga menjadi wadah untuk membaca ulang realitas kebangsaan di masa transisi dan merawat demokrasi melalui karya sastra. Festival ini berlangsung di Taman Budaya Embung Giwangan Yogyakarta, sebagai ruang refleksi tentang praktik sastra yang beragam di tengah perubahan sosial-politik.
Setiap tahun, FSY mengusung tema yang tidak hanya menghubungkan sastra dengan nilai budaya lokal, tetapi juga merespons isu-isu kontemporer, menjadikan festival ini sebagai ruang temu, refleksi, dan kolaborasi bagi ekosistem sastra Yogyakarta.