Pertempuran Beroia
Pertempuran Beroia adalah pertempuran yang meletus pada tahun 1122 antara Pecheneg melawan Kekaisaran Romawi Timur yang dipimpin oleh Kaisar Yohanes II Komnenos di Beroia (wilayah yang kini ada di Stara Zagora, Bulgaria).
Pertempuran Beroia | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Kaisar Yohanes II Komnenos, komandan tentara Romawi Timur selama pertempuran. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kekaisaran Romawi Timur | Pecheneg | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Yohanes II Komnenos | Tidak diketahui | ||||||
Kekuatan | |||||||
Tidak diketahui
| Tidak diketahui | ||||||
Korban | |||||||
Tidak diketahui | Tidak diketahui |
Latar belakang
suntingPada tahun 1091, Pecheneg menyerang Romawi Timur, dan telah dikalahkan oleh ayah Yohanes II, Alexios I Komnenos, dalam Pertempuran Levounion. Pertempuran tersebut menewaskan semua tentara Pecheneg yang ikut serta; namun, beberapa kelompok Pecheneg tidak ikut serta. Pada tahun 1122, Pecheneg dari Rusia menyeberangi sungai Donau dan memasuki wilayah Romawi Timur.[1] Kaisar Yohanes II Komnenos dari Romawi Timur memutuskan untuk menghadapi dan mengusir Pecheneg.
Pertempuran
suntingKaisar Romawi Timur mengumpulkan tentaranya di dekat Konstantinopel dan maju untuk secepat mungkin menghadapi angkatan bersenjata Pecheneg. Sementara itu, Pecheneg telah menyeberangi Pegunungan Haemus (Pegunungan Balkan) dan berkemah di dekat kota Beroia di Thrakia. Kaisar pada awalnya memberikan hadiah kepada kepala suku Pecheneg, dan menawarkan traktat yang akan menguntungkan Pecheneg. Pecheneg berhasil ditipu, dan akibatnya mereka sangat terkejut ketika tentara Romawi Timur melakukan serangan mendadak terhadap gerobak defensif mereka (laager). Pecheneg berusaha melawan dengan mengirim serangkaian pemanah berkuda yang terus-menerus menembakkan panah. Mereka sangat bergantung kepada laager mereka sebagai titik untuk pengerahan pasukan, tempat untuk mengisi ulang panah, dan tempat pertahanan terakhir. Pertempuran berlangsung sengit dan kaki Kaisar Yohanes terluka akibat dipanah. Namun, tentara Romawi Timur berhasil memukul mundur Pecheneg dan mengurung mereka di laager mereka.[2] Namun, Pecheneg mampu bertahan hingga Yohanes menugaskan Penjaga Varangia untuk menembus pertahanan mereka. Varangia dengan kapak Denmark mereka mampu menghancurkan posisi Pecheneg, sehingga Romawi Timur mengalami kemenangan mutlak, dan tentara Pecheneg yang selamat ditangkap dan menjadi tentara Romawi Timur.[3]
Akibat
suntingKemenangan Romawi Timur berhasil menghancurkan Pecheneg. Komunitas Pecheneg masih bertahan di Hungaria, tetapi nantinya identitas mereka akan hilang dan terasimilasi dengan bangsa-bangsa lain seperti Bulgaria atau Magyar. Bagi Romawi Timur, perang masih belum selesai karena tentara Hungaria menyerang Branitshevo pada tahun 1128.[4] Namun, kemenangan terhadap Pecheneg, dan nantinya Bulgaria, memastikan bahwa semenanjung Balkan akan tetap dikuasai oleh Romawi Timur, sehingga Yohanes mampu memusatkan perhatiannya terhadap Asia Kecil dan Tanah Suci.
Catatan kaki
sunting- ^ Angold 1997, hlm. 184.
- ^ Birkenmeier 2002, hlm. 90.
- ^ Cinnamus 1976, hlm. 16; Choniates & Magoulias 1984, hlm. 11.
- ^ Angold 1984, hlm. 154.
Referensi
sunting- Angold, Michael (1984). The Byzantine Empire, 1025–1204: A Political History (First Edition). London, United Kingdom: Longman. ISBN 978-0-58-249060-4.
- Angold, Michael (1997). The Byzantine Empire, 1025–1204: A Political History (Second Edition). London, United Kingdom: Longman. ISBN 978-0-58-229468-4.
- Birkenmeier, John W. (2002). The Development of the Komnenian Army: 1081-1180. Boston, Massachusetts: Brill. ISBN 90-04-11710-5.
- Choniates, Niketas; Magoulias, Harry J. (trans.) (1984). O City of Byzantium: Annals of Niketas Choniates. Detroit, Michigan: Wayne State University Press. ISBN 978-0-81-431764-8.
- Cinnamus, Ioannes (1976). Deeds of John and Manuel Comnenus. New York, New York and West Sussex, United Kingdom: Columbia University Press. ISBN 978-0-23-104080-8.
- Curta, Florin (2006). Southeastern Europe in the Middle Ages 500-1250. Cambridge, United Kingdom: Cambridge University Press. ISBN 978-0-52-181539-0.