Piroforik (pyrophoric) atau bahan kimia piroforik adalah suatu zat berbentuk cairan, padatan, ataupun gas yang mudah terbakar secara spontan (dalam waktu lima menit) apabila terpapar atau bereaksi secara langsung dengan uap air,[1] oksigen,[2] atau dalam suatu kondisi di udara terbuka ketika suhu berada di titik kurang dari atau sama dengan 130 °F/ 54,44 °C.[3] Paparan terhadap uap air dapat menyebabkan bahan piroforik ini mengembangkan panas, menghasilkan api, serta dari produk sampingnya yang berbahaya yang bersifat korosif, teratogenesitas[4] dan mudah terbakar.[5] Contoh bahan piroforik berbentuk cairan diantaranya adalah; organolitium (aril dan alkil litium, n-butilitium, t-butilitium, litium amida, litium alkoksida), pereaksi Grignard (alkil dan magnesium aril halida, metilmagnesium klorida, alilmagnesium bromida), organoseng (seng dietil), alkil aluminium (trimetilaluminium, diisobutilaluminum hidrida) logam karbonil (nikel karbonil, besi pentakarbonil), dan silikon halida (diklorometilsilana). Kemudian bahan piroforik berbentuk padatan meliputi; hidrida logam (natrium hidrida, kalium hidrida, litium aluminium hidrida, uranium trihidrida), logam alkali (litium, natrium, kalium, sesium, rubidium), nonlogam (fosfor putih), serbuk logam (aluminium, bismut, kobalt, magnesium, besi, kalsium, titanium, uranium, mangan, timah, seng, zirkonium), dan katalis hidrogenasi (nikel raney, paladium pada karbon). Dan bahan piroforik yang berbentuk gas adalah silana, diborana, arsina serta fosfina.[3][6][7]

Piroforik plutonium (terbakar secara spontan jika terkena udara, menyebabkannya bersinar seperti bara).

Perlindungan dari Bahaya sunting

Secara umum penggunaan bahan piroforik hanya terjadi di laboratorium kimia yang telah memiliki persetujuan atau lisensi dengan tujuan untuk penelitian. panduan yang harus ditinjau dan diikuti ketika berurusan dengan bahan kimia piroforik yang paling mendasar adalah ketersedian fasilitas serta cara penanganan bahaya yang ditimbulkan. Fasilitas laboratorium yang dibutuhkan adalah kap asap kimia atau lemari asap, yang mana penggunaan lemari asap diperlukan untuk mencegah pelepasan uap yang mudah terbakar di laboratorium. lemari asap dirancang untuk menangkap uap kimia dan bagian kap atau penutupnya berfungsi sebagai pelindung jika terjadi percikan akibat reaksi kimia. Selanjutnya adalah perisai ledakan, semua reaksi bahan kimia piroforik yang sudah pasti menimbulkan risiko harus dilakukan di dalam lemari asap. Perisai ledakan (blast shield) ini digunakan dalam kondisi jika memungkinkan terjadinya risiko ledakan, bahaya percikan, atau reaksi yang sangat eksotermik. Perisai ledakan portabel dapat ditempatkan di depan suatu lemari asap yang berisi bahan yang sangat reaktif. Kemudian adalah vakum pelindung, berfungsi untuk menghindari dari beling-beling atau barang pecah belah yang dapat meledak dan menghempaskan serpihan kaca serta bahan kimia lain yang berceceran. Dan yang terakhir adalah kotak sarung tangan atau wadah bersegel, merupakan sebuah wadah tertutup dengan ornamen berupa lubang yang memungkinkan seseorang dapat memanipulasi objek didlamnya tanpa berhubungan kontak secara langsung.[2][3]

Hal lain yang tak kalah penting adalah penanganan terhadap limbah wadah sisa bahan piroforik. Wadah yang telah dipakai disimpan dalam ruang tertutup dengan tekanan nitrogen rendah. Untuk reaktan atau pereaksi kimia yang masih tersisa di dalam botol, dapat dihidrolisis menggunakan gas inert atau gas lengai secara terus-menerus.[8]

Referensi sunting

  1. ^ "Pyrophoric Materials". www.k-state.edu. Diakses tanggal 2020-05-27. 
  2. ^ a b "Pyrophoric Materials - Radiological and Environmental Management - Purdue University". www.purdue.edu. Diakses tanggal 2020-05-23. 
  3. ^ a b c "SOP: Pyrophoric Chemicals | PennEHRS". ehrs.upenn.edu. Diakses tanggal 2020-05-27. 
  4. ^ Department of Environmental Health and Safety. "Guidelines for Pyrophoric materials". The Ohio State University Environmental Health and Safety. Diakses tanggal 27 Maret 2020. 
  5. ^ "Pyrophoric Materials". ehs.princeton.edu. Diakses tanggal 2020-05-27. 
  6. ^ "Pyrophoric Chemicals | Laboratory Safety | Environmental Health and Safety | Brandeis University". www.brandeis.edu. Diakses tanggal 2020-05-27. 
  7. ^ "Pyrophoric Materials - Lab Safety - Grand Valley State University". www.gvsu.edu. Diakses tanggal 2020-05-27. 
  8. ^ "Pyrophoric Reagents Handling in Research Labs | Environmental Health and Safety". ehs.research.uiowa.edu. Diakses tanggal 2020-05-27.