Utakandila
Muhammad Dian Saputra
suntingUtakandila atau Muhammad Dian Saputra lahir di Palembang pada tanggal 7 Juni. Lahir pada waktu fajar dalam situasi listrik yang padam. Lilin yang pada saat itu sebagai satu-satunya alat penerang membantu proses kelahiran, terjadi satu insiden kecil pada saat itu yang dimana rambut bidan tanpa sengaja terbakar oleh lilin tersebut, namun proses tetap berlangsung dan berjalan lancar. Karena inilah ia dinamakan Dian yang berarti lilin penerang gulita serta Saputra yang bermakna satu anak putra dan ditambahkan Muhammad sebagai sunnah dan menandakan kalau dia seorang muslimin
Lahir sebagai anak yang cerdas dan mudah memahami membuat dia dapat masuk SD pada umur 4 tahun (dibawah syarat umur minimal anak masuk SD), dia masuk sekolah dasar tidak melalui proses umumnya yang dimulai pada masa ajaran baru, ia masuk sekolah disaat siswa telah masuk dalam proses belajar caturwulan pertama bulan ke dua. Sebelum masuk sekolah, sang kepala sekolah mengajukan test kecil kepadanya meminta berhitung dari 1 sampai 50 dan mengajukan pertanyaan matematika kecil dan dia dapat menjawabnya. Bukan hal yang sulit baginya karena Dian menjalani pengajaran Taman kanak-kanak (TK) sebelum masuk SD. Selain itu mampu mendapatkan peringkat pertama selama 3 tahun berturut-turut (6 periode ajaran) dan mampu masuk kesekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) Negeri dengan syarat Nim yang diatas rata-rata.
Semenjak SLTP potensi pada dirinya sudah mulai kelihatan, ditandai kegemarannya pada musik, menulis, membaca dan melakukan pengamatan secara tidak langsung. Ini membuatnya kini berprofesi sebagai kontribusi di berbagai artikel dan forum, selain itu ia telah mengeluarkan bukunya yang berjudul Dimulai dari ibu jari, berakhir di jari manis sebagai buah karyanya yang kedua yang diambil dari kisah nyata hidup-percintaannya kepada seseorang gadis bernama Rosdiana