Hai! Perkenalkan saya Marthella Rivera Roidatua Sirait, akrab disapa Thella. Saya lahir di Bandung, besar di Pekanbaru dan sekarang berdomisili di Jakarta. Laman ini saya buat untuk keikutsertaan saya dalam Proyek Ganesha. Sedikit tentang saya, anak tunggal bersuku Batak yang lebih banyak menghabiskan waktunya bertualang. Tahun 2013-2014 saya bergabung dalam gerakan Indonesia Mengajar dan menjadi Pengajar Muda VI di Maluku Tenggara Barat. Tak tanggung, saya ditempatkan di desa Adodo Molu, desa paling utara di kepulauan dan dijangkau dengan kapal selama 12-13 jam. Kala itu, anak-anak kelas I memanggil saya dengan sebutan Ibu Kece karena berani memakan cacing laut sementara warga desa menyebut saya 'Watabrana' yang artinya perempuan pemberani karena pengalaman saya yang nyaris tenggelam di laut Banda. Setelah setahun menghabiskan hidup penuh warna, saya kembali ke Jakarta dan melanjutkan pengabdian ke Komisi Nasional Perlindungan Anak. Yap! Kalau kalian sering lihat Bapak berjenggot lebat yang kerap diwawancara terkait beragam kasus kekerasan anak, dia adalah bos saya. Nyaris setahun berkutat dengan berbagai pengaduan dan mondar-mandir ke pengadilan dalam mendampingi korban, saya tergerak untuk sekolah lebih tinggi. Dengan persiapan kilat dan doa yang kencang, saya akhirnya diberi kesempatan untuk mengambil S2 di Inggris dengan beasiswa LPDP.

Saya mengambil jurusan Policy into Practice di University of Birmingham. Jikalau lumrahnya kuliah di Inggris hanya setahun, program saya 1.5 tahun karena ada placement yang harus saya penuhi. Awalnya saya berniat mengambil topik disertasi soal anak, namun pengalaman sehari-hari membuat saya tergugah membahas tentang disabilitas. Meski bukan topik yang hangat diperbincangkan, momentum disahkannya UU Disabilitas di Indonesia membuat saya semakin bulat tekad untuk meneliti secara khusus tentang akses lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Uniknya, pengerjaan riset ini dibarengi dengan kegiatan intern saya di Birmingham City Council, yang menugasi saya dengan project yang 180 derajat berbeda. Saya diminta untuk menganalisis potensi Birmingham Commonwealth Association sebagai akselerator bisnis pasca Brexit. Puji Tuhan, keduanya mendapat hasil yang baik. Saya resmi diwisuda dan menyandang gelar MA pada 05 Juli 2017!

Sebelum kembali ke tanah air, saya menyempatkan diri untuk bertualang solo ke lima kota di tiga negara di Eropa. Ini bukan kali pertama, setiap kali ada liburan pergantian semester, saya memang selalu menyempatkan diri untuk mengeksplor Inggris Raya dan Eropa. Bagi saya, perjalanan seorang diri selalu memberikan kejutan sekaligus pelajaran hidup yang tidak kita dapat di bangku sekolah maupun kerja. Tentu saja ini menjadi nilai plus ketika saya pulang, tak hanya membawa ilmu tapi pengalaman luas dan pemikiran yang terbuka. Akhir Juli saya tiba di Jakarta dan sebulan setelahnya saya langsung berkesempatan mendayagunakan ilmu saya di Bappenas, tempat yang menjadi incaran saya sejak awal kuliah. Saya menjadi konsultan untuk mengawal isu Disabilitas di Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial. Oh ya, saya termasuk penikmat kopi hitam dan pendaki gunung. Mungkin dua hal ini bisa jadi obrolan seru kita, salam kenal!

Peserta kompetisi Proyek GaneshaPengguna ini adalah peserta kompetisi Proyek Ganesha