Perang Tentara Bayaran
Perang Tentara Bayaran, juga dikenal sebagai Perang Tanpa Gencatan Senjata, adalah pemberontakan yang dilancarkan oleh prajurit yang dipekerjakan oleh Kartago pada akhir Perang Punisia Pertama (264–241 SM), yang didukung oleh pemberontakan permukiman-permukiman Afrika lainnya. Pemberontakan ini berlangsung dari 241 hingga akhir 238 atau awal 237 SM. Pada akhirnya Kartago berhasil memadamkan pemberontakan ini.
Perang Tentara Bayaran | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Punisia | |||||||||
Penggambaran penyaliban Spendius dan panglima-panglimanya di depan kota Tunis. Penggambaran ini dibuat oleh ilustrator Prancis dari abad ke-19 Victor Armand Poirson | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Kartago |
Prajurit pemberontak Kartago Kota-kota Afrika yang memberontak | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Hanno Hamilcar Barca Hannibal † |
Spendius † Matho † Autaritus † | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
Tidak diketahui | 90.000 | ||||||||
Korban | |||||||||
Tidak diketahui | Besar |
Perang ini dimulai pada 241 SM akibat perselisihan terkait pembayaran gaji kepada 20.000 prajurit asing yang telah mengabdi untuk Kartago di Sisilia selama Perang Punisia Pertama. Walaupun kedua belah pihak tampaknya akan segera berkompromi, tiba-tiba prajurit tersebut melancarkan pemberontakan di bawah kepemimpinan Spendius dan Matho. Tujuh puluh ribu orang Afrika dari wilayah yang dijajah Kartago kemudian bergabung dengan para pemberontak dan membawa persediaan dan dana. Kartago sendiri baru saja menyelesaikan perang besar lainnya dan pasukannya sudah lelah, sehingga performa pasukan Kartago pada awal perang kurang baik, terutama di bawah panglima Hanno. Hamilcar Barca, seorang veteran perang di Sisilia (dan ayah dari Hannibal Barca), diberi komando gabungan atas pasukan Kartago pada 240 SM dan komando tertinggi pada tahun 239 SM. Ia berhasil memperoleh kemenangan dan awalnya menunjukkan belas kasihan kepada para pemberontak dengan maksud agar mereka bersedia berdamai. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, pada 240 SM Spendius dan Autaritus menyiksa 700 tahanan Kartago sampai mati (termasuk Gisco), sehingga kemudian perang dikobarkan dengan kejam.
Pada awal 237 SM, setelah mengalami berbagai kekalahan, pemberontakan ini akhirnya dipadamkan dan kota-kota yang membangkang kembali dikuasai Kartago. Kartago kemudian merencanakan sebuah ekspedisi militer untuk menduduki kembali Sardinia; di pulau tersebut para pemberontak telah membantai semua orang Kartago. Namun, Romawi memperingatkan bahwa tindakan ini akan dianggap sebagai pernyataan perang, dan Romawi kemudian menduduki Sardinia dan Korsika meskipun tindakan ini bertentangan dengan perjanjian perdamaian antara kedua negara. Hal ini dianggap sebagai pemicu perang Romawi-Kartago pada 218 SM.
Referensi
sunting- Bagnall, Nigel (1999). The Punic Wars: Rome, Carthage and the Struggle for the Mediterranean. London: Pimlico. ISBN 978-0-7126-6608-4.
- Champion, Craige B. (2015) [2011]. "Polybius and the Punic Wars". Dalam Hoyos, Dexter. A Companion to the Punic Wars. Chichester, West Sussex: John Wiley. hlm. 95–110. ISBN 978-1-1190-2550-4.
- Collins, Roger (1998). Spain: An Oxford Archaeological Guide. Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-285300-4.
- Curry, Andrew (2012). "The Weapon That Changed History". Archaeology. 65 (1): 32–37. JSTOR 41780760.
- Eckstein, Arthur (2017). "The First Punic War and After, 264-237 BC". The Encyclopedia of Ancient Battles. Wiley Online Library. hlm. 1–14. doi:10.1002/9781119099000.wbabat0270. ISBN 978-1405186452.
- Goldsworthy, Adrian (2006). The Fall of Carthage: The Punic Wars 265–146 BC. London: Phoenix. ISBN 978-0-304-36642-2.
- Hau, Lisa (2016). Moral History from Herodotus to Diodorus Siculus. Edinburgh: Edinburgh University Press. ISBN 978-1-4744-1107-3.
- Hoyos, Dexter (2000). "Towards a Chronology of the 'Truceless War', 241–237 B.C.". Rheinisches Museum für Philologie. 143 (3/4): 369–380. JSTOR 41234468.
- Hoyos, Dexter (2007). Truceless War: Carthage's Fight for Survival, 241 to 237 BC. Leiden ; Boston: Brill. ISBN 978-90-474-2192-4.
- Hoyos, Dexter (2015) [2011]. "Carthage in Africa and Spain, 241–218". Dalam Hoyos, Dexter. A Companion to the Punic Wars. Chichester, West Sussex: John Wiley. hlm. 204–222. ISBN 978-1-1190-2550-4.
- Jones, Peter V.; Sidwell, Keith C. (2003) [1998]. The World of Rome: An Introduction to Roman Culture. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-38600-5.
- Koon, Sam (2015) [2011]. "Phalanx and Legion: the "Face" of Punic War Battle". Dalam Hoyos, Dexter. A Companion to the Punic Wars. Chichester, West Sussex: John Wiley. hlm. 77–94. ISBN 978-1-1190-2550-4.
- Lazenby, John (1996). The First Punic War: A Military History. Stanford, California: Stanford University Press. ISBN 978-0-8047-2673-3.
- Miles, Richard (2011). Carthage Must be Destroyed. London: Penguin. ISBN 978-0-141-01809-6.
- Mineo, Bernard (2015) [2011]. "Principal Literary Sources for the Punic Wars (apart from Polybius)". Dalam Hoyos, Dexter. A Companion to the Punic Wars. Chichester, West Sussex: John Wiley. hlm. 111–128. ISBN 978-1-1190-2550-4.
- Scullard, H.H. (2006) [1989]. "Carthage and Rome". Dalam Walbank, F. W.; Astin, A. E.; Frederiksen, M. W.; Ogilvie, R. M. Cambridge Ancient History: Volume 7, Part 2, 2nd Edition. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 486–569. ISBN 0-521-23446-8.
- Shutt, Rowland (1938). "Polybius: A Sketch". Greece & Rome. 8 (22): 50–57. doi:10.1017/S001738350000588X. JSTOR 642112.
- Tipps, G.K. (1985). "The Battle of Ecnomus". Historia: Zeitschrift für Alte Geschichte. 34 (4): 432–465. JSTOR 4435938.
- Walbank, F. W. (1990). Polybius. 1. Berkeley: University of California Press. ISBN 978-0-520-06981-7.
- Warmington, Brian (1993) [1960]. Carthage. New York: Barnes & Noble, Inc. ISBN 978-1-56619-210-1.