“Why do some firms persistenly outperform other?” (Jay Barney, 2001) Teori berbasis sumber daya (Resources Based Theory) membangun asumsi bahwa keberadaan sumber daya secara heterogen dan mengkaji dampak dari sumber daya ini terhadap kemampuan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan, memilih dan mengimplemetasikan strategi. Kesuksesan perusahaan akan dicapai jika organisasi mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut secara produktif, sehingga dapat menciptakan kompetensi berbeda. Resources Based Theory adalah sudut pandang yang baik untuk menganalisis kompetensi inti perusahaan (barney, 2001) Untuk mencapai competitive advantage diperlukan peran dari faktor internal sebuah entitas. Dalam Resources Based Theory menyatakan bahwa faktor internal lebih penting dari eksternal (industri) dalam entitas untuk mencapai keunggulan bersaing. Resources Based Theory merupakan pandangan dengan fokus sumber daya dan kapabilitas yang merupakan asas fundamental yang menentukan kesejahteraan masyarakat. Modal suatu entitas berkaitan dengan modal manusia dan modal phisik, yang menentukan proses pemberdayaan kearah penciptaan daya saing entitas dan pada akhirnya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kemampuan pelaku pemberdayaan ditentukan dari akumulasi berbagai macam modal yang ada, yang pada hakikatnya dihubungkan dengan pandangan resource base. Barney (2001) menyatakan bahwa, Resources Based Theory memandang entitas sebagai kumpulan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki entitas. Perbedaan sumber daya dan kemampuan entitas dengan entitas pesaing akan memberikan keuntungan kompetitif bagi entitas. Asumsi Resources Based Theory yaitu bagaimana entitas dapat bersaing dengan entitas lain untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan entitas. Menurut Resources Based Theory agar memberikan hasil yang optimal, maka sumber daya harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) valuable artinya sumber daya akan menjadi berharga jika dapat memberikan nilai strategis pada entitas, (2) langka artinya sumber daya harus mempunyai keunikan dalam arti yang sulit untuk ditemukan diantara para pesaing dan menjadi potensi entitas, (3) imperfect imitability artinya sumber daya dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, hanya jika entitas yang tidak memegang sumber daya ini tidak bisa mendapatkan mereka atau tidak dapat meniru sumber daya tersebut, (4) non-substitution artinya sumber daya tidak dapat disubstitusikan oleh sumber daya alternatif lainnya. Ekstensi yang paling jelas dari teori berbasis sumber daya dilakukan melalui pengujijan teori. Uji terutama memiliki satu atau lebih dari karakteristik berikut: Pertama, Uji cenderung menerapkan kasus pendekatan kuantitatif. Karena nilai sumber daya suatu perusahaan tergantung pada konteks industri tertentu. studi kasus kuantitatif perusahaan-perusahaan dalam industri dari waktu ke waktu memiliki potensi lebih untuk menghasilkan wawasan tentang teori berbasis sumber daya dari sampel yang besar, dengan metode cross-sectional. Kedua, Uji teori cenderung melibatkan membandingkan prediksi teori berbasis sumber daya dan teori-teori lain dalam manajemen strategik Entrepreneur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam meningkatkan keberhasilan pada lingkungan bisnis yang kompetetif. Pengambilan risiko sebagai dimensi penting yang secara independen memberikan kontribusi potensial pada entrepenuer. Penelitian tentang entrepreneur dan Resources Based Theory antara lain dilakukan oleh Man. T.W.Y (2001), Lee, at all (2007).(Ratna Paramitha (bicara) 16 Oktober 2015 04.27 (UTC))