Wastu Kencana
Wastu Kencana adalah seorang seniman dan sastrawan.
Ia lahir di Jakarta Timur pada 5 September 1994 dari keluarga Raden Kusmara, sejak kecil ia terbiasa dengan hal klenik.
Pada masa pendidikan sekolah, sosok Wastu Kencana mengundang kontroversi. Kepercayaan yang ia terapkan dianggap skeptis dari Islam. Ia adalah seorang Transenden Kejawen yang berkarya dalam nuansa psikedelik.
Tidak ada bakat khusus, secara otodidak terjun pada dunia seni.
Ia juga tidak sadar pernah tekun mengikuti seni lukis selama 3 tahun dan berkunjung ke Museum Basuki Abdullah bersama kelompok seni rupa. Seiring berjalannya waktu, ia menikmati kesendirian dalam berkarya dan mulai mengikuti jejak Ayahnya untuk meditasi, merenungkan kelahiran.
Ia memiliki sebuah proyek seni bernama Coffee Time Eighteen Plus. Istilah nama Coffee Time Eighteen Plus diambil dari kebiasaan bersantai menikmati secangkir kopi disebuah ruang galeri sederhana, dan nama itu tercipta pada 5 September 2012, tepat pada hari ulang tahun ke-18.
Pada awalnya, Coffee Time Eighteen Plus adalah sebuah seni menyampaikan pesan melalui sebuah coretan gambar. Namun seiring berjalannya waktu, Coffee Time Eighteen Plus merangkap dalam bentuk sastra, musik, fotografi dan sebagainya.
Inspirasi Coffee Time Eighteen Plus didapat dari mengamati orang sekitar, fantasi dan alam semesta. Terkadang, sosok wanita juga menjadi esensi dari segala inspirasi berkarya.
Ada banyak cerita dalam sebuah perjalanan, Wastu Kencana bergabung diberbagai komunitas dan mulai memperkenalkan Coffee Time Eighteen Plus kepada publik. Pada sebuah agenda Sketsaku di Taman Lingkar Universitas Indonesia, Coffee Time Eighteen Plus berjumpa dengan Spacejunxx untuk pertama kalinya, ia seorang pekerja seni asal Jakarta yang kini melanjutkan pendidikannya di Malaysia. Terdapat juga Littlecookie, Weni dari IKJ, Julita dsb.
Dan pada sebuah pertemuan Full of Doodle Art di Semanggi, Coffee Time Eighteen Plus berjumpa dengan Erzet. Ia pemuda yang sangat ramah asal Sidoarjo. Ia membentuk sebuah brand bernama Doodleinzig bersama Yessiow (Bali) dan Bayu (Jogja).
Coffee Time Eighteen Plus juga berjumpa dengan beberapa musisi dan seniman lainnya, diantaranya Zaky Lazuardian, Animaji, Kaebistch, Artehis, Ichako, Paloy, DMR, YES, Atreist, Luparupa69, SuddenlySudden, Blackenthered, Nesha Nirmala (IKJ) dan juga Raden Mas Dira. Beberapa diantara merekapun sempat bekerja sama dalam sebuah proyek seni Coffee Time Eighteen Plus.
Perjalanan Coffee Time Eighteen Plus semakin terbuka lebar ketika mengenal Septian Fajrianto (Illustranesia), seorang illustrator sekaligus pendiri komunitas Sketsaku. Pada bulan Maret 2014, Illustranesia memberi wadah untuk memperkenalkan Coffee Time Eighteen Plus lebih luas kepada publik pada Artwork Festival Sketsaku.
Pada kesempatan lain, Wastu Kencana ditunjuk Septian Fajrianto menjadi bagian dalam tim pameran Suryakanta dari Sketsaku untuk Kemang Art & Coffee Festival yang diadakan akhir November 2014.
Masih ada banyak cerita dan pertemuan lainnya, baik antara pekerja seni, musisi, penulis dan pekerja kreatif dalam sebuah perjalanan, Wastu Kencana bersahabat cukup baik. Dan sampai saat ini, Coffee Time Eighteen Plus masih bertahan dalam dunia seni, berkarya dalam bentuk sastra, musik, gambar, fotografi dan sebagainya.
Saat ini Wastu Kencana sedang menulis buku "Abracadabra (Semoga Bahagia)", buku itu merupakan kumpulan tulisan-tulisan Wastu Kencana yang nantinya akan terbit pada bulan 2016