Perestroika (bahasa Rusia: перестройка; IPA: [pʲɪrʲɪˈstrojkə] ( simak)) adalah gerakan politik untuk reformasi di dalam Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) pada akhir 1980-an dan secara luas dihubungkan dengan Sekretaris Jenderal PKUS Mikhail Gorbachev dan reformasi kebijakan glasnost (berarti "keterbukaan") yang dimulai olehnya. Arti secara harfiah dari perestroika adalah "rekonstruksi", merujuk kepada restrukturisasi yang terjadi pada sistem politik dan ekonomi Uni Soviet, dengan tujuan mengakhiri Era Stagnasi.

Perestroika
Rusia перестройка
Romanisasi perestroyka
Arti harfiahrekonstruksi
Prangko Perestroika, 1988

Perestroika memperbolehkan tindakan yang lebih independen oleh berbagai kementerian dan memperkenalkan banyak reformasi mirip pasar. Namun, dugaan tujuan dari perestroika bukanlah untuk mengakhiri ekonomi terencana, tetapi untuk membuat sosialisme dapat dijalankan lebih efisien untuk lebih memenuhi kebutuhan masyarakat Soviet dengan mengadopsi elemen-elemen ekonomi liberal.[1] Proses untuk mengimplementasikan perestroika menimbulkan kelangkaan; ketegangan politik, sosial, dan ekonomi di dalam Uni Soviet; dan sering disalahkan akibat kebangkitan politik nasionalisme dan partai politik nasionalis di republik-republik konstituennya. Perestroika dan penyakit struktural yang terkait dengan itu disebut sebagai katalis utama yang mengarah pada pembubaran Uni Soviet.[2]

Istilah ini pertama kali digunakan oleh Mikhail Gorbachev saat berpidato dalam kunjungannya ke Kota Togliatti tahun 1986. Perestroika berlangsung dari 1985 hingga 1991 dan terkadang dianggap sebagai sebab yang signifikan atas jatuhnya Blok Timur dan pembubaran Uni Soviet. Ini menjadi penanda berakhirnya Perang Dingin.[3]

Reformasi politik

sunting

Gorbachev menyimpulkan bahwa mengimplementasi reformasi yang dia usulkan di Kongres ke 27 Partai Komunis Uni Soviet pada Bulan Februari 1987, butuh lebih dari sekadar usaha mendiskreditkan Garda Tua yang sudah usang, istilah yang merujuk kepada mereka yang masih merujuk kepada orientasi politik Marxisme dan Leninisme.

Dia berusaha mengubah strategi, mulai dari bekerjasama dengan CPSU menjadi liberalisasi politik. Mulai Januari 1987, dia menyerukan kepada petinggi partai hingga kepada rakyat biasa untuk menuntut demokratisasi. Dari awalnya pengurus lokal ditunjuk oleh pengurus pusat partai, kini harus dipilih sendiri oleh rakyat.

Tahun 1989 pemilihan legislatif untuk menentukan anggota Kongres Deputi Rakyat Uni Soviet menandai upaya memberi kesempatan kepada rakyat untuk memilih anggota legislatif. Hasilnya, pemilihan ini mengejutkan elit penguasa. Di seluruh Uni Sovet, banyak kandidat komunis yang awalnya begitu kuat posisinya akhirnya jadi tidak terpilih.

Sejak Kongres Ke 28, semakin jelas bahwa reformasi yang dibawa Gorbachev membawa konsekuensi yang tidak menyenangkan, bahwa republik-republik anggota Uni Soviet makin keras menyerukan perpisahan dari Uni Soviet dan mulai mempecundangi partai komunis.

Reformasi ekonomi

sunting

Pada Bulan Mei 1985, Gorbachev memberikan pidato di Leningrad yang mengakui perlambatan pertumbuhan ekonomi dan standar hidup yang tidak layak.[4]

Program perbaikan ini terus dikembangkan di Kongres ke 27 Partai Komunis Uni Soviet, yang tercantum dalam pidato Gorbachev, membahas "perestroika", "uskoreniye" (aselerasi), "faktor kemanusiaan", "glasnost" (transparansi), and "ekspansi khozraschyot" (akuntabilitas).

Dalam periode awal (1985-1987) ) kepemimpinan Mikhail Gorbachev, dia mengajukan perbaikian perencanaan pusat, namun tidak memberikan perubahan mendasar yang mendukung ide uskoreniye; ("aselerasi"). Gorbachev dan tim penasihat ekonominya kemudian memperkenalkan reofrmasi lebih fundamental, berupa perestroika (restrukturisasi).

Pada Bulan Juni 1987, di sesi plenari dari Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet, Gorbachev mempresentasikan "thesis dasarnya", yang didasarkan pondasi politik atas reformasi ekonomi untuk keseluruhan Uni Soviet.

Pada Bulan Juli 1987, Supreme Soviet of the Soviet Union mengesahkan Undang Undang BUMN.[5] Undang-Undang ini menentukan bahwa BUMN bebas menentukan level produksinya sesuai dengan dasar perhitungan permintaan konsumen dan produksi pesaing. BUMN tetap diwajibkan memenuhi permintaan negara, namun mereka bebas menentukan apakah akan mempertahankan atau mengurangi sisa produksi di luar permintaan tersebut.

Hanya saja, di negara-negara bagian yang masih sangat ketat mengontrol BUMN-BUMN ini, pada praktiknya penguasaan pemerintah masih terlalu ketat, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk menjalankan prinsip akuntabilitas. BUMN ini diberikan hak untuk membeli bahan baku dari penyuplai di harga yang dinegosiasikan dalam kontrak harga. Undang-Undang ini juga menyatakan bahwa BUMN harus mandiri dalam pembiayaan, yang berarti gaji, pajak, pembelian bahan baku, dan pembayaran hutang harus diatur sendiri. Pada akhirnya, Undang-Undang ini memindahkan kontrol atas perusahaan dari kementerian kepada perwakilan buruh kolektif. Tanggung jawab Gosplan adalah untuk menyiplai sesuai dengan petunjuk dari pemerintah dan prioritas kepentingan investasi nasional.

Undang-Undang Koperasi diterbitkan pada Bulan Mei 1988,[6] yang mungkin menjadi reformasi ekonomi paling radikal pada awal era Gorbachev.[7][butuh rujukan] Untuk pertama kalinya sejak era Lenin, ada Undang-Undang yang mengizinkan kepemilikan pribadi atas bisnis jasa, manufaktur, dan perdagangan luar negeri. Undang-Undang ini menentukan pajak tinggi dan aturan ketenagakerjaan yang ketat, namun kemudian direvisi karena dianggap menghalangi sektor swasta. Di bawah garis batasan Undang-Undang ini, koperasi restoran, toko-toko, dan manufaktur, menjadi bagian dari Uni Soviet saat itu.

Gorbachev membawa konsep perestroika bahkan ke sektor perdagangan luar negeri, yang sebenarnya janggal menurut ukuran ekonomi komunis Uni Soviet saat itu. Programnya secara terang-terangan menghapus monopoli Menteri Perdagangan Luar Negeri. Dia mengizinkan kementerian lainnya untuk ikut mengurusi perdagangan luar negeri sesuai bidang masing-masing. Bahkan organisasi level regional dan lokal diperbolehkan melakukan perdagangan luar negeri. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan yang selama ini membayangi rezim perdagangan luar negeri Uni Soviet, kurangnya kontak antara konsumen di hilir dan penyuplai, dengan partner dagang mereka.

Alexander Yakovlev dianggap otak di balik reformasi Gorbachev's, glasnost dan perestroika.[8] Pada musim panas 1985, Yakovlev menjadi Kepala Propaganda Komite Sentral CPSU. Dia berargumetantasi bahwa reformasi memainkan peran pentinf dalam mengeksekusi aturan-aturan baru tersebut.

Program reformasi Gorbachev yang cukup signifikan adalah membolehkan investor asing masuk ke Uni Soviet, dengan syarat membangun joint venture dengan Kementerian, BUMN, atau koperasi di Uni Soviet. Undang-Undang asli yang mengatur joint venture diterbitkan Bulan Juni 1987, membatasi kepemilikan asing sebesar 49 persen dan warga negara Uni Soviet harus duduk sebagai Chairman dan General Manager. Setelah diprotes, Undang-Undang ini direvisi sehingga kepemilikan dan manajemen asing bisa menjadi mayoritas. Dengan Undang-Undang ini juga, partner dari Uni Soviet bisa menyuplai tenaga kerja, infrastruktur, dan potensi pasar yang besar. Partner asing menyuplai modal, teknologi, dan keahlian entrepreneur. Dalam banyak kasus, kualitas produk dan jasa yang kualitasnya bersaing dengan luar negeri.

Gorbachev sendiri tidak banyak melakukan perubahan untuk memperbaiki keadaan ekonomi yang sudah memburuk pada tahun 1980an. Reformasi ini membuat sistem menjadi terdesentralisasi, sekalipun harga masih terkontrol, karena rubel memang sulit dipertukarkan dan hampir seluruh faktor produksi tetap dikontrol pemerintah.

Hubungan dengan glasnost

sunting
 
"Tembok penderitaan", saat pertama kali dipamerkan untuk memperingati korban kekejaman Stalinisme di Moskow, 19 November 1988

Salah satu upaya final untuk keberlanjutan program ini adalah laporan CPSU dalam pertemuan komite sentral CPSU berjudul "Reorganiasi dan Aturan Personal Partai".[9][10][11] Dalam laporan ini, Gorbachev menekankan pentingnya perubahan personal politik dan aturan demokratisasi untuk membuka kemungkinan pemilihan umum yang bisa diikuti banyak kandidat dan calon non partai sekalipun.[10]

Permintaan atas buku laporan ini begitu besar di Praha dan Berlin, sehingga banyak yang tidak bisa mendapat salinannya. Salah satu efek lainnya adalah permintaan yang juga tidak terpenuhi untuk kamus Bahasa Rusia yang dibutuhkan untuk bisa memahami laporan Gorbachev.

Dalam wawancara dengan Mieczyslaw Rakowski, Gorbachev menekankan bahwa suksesnya perestroika sangat bergantung kepada keberhasilan kampanye glasnost.[12]

Reaksi negara lain

sunting

Pada periode 1980an dan 1990an, presiden Amerika Serikat, George H. W. Bush memberi dukungan solidaritas untuk Gorbachev, namun tidak pernah memberi dukungan nyata terhadap reformasi yang diajukan Gorbachev. Kenyataannya, aturan "Tidak boleh ada bailout untuk Gorbachev" justru malah konsisten diterapkan selama bertahun-tahun, membuat dukungan Amerika Serikat atas kampanye perestroika, malah minimalis.

Faktor lainnya adalah sikap skeptis duni barat terhadap Gorbachev, saran para ahli untuk tidak terburu-buru menceburkan diri dalam membantu Uni Soviet, dan penentangan terang-terangan terhadap bantuan bagi Gorbachev oleh kubu konservatif, kongres, dan masyarakat Amerika Serikat secara keseluruhan. Padahal Bush sendiri sebenarnya bisa saja memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat ikatan kedua negara, seperti juga yang dilakukan Harry S. Truman kepada negara-negara .

Saat Amerika Serikat membutuhkan bantuan dalam penyatuan Jerman, Gorbachev terbukti memberi dukungan solusi yang signifikan terhadap masalah Jerman. Goerge HW Bush mengakui bahwa upaya Gorbachev memang membawa Uni Soviet ke arah yang tepat. Dia bahkan menyatakan Gorbachev harus diberi salam hormat, sebagai arsitek dari perestroika, "...yang memperbaiki masalah hubungan Uni Soviet dengan Plandia, Cekoslovakia, dan GDR... dan negara-negara lainnya, yang telah meraih kemerdekaan," dan "sekalipun mendapat tekanan luar biasa dari dalam negeri, khususnya masalah ekonomi."

Akibatnya dunia barat sendiri kehilangan kesempatan untuk menanamkan pengaruh di pemerintahan Soviet. Memang secara tidak langsung Uni Soviet membantu ekspansi investasi dunia barat, namun pada kenyataannya dana masuk tidak berhasil dikelola di dalam negeri.

Referensi

sunting
  1. ^ Gorbachev, Mikhail (1987). Perestroika: New Thinking for Our Country and the World. New York: Harper Collins.  dikutip dalam Kishlansky, Mark A., ed. (2001). Sources of the West: Readings in Western Civilization. 2 (edisi ke-4). New York: Longman. hlm. 322. 
  2. ^ Kotkin, Stephen (2008) [2001]. Armageddon Averted: The Soviet Collapse, 1970-2000  (edisi ke-2). Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-280245-3. 
  3. ^ vanden Heuvel, Katrina; Cohen, Stephen F. (16 November 2009). "Gorbachev on 1989". The Nation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Mei 2012. 
  4. ^ "Leningrad under Gorbachev: Perestroika and the fall of Communism (1984–1991)". 
  5. ^ Bill, Keller (4 June 1987). "New struggle in the Kremlin: How to change the economy". The New York Times. Diakses tanggal 7 February 2017. 
  6. ^ Brooks, Karen M. (1988). The Law on Cooperatives, Retail Food Prices, and the Farm Financial Crisis in the U.S.S.R. (PDF). University of Minnesota. Department of Agricultural and Applied Economics. Retrieved on 14 August 2009.
  7. ^ "LEGISLATORS WEIGH IN ON COOPERATIVES LAW". The Washington Post. 
  8. ^ "Deadlock of "Perestroika"". UaWarExplained.com (dalam bahasa Inggris). 2022-03-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-03-29. 
  9. ^ "On Reorganization and the Party's Personnel Policy". Pravda (dalam bahasa Russian). 27 January 1987.  (Gorbachev's report to the Plenum of the Central Committee of the CPSU).
  10. ^ a b Mishota, Yugina; Mantovani, Manuela; Pietrobon, Alessandra (31 January 2019). The right of peoples to self-determination in the Post Soviet area: the case of Abkhazia (PDF). University of Padua, Faculty of International Private and Labour Law. hlm. 22, 18. OCLC 1138915891. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 20 July 2021.  (PhD thesis).
  11. ^ Gidadhubli, R. G. (1987). "Perestroika and Glasnost". Economic and Political Weekly. 22 (18): 784–787. ISSN 0012-9976. 
  12. ^ McForan, D.W.J. (Autumn 1988). "Glasnost, Democracy, and Perestroika". International Social Science Review. 63 (4): 166. JSTOR 41881835. 

Pranala luar

sunting
Didahului oleh:
Era Stagnasi
Sejarah Rusia
Sejarah Uni Soviet

10 Maret 1985 – 25 Desember 1991
Diteruskan oleh:
Pembubaran Uni Soviet
Di Rusia:
Yeltsinisme