Pertempuran Laut Jawa II

foto di ambil dari masa sejarah

Pertempuran Laut Jawa Kedua adalah aksi angkatan laut terakhir dalam Kampanye Hindia Belanda pada tahun 1941-1942. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 1 Maret 1942, dua hari setelah Pertempuran Laut Jawa yang pertama. Pertempuran ini menjadi akhir dari kapal-kapal perang Sekutu terakhir yang beroperasi di perairan sekitar Jawa, yang memungkinkan pasukan Jepang menyelesaikan penaklukan mereka atas Hindia Belanda tanpa hambatan.

Pertempuran Laut Jawa II
Bagian dari Perang Dunia II, Perang Pasifik

HMS Exeter tenggelam
Tanggal1 Maret 1942
LokasiLaut Jawa, Hindia Belanda
Hasil Kemenangan Jepang
Pihak terlibat
 Jepang  Britania Raya
 Amerika Serikat
Tokoh dan pemimpin
Takeo Takagi
Ibo Takahashi
Oliver Gordon
Kekuatan
4 kapal penjelajah berat
5 kapal perusak
1 kapal induk ringan
2 tender pesawat amfibi
1 kapal penjelajah berat
2 kapal perusak
Korban
1 kapal perusak rusak 800 ditangkap
1 kapal penjelajah berat ditenggelamkan
2 kapal perusak ditenggelamkan

Latar belakang

sunting

Armada American-British-Dutch-Australian Command yang dikalahkan pada pertempuran pertama pada tanggal 27 Februari 1942 telah dibubarkan ataupun ditenggelamkan oleh Jepang.

HMAS Perth dan USS Houston telah mundur ke Tanjong Priok, pelabuhan ibu kota, Batavia, di barat pulau. Kedua kapal ini ditarik melalui Selat Sunda ke Tjilatjap di selatan pulau dan pergi pada malam 28 Februari; namun menghadapi Angkatan Penyerang Barat Jepang di malam hari di Teluk Banten, kedua kapal itu tenggelam. Peristiwa ini disebut sebagai Pertempuran Selat Sunda.

HMS Exeter, yang rusak parah dalam pertempuran itu, telah menarik diri ke Surabaya di timur, dikawal oleh kapal pemburu Belanda HNLMS Witte de With. Di sana kapal itu ditemani oleh HMS Encounter, yang tiba dengan yang selamat dari HNLMS Kortenaer. Di Surabaya jualah 4 kapal pemburu AS dari Destroyer Squadron (Des Ron) 58, yang juga telah menarik mundur dari pertempuran itu, dan USS Pope, yang sudah diperbaiki.

Pada tanggal 28 Februari, setelah senjakala, USS John D. Edwards, USS John D. Ford, USS Alden, dan USS Paul Jones, dari DesRon 58 pergi ke Australia melalui Selat Bali; setelah berhadapan sebentar dengan kapal pemburu Jepang mereka tiba di Fremantle pada tanggal 4 Maret.

Setelah perbaikan darurat Exeter juga pergi untuk perbaikan lanjutan di Ceylon, pergi di petang hari pada tanggal 28 Februari, dan dikawal oleh Encounter dan Pope. Witte de With tidak bisa pergi akibat masalah mesin, dan kemudian dibom dan ditenggelamkan di Surabaya pada tanggal 2 Maret.

Karena terlalu banyak muatan ke Selat Bali, Exeter diputuskan untuk pergi melalui Selat Sunda, yang diperkirakan masih terbuka; pada pagi 1 Maret bertemu dengan 3 kapal Sekutu di barat laut Pulau Bawean, mengarah ke barat. Kapal-kapal itu dibuat 23 knot, sebanyak Exeter bisa atur.

Pertempuran

sunting
 
(Kapal Penjelajah Berat Jepang, 1929) Foto kemungkinan diambil antara Desember 1931 dan November 1932, saat ia menjadi kapal peringkat ketiga dari Skuadron Kapal Penjelajah 4, Armada Keempat. Prasasti Jepang di kanan bawah berbunyi (dari kanan ke kiri): Kapal penjelajah besar Haguro, Myoko.

Pada pukul 4:00 tanggal 1 Maret kapal-kapal itu terlihat ke barat; keadaannya tak cukup baik untuk bertempur, Exeter dan pengawalnya berganti arah ke barat laut untuk menghindari kontak.

Kapal itu terlihat lagi pada pukul 7:50, ke barat daya; kembali kapal Sekutu harus berubah arah untuk menghindarinya.

Pada pukul 9:35, 2 kapal penjelajah berat terlihat mendekat dari selatan; kapal-kapal itu adalah Nachi dan Haguro dari Angkatan Invasi Timur dengan 3 kapal pemburu, di bawah Laksamana Takagi Takeo, yang telah dihadapi 2 hari sebelumnya dalam Pertempuran Laut Jawa.

Exeter dan kapal pemburu itu berbalik ke timur laut dan menambah kecepatan, tetapi segera terlihat dari barat laut; inilah Laksamana Takahashi Ibo dengan 2 kapal penjelajah, Ashigara dan Myoko, dengan 2 kapal pemburu.

Mendekati masing-masing sisi kapal Sekutu yang lari itu, kapal penjelajah itu melepas tembakan pada pukul 10:20 saat sampai di kisaran tembak.

Encounter dan Pope membalas dengan membuat asap, dan kemudian mencoba menyerang dengan torpedo, sementara Exeter kembali menembak, tetapi pada pukul 11:20 Exeter menderita hantaman besar di ruang ketelnya, menyebabkan hilangnya kekuatan dan membuatnya melambat hingga 4 knot.

Saat 4 kapal penjelajah Jepang mendekati Exeter, Encounter dan Pope diperintahkan untuk mengerahkan kecepatan maksimal, untuk mencoba lepas dari pengejaran; diterjang tembakan, Exeter dibuat diam di tempat, dan kapal pemuru Inazuma mendekat untuk menyerang dengan torpedo. Exeter tenggelam pada pukul 11:40, 50 mil di selatan Borneo.

Kapal penjelajah itu mengubah perhatian ke kapal pemburu yang melarikan diri; Encounter dengan cepat dihantam oleh tembakan granat 8 inchi dan tenggelam, tetapi Pope bisa mencapai kecepatan maksimal dan lepas dari pengamatan.

Istirahat hanya bisa sebentar, bagaimanapun; segera setelah tengah hari kapal ini terlihat oleh pesawat dari kapal induk Ryujo, yang meliputi Angkatan Invasi Barat; kapal ini dihujani bom penyelusup dan tenggelam sekitar pukul 12:50.

Hanya ada 800 orang yang selamat; mereka dibawa dan ditahan oleh Jepang.

Buntut pertempuran ini, kapal Sekutu yang selamat dibubarkan untuk menemukan pelabuhan yang aman, tetapi karena Jawa telah diserang Jepang, amat perlu untuk beristirahat lebih lama.

Rujukan

sunting
  • Stephen Roskill: The War at Sea 1939-1945 Vol II (1956 ) ISBN (tiada)
  • Samuel Eliot Morison: History of United States Naval operations in World War II: Vol III The Rising Sun in the Pacific (1948 ) ISBN (tiada)
  • Eric Groves: Sea Battles in Close-Up WWII Vol 2 (1993) ISBN 07110 2118 X
  • Donald MacIntyre: The Battle for the Pacific (1966 ) ISBN (tiada)