Pertempuran Prancis

artikel daftar Wikimedia

Pertempuran Prancis (bahasa Prancis: bataille de France, bahasa Inggris: battle of France; 10 Mei – 25 Juni 1940), juga dikenal sebagai Kampanye Barat (bahasa Jerman: Westfeldzug), Kampanye Prancis (bahasa Jerman: Frankreichfeldzug, bahasa Prancis: campagne de France) dan Jatuhnya Prancis, selama Perang Dunia II adalah invasi Jerman ke Prancis, yang memperkenalkan taktik-taktik yang masih digunakan. Prancis dan Negeri Rendah ditaklukkan, mengakhiri operasi darat di Front Barat hingga pendaratan Normandia pada tanggal 6 Juni 1944.

Dalam Fall Gelb ("Kasus Kuning"), unit lapis baja Jerman melakukan dorongan yang mengejutkan melalui Ardennes dan kemudian sepanjang lembah Somme, memotong dan mengelilingi unit-unit Sekutu yang telah maju ke Belgia untuk menghadapi pasukan Jerman di sana. Pasukan Britania, Belgia dan Prancis terdorong ke laut oleh Jerman. Angkatan laut Britania dan Prancis mengevakuasi anggota dari Pasukan Ekspedisi Britania (BEF) dan angkatan darat Prancis dan Belgia dari Dunkirk dalam Operasi Dynamo.

Rencana awal

sunting

Pada bulan Oktober 1939, pucuk pimpinan tentara Jerman (OKH, singkatan dari Ober Kommando Des Heeres) sudah mempunyai rencana untuk menyerang sekutu di Eropa Barat. Menurut rencana ini, puluhan divisi akan menyerang dalam garis-garis yang paralel, dengan sayap kanannya sebagai tulang punggung ofensif ini. Rencana ini ada baiknya, sederhana. Tapi buruknya mirip sekali dengan yang pernah digunakan Jerman pada Perang Dunia I, yang dikenal sebagai rencana Schlieffen. Disaat itulah muncul Jenderal Erich Von Manstein yang memiliki rencana yang berbeda.

Rencana Manstein

sunting

Manstein berencana menerobos pertahanan musuh di wilayah pegunungan Ardennes, karena menurutnya musuh tidak akan menduga suatu ofensif Jerman melalui wilayah pegunungan itu. Manstein lalu menyusun sebuah memorandum kepada OKH yang intisarinya sebagai berikut: Tulang punggung ofensif Jerman bukan sayap kanan, tetapi sayap kiri yang terdiri dari divisi tank dan kendaraan bermotor, yang menerjang kearah sedan melalui Ardennes. Rencana itu lalu dikirim kepada OKH, tetapi jendral-jendral lembaga ini tidak meneruskannya kepada Hitler.

Bulan Januari 1940, sebuah pesawat karena cuaca buruk mendarat di wilayah Belgia. Dalam pesawat itu terdapat sebagian dari perintah operasi bagi Armada Udara Pertama, yang tidak sempat dimusnahkan sehingga jatuh ketangan pemerintah Belgia, lalu diteruskan kepada Inggris-Prancis. Bocornya rencana ini membuat Hitler mengubah rencananya, dia pun lebih bersedia untuk menerima usul-usul Manstein. Hitler setuju, dan rencana Manstein akan dilaksanakan tanggal 10 Mei 1940.

 
Tank belgia yang ditinggalkan diperiksa oleh tentara Jerman

Serangan Jerman

sunting

Pada 10 Mei 1940, bom-bom Jerman dijatuhkan pada sasaran-sasaran di Belanda dan Belgia. Belanda sengaja menimbulkan banjir di sebagian wilayahnya untuk menahan laju tentara Jerman, tetapi Jerman menerjunkan pasukan payung di belakang willayah yang tergenang air itu. Kota Rotterdam dibom sampai hancur oleh Luftwaffe, dalam empat hari pertahanan Belanda runtuh. Keruntuhan Belgia menyusul dua minggu kemudian.

Tentara Prancis saat itu menduga Jerman akan menyerang menurut rencana Schilieffen. Tentara Jerman sengaja menarik perhatian lawannya kejurusan Belanda dan Belgia, yang diserbu oleh Army Group B. Serangan ini dilakukan secara mencolok, pasukan payung diterjunkan, 1000 pesawat Luftwaffe dipusatkan disana, termasuk tiga divisi Panzer. Prancis mengira bahwa Army Group B itulah tulang punggung ofensif Jerman. Tentara Prancis-Inggris menyerbu ke bagian utara Belgia untuk menghadapi Army Group B.

Namun tulang punggung Tentara Jerman bukan terletak pada Army Group B di utara, tetapi di selatan (Ardennes) oleh Army Group A yang terdiri dari tujuh divisi tank. Tidak diduga oleh Prancis, menyerbulah ratusan tank ini ke Ardennes di bawah pimpinan Jenderal Heinz Guderian. Setelah menyeberangi sungai Mass dekat Sedan, lalu tiba di tanah datar. Secepat kilat menggelindinglah tank-tank itu ke arah barat, di belakang garis depan Inggris-Prancis. Hanya dalam beberapa hari Guderian sampai di Boulogne, Calais, di pantai samudera Atlantik. Tentara Inggris-Prancis terbelah menjadi dua.

Dunkirk

sunting

Tanggal 23 Mei Guderian berada hanya beberapa mil dari pelabuhan Dunkirk tempat ratusan ribu serdadu Prancis-Inggris sudah berkumpul untuk mengungsi ke Inggris. Saat Guderian ingin menyerbu kota tersebut, Hitler memerintahkan pasukan tank Guderian berhenti. Alasan Hitler itu masih belum diketahui. Akibat perintah Hitler ratusan ribu Tentara sekutu dapat dievakuasi.

Dalam evakuasi Dunkirk Inggris mengerahkan kapal perang, kapal penumpang, kapal pesiar, bahkan kapal nelayan, semua kekuatan maritim Inggris dikerahkan. Luftwaffe mengirim pembom untuk menggagalkan evakuasi itu, tetapi gagal karena tenaga Luftwaffe tidak cukup, di samping juga berkat perlawanan yang hebat dari Angkatan Udara Inggris.

 
Tentara Jerman berbaris di Paris

Jatuhnya Paris

sunting

Pada tanggal 5 Juni, ketika kota Dunkrik jatuh ketangan Jerman setelah evakuasi tentara Inggris selesai, Hitler mengerahkan 10 divisi panzernya dengan 133 divisi infantri ke selatan, ke arah Paris. Prancis cemas, Divisi-divisi mereka yang dapat dikerahkan selain lebih sedikit, juga tidak begitu terlatih. Hampir semua divisinya yang lebih terlatih justru terasing, terpencil di Belgia utara setelah dipotong oleh serangan Guderian.

Meskipun beberapa bagian Prancis memberikan perlawanan yang baik, tetapi banjir Panzer Jerman tak tertahankan. Tanggal 10 Juni pemerintahan Prancis meniggalkan Paris. Empat hari kemudian Paris jatuh tanpa perlawanan. Reynaud digantikan sebagai perdana menteri oleh Marsekal Pétain dan dia pada tanggal 17 Juni minta diadakan gencatan senjata.

Pranala luar

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ a b Hingga 17 Mei
  2. ^ Sejak 17 Mei
  3. ^ Hooton menggunakan Bundesarchiv, Militärarchiv di Freiburg. Kekuatan Luftwaffe termasuk glider dan transportasi yang digunakan dalam serangan di Belanda dan Belgia.[3]
  4. ^ Hooton menggunakan Arsip Nasional di London untuk catatan RAF, termasuk "Air 24/679 Operational Record Book: The RAF in France 1939–1940", "Air 22/32 Air Ministry Daily Strength Returns", "Air 24/21 Advanced Air Striking Force Operations Record" dan "Air 24/507 Fighter Command Operations Record". Untuk Armée de l'Air, Hooton menggunakan "Service Historique de Armée de l'Air (SHAA), Vincennes".[3]
  5. ^ Steven Zaloga wrote, "Of the 2,439 panzers originally committed 822, or about 34 per cent, were total losses after five weeks of fighting.... Detailed figures for the number of mechanical breakdowns are not available and are not relevant as in the French case, since, as the victors, the Wehrmacht could recover damaged or broken-down tanks and put them back into service".[11]
  6. ^ Official Italian report on 18 July 1940: Italian casualties amounted to 631 or 642 men killed, 2,631 wounded and 616 reported missing. A further 2,151 men suffered from frostbite during the campaign.[12][13][14]
  7. ^ Prancis:
    ≈60,000 tewas
    200,000 terluka
    12,000 hilang[15][16]
    Britania:
    3,500–5,000 tewas
    16,815 terluka
    47,959 hilang atau tertangkap[5][17][18]
    Belgia:
    6,093 tewas
    15,850 terluka
    500 hilang[19][20]
    Belanda:
    2,332 tewas
    7,000 terluka
    Polish:
    5,500 tewas atau terluka[21]
    Luksemburg:
    7 terluka[22]
  8. ^ Steven Zaloga notes that "According to a postwar French Army study, French tank losses in 1940 amounted to 1,749 tanks lost out of 4,071 engaged, of which 1,669 were lost to gunfire, 45 to mines and 35 to aircraft. This amounts to about 43 per cent. French losses were substantially amplified by the large numbers of tanks that were abandoned or scuttled by their crews".[4]
  9. ^ Jonathan Fennell notes "Losses 'included 180,000 rifles, 10,700 Bren guns, 509 two-pounder anti-tank guns, 509 cruiser tanks and 180 infantry tanks'."[24]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b c d e f Scheck 2010, hlm. 426.
  2. ^ a b c Umbreit 2015, hlm. 279.
  3. ^ a b c d Hooton 2007, hlm. 47–48.
  4. ^ a b Zaloga 2011, hlm. 73.
  5. ^ a b c Frieser 1995, hlm. 400.
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Autopsie d p. 59
  7. ^ Sheppard 1990, hlm. 88.
  8. ^ Hooton 2010, hlm. 73.
  9. ^ Murray 1983, hlm. 40.
  10. ^ Healy 2007, hlm. 85.
  11. ^ Zaloga 2011, hlm. 76.
  12. ^ Sica 2012, hlm. 374.
  13. ^ Porch 2004, hlm. 43.
  14. ^ Rochat 2008, para. 19.
  15. ^ Gorce 1988, hlm. 496.
  16. ^ Quellien 2010, hlm. 262–263.
  17. ^ French 2001, hlm. 156.
  18. ^ Archives, The National. "The National Archives | World War II | Western Europe 1939–1945: Invasion | How worried was Britain about invasion 1940–41?". archive.wikiwix.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 March 2023. Diakses tanggal 14 January 2023. 
  19. ^ Dear & Foot 2005, hlm. 96.
  20. ^ Ellis 1993, hlm. 255.
  21. ^ Jacobson, 2015, nopp
  22. ^ "Inauguration du Monument érigé à la Mémoire des Morts de la Force Armée de la guerre de 1940–1945" (PDF). Grand Duché de Luxembourg Ministére D'État Bulletin D'Information (dalam bahasa Prancis). 4 (10). Luxembourg: Service information et presse. 31 October 1948. hlm. 147. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 8 January 2017. Diakses tanggal 22 Mei 2020. 
  23. ^ Hooton 2007, hlm. 90.
  24. ^ Fennell 2019, hlm. 115.

Referensi

sunting