Monumen Juang Somabren.

Pembantaian di kelurahan gunungsimping yang terlupakan. Pembantaian ini menewaskan 26 orang 14 pria 11wanita 1 anak. Padahal kejadian itu berlangsung pada waktu gencatan senjata 1 Agustus 1949. Ketika malam hari somadiharja sedang melakukan resepsi pernikahan keponakannya tiba-tiba datang pasukan Belanda lalu menembaki ke arah tempat pernikahan berlangsung.padahal pernikahan tersebut telah memiliki ijin Asisten Wedana setempat dan dalam masa gencatan senjata. Jika dari sumber belanda mengatakan, mereka melakukan kesalahan yg sepele tetapi makan banyak korban. Kesalahannya yaitu Belanda menerima dan mempercayai begitu saja informasi dari anak 20 tahun yg tidak punya pengalaman intelejen. Informan itu mengatakan ada sekitar 50 orang TNI bersenjata lengkap sedang berada di rumah Somadiharja padahal setelah penembakan dan hasil investigasi mengatakan tidak ada satupun TNI senjata maupun atributnya. Peristiwa ini mengambang begitu saja tanpa ada yang dihukum.

Namun menurut warga setempat, kejadian ini terjadi karena masalah cinta (cemburu). Jadi ada anak dari desa sebelah (rawapasoeng) yang cembu dengan pernikahan tersebut. Maka Ia lapor ke Belanda dengan membuat informasi palsu. Kejadian ini masuk dalam 10 besar pembantaian oleh Belanda di Indonesia.

[1]

Referensi

sunting
  1. ^ "Tjilatjap History". tjilatjaphistory.blogspot.co.id. Diakses tanggal 2018-01-31.