Saeful ramadhan
NASIB PENDIDIKAN
Pendidikan mestinya ada di barisan paling depan dalam tatanan kehidupan. kalaupun ada kepentingan lain (politik, ekonomi, sosial, budaya)sebagai bidak catur dalam kehidupan, pendidikan adalah panglima yang mengatur keseluruhan kepentingan tersebut dalam tatanan yang baik. sejatinya pendidikan merupakan proses pencahayaan manusia, yang mana dengan cahaya tersebut manusia dapat melihat dirinya secara utuh. pencahayaan tersebut diamanatkan oleh undang-undang pendidikan kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. selanjutnya dikatakan bahwa pendidikan merupakan seluruh hak warga negara indonesia, bukan milik golongan kaya. pendidikan adalah milik si miskin juga. tanpa pandang status sosial, pendidikan bertujuan memuliakan manusia. si kaya mulia karena dengan pendidikan ia peduli kepada sesama. si tak berpunya menjadi mulia karena terdidik ia tidak menjadi peminta-minta.
Namun realitanya amanat tersebut belumlah sepenuhnya dijalankan oleh para penyelenggara pendidikan di kita. penyelenggaraan pendidikan kini tidak berangkat dari tujuan pendidikan itu sendiri. mesin besar kapitalisme, mengalihkan pandangan pendidikan kita kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tenaga industri semata. alih-alih pendidikan yang bertujuan mencerdaskan kehidypan bangsa, kini menjadi upaya "perobotan" manusia. manusia tidak lebih dari perpanjangan mesin saja. diperparah, pendidikan kini dijadikan komoditas ekonomi lakon kegiatan jual-beli terjadi di Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. dengan mengatasnamakan kualitas, penyelenggara pendidikan berebut memasang tarif mahal. seolah-olah biaya pendidikan yang tinggi berarti berkualitas tinggi. pendidikan bagaikan barang yang sangat luks yang tersimpan dalam etalase dan berlabelkan "orang miskin dilarang cerdas" atau lebih halusnya "pegang berarti membeli".
walhasil banyak tindak kejahatan besar seperti korupsi, kolusi dan nepotisme, justru dilakukan oleh orang-orang yang mengenyam pendidikan, tetapi tidak terdidik. krisis moral, krisis struktural dan bahkan sampai tindak pemiskinan budaya merupakan fenoma yang memberikan cermin melencengnya arah pendidikan kita.